Untuk keamanannya, server ProLiant Gen11 mengandalkan beberapa fitur, termasuk keamanan di level silikon dengan HPE Silicon Root of Trust. Dengan fitur ini, jutaan baris kode firmware dilindungi dari ancaman malware dan ransomware, yaitu dengan memberikan digital fingerprint yang unik pada server.
Sejumlah fitur keamanan inovatif lainnya pada server ini adalah Security Protocol and Data Model (SPDM), versi terbaru HPE Integrated Lights-Out (iLO 6), dan HPE Trusted Supply Chain.
Seiring meningkatnya kebutuhan menjalankan workload yang lebih berat dan kompleks, perusahaan membutuhkan kemampuan komputasi yang lebih optimal. Server HPE ProLiant telah dioptimalkan untuk mampu mengakomodasi berbagai jenis workload, termasuk workload yang menggunakan data secara intensif, seperti AI dan machine learning. Untuk menjalankan berbagai jenis workload ini, compute portfolio ini didukung arsitektur yang beragam, yaitu prosesor 4th Gen AMD EPYC dan prosesor 4th Gen Intel Xeon Scalable.
Dengan keamanan server yang telah ditingkatkan, ditambah lagi dengan penguatan keamanan oleh para mitra di ekosistem HPE, serta konsol manajemen terpadu, HPE ProLiant Gen11 menghadirkan komputasi yang lebih powerful, aman, dan dapat dikelola terlepas dari lokasinya.
“Target industri kita di Indonesia sebenarnya bervariasi, mulai dari telekomunikasi, finansial atau perbankan, manufaktur, sampai pendidikan. Dan ProLiant Gen11 ini kami arahkan untuk hampir semua sektor di Indonesia,” jelas Michael mengenai pasar dari jajaran server terbaru ini.
Dan seperti telah dijelaskan di atas, ProLiant Gen11 dibangun dengan teknologi yang dapat mengoptimalkan platform komputasi sesuai dengan jenis workload-nya (optimized-workload platform). “Customer tak perlu susah-susah ‘ngoprek’ untuk mendapatkan kinerja yang sesuai kebutuhannya,” pungkas Michael Thiotrisno.