Transformasi di BUMN terus dilakukan. Selain melakukan restrukturisasi, BUMN saat ini juga mempertajam fokus bisnisnya. Seperti diungkap Menteri BUMN Erick Thohir, salah satu fokus ke depan adalah mengoptimalkan peran BUMN di era ekonomi digital.
Untuk membantu misi tersebut, Erick Thohir pun menunjuk Fajrin Rasyid sebagai ketua Forum Digital BUMN (Fordigi). Forum ini menjadi media berkumpul dan berdiskusi IT Leader dari seluruh perusahaan BUMN Indonesia. “Fordigi pada dasarnya adalah mitra bagi Kementerian BUMN untuk meningkatkan daya saing BUMN di kelas dunia, terutama di area IT dan digital,” jelas Fajrin dalam wawancara khusus dengan InfoKomputer.
Fordigi ini sebenarnya pengembangan dari forum sebelumnya yang bernama Forti BUMN. Selain ganti nama, perubahan juga terlihat dari struktur organisasi yang lebih lengkap. “Sebagai Sekjen ada Pak Hariyadi (Direktur Operasi dan Digital Service PT. POS, Red), sementara bendahara ada Mas Arga (Arga M. Nugraha, Direktur Digital dan Teknologi Informasi Bank BRI, red)” ujar Fajrin.
Pengembangan juga dilakukan dengan membentuk lima bidang prioritas. Lima bidang tersebut adalah Capacity Building, Governance, Risk and Compliance, Technology Leadership, Ecosystems Development, dan Collaborative Innovation.
Pembentukan lima bidang tersebut diharapkan dapat mengakselerasi transformasi digital di BUMN. Contohnya bidang Technology Leadership yang menjadi ujung tombak pemanfaatan teknologi baru yang potensial. Sementara bidang Collaborative Innovation berfokus pada penciptaan kolaborasi antar BUMN maupun pihak lain dalam melahirkan inovasi digital.
Transformasi di BUMN
Fajrin sendiri melihat, transformasi digital di BUMN sudah berjalan di jalur yang tepat. Salah satu indikatornya adalah peningkatan nilai perusahaan BUMN di Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). Sebagai informasi, INDI 4.0 adalah indeks Kementerian Perindustrian Indonesia yang mengukur kesiapan industri untuk bertransformasi menuju Industri 4.0. “Memang ada yang turun, tapi secara umum nilai INDI 4.0 dari BUMN mengalami peningkatan,” ungkap Fajrin.
Peningkatan ini tidak lepas dari kesadaran manajemen BUMN untuk memanfaatkan teknologi digital. “Hampir semua industri membutuhkan digitalisasi, hanya skalanya saja yang berbeda,” kata pria yang rajin olahraga lari ini. Ada BUMN yang memanfaatkan digitalisasi untuk mendapatkan sumber pendapatan baru, ada juga yang memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi. “Contohnya Telkom atau Himbara, tentunya harus memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan revenue,” tambah Fajrin yang sehari-hari menjabat sebagai Direktur Digital Business Telkom tersebut.
Karena itu, penting bagi setiap BUMN untuk dapat mengidentifikasi masalah, lalu memilih teknologi yang tepat untuk menjawab masalah tersebut. Di sinilah peran Fordigi menjadi relevan. Melalui pertemuan rutin yang dilakukan, anggota Fordigi bisa saling berbagi tantangan maupun pengalaman terkait perjalanan transformasi digitalnya.
Fordigi juga menjadi platform yang menjembatani kolaborasi antar BUMN. “Karena kami di Telkom, misalnya, membutuhkan expertise di masing-masing vertikal industry,” ujar Fajrin. Kolaborasi ini pun sudah menampakkan hasil. Contohnya distribusi vaksin Covid-19 yang menjadi ajang kolaborasi antara Telkom dengan Biofarma. “Jadi Telkom dan Biofarma bersama membangun sistem digital yang real-time untuk distribusi vaksin,” ungkap Fajrin mencontohkan.
Tantangan Fordigi
Di tengah giatnya BUMN melakukan transformasi digital, beberapa tantangan memang muncul. Salah satunya adalah di sisi talenta. Untuk menjawab tantangan tersebut, Fordigi memiliki bidang Capacity Building yang memiliki tugas meningkatkan kemampuan digital dari talenta di BUMN. “Hal ini selaras dengan target Kementerian BUMN yang ingin membangun 200 ribu talenta BUMN yang memiliki kemampuan digital,” ungkap Fajrin.
Sebagai program jangka pendek, pengembangan kapasitas ini dilakukan dengan memperbanyak training atau pelatihan. “Fordigi mencoba mengumpulkan capability apa yang paling dibutuhkan teman-teman di BUMN, lalu menyelenggarakan pelatihan yang sesuai,” ungkap Fajrin. Sedangkan di jangka panjang, Fordigi juga memiliki rencana untuk memfasilitasi pertukaran talenta antar BUMN.
Tantangan lain yang juga ingin dijawab Fordigi adalah meningkatkan kolaborasi. Fajrin meyakini, kolaborasi akan meningkatkan peran BUMN di era digital ekonomi seperti saat ini. “Saya suka menggunakan istilah co-opetition, cooperative competition,” ungkap Fajrin. Maksudnya, kolaborasi bisa dilakukan di satu area, meski di area lain terjadi kompetisi antara pihak yang berkolaborasi.
Rencana Fordigi ini sendiri mendapat dukungan sepenuhnya dari Kementerian BUMN. “Saya melihat, dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian BUMN sangat inovatif dalam melakukan perubahan,” tambah Fajrin. Contohnya melalui penyederhanaan regulasi yang memudahkan langkah perusahaan BUMN dalam berinovasi maupun berkolaborasi.
Mimpi Fajrin ke Depan
“Fordigi pada dasarnya adalah mitra bagi Kementerian BUMN untuk meningkatkan daya saing BUMN di kelas dunia, terutama di area IT dan digital” (Fajrin Rasyid, Ketua Fordigi)
Fajrin sendiri ditunjuk menjadi Erick Thohir menjadi ketua Fordigi sejak April 2022 lalu. Di posisinya ini, Fajrin memiliki mimpi untuk mengubah citra BUMN. “Saya ingin publik melihat BUMN sebagai kawah candradimuka untuk inovasi dan digitalisasi,” ungkap pendiri Bukalapak ini. Salah satu indikatornya adalah ketika talenta terbaik Indonesia tertarik bergabung ke BUMN karena ada kejelasan visi membangun negeri.
“Karena di Telkom, di Himbara, di PLN, dan BUMN lain ada tantangan yang membutuhkan digital capability,” tambah Fajrin. “Dan ketika kita bisa menjawab tantangan tersebut, dampaknya pun akan terasa ke seluruh warga negara Indonesia,” tutup Fajrin.