Find Us On Social Media :

Apa Itu Modernisasi Aplikasi dan Manfaatnya untuk Perusahaan

By Wisnu Nugroho, Senin, 27 Februari 2023 | 15:05 WIB

Apa itu modernisasi aplikasi?

Dalam beberapa tahun terakhir, modernisasi aplikasi menjadi topik yang ramai dibicarakan. Hal ini tidak lepas dari perubahan bisnis saat ini, yang semakin berorientasi digital dan begitu cepat berubah. Kebutuhan seperti itu menjadi sulit diladeni oleh monolithic application, sehingga inisiatif modernisasi pun menjadi kencang bergulir.

Studi Infosys di tahun 2022 memprediksi, hanya 10% legacy system yang akan tersisa dalam lima tahun ke depan. Sebanyak 50% inisiatif modernisasi aplikasi akan terjadi dalam dua tahun ke depan, yang menunjukkan banyak perusahaan menyadari saatnya meninggalkan aplikasi lamanya.

Apa itu modernisasi aplikasi?

Modernisasi aplikasi adalah proses mengubah aplikasi yang selama ini digunakan (legacy application) menjadi aplikasi yang lebih modern dan sesuai dengan perubahan zaman. Saat ini, diskusi tentang modernisasi aplikasi mengarah kepada proses mengubah monolithic application menjadi aplikasi yang berbasis microservices. 

Baca Juga: Belajar modernisasi aplikasi dari Bank Raya

Pada monolithic application, semua fitur dan komponen aplikasi dibuat menjadi satu kesatuan dengan keterikatan yang kuat. Sementara microservices menggunakan pendekatan sebaliknya, yaitu fitur dan komponen dibagi-bagi ke satuan kecil dengan ikatan yang lebih longgar.

Selain berbeda secara konsep, monolithic dan microservices application juga berbeda dari sisi proses dan platformnya. Monolithic application biasanya dibangun dengan pendekatan waterfall, sementara microservices menggunakan pendekatan DevOps. Platformnya pun berbeda, karena monolithic application biasanya ditempatkan di on-premise sementara microservices memiliki karakteristik yang cocok di lingkungan cloud.

Pendek kata, modernisasi aplikasi melibatkan perubahan mendasar dari sisi arsitektur, cara kerja, maupun infrastruktur digitalnya. 

Mengapa harus modernisasi aplikasi?

Modernisasi aplikasi biasanya diperlukan ketika aplikasi lama sudah tidak bisa (atau sulit) memenuhi kebutuhan bisnis. Analoginya seperti merenovasi rumah. Jika memiliki pondasi yang bagus, rumah tersebut mungkin bisa ditambah satu atau dua tingkat tambahan. Namun tentu saja akan beresiko jika kita membangun rumah lima tingkat dari pondasi lama.

Begitu pula dengan monolithic application. Saat dibangun, monolithic application mungkin sudah memenuhi kebutuhan bisnis saat itu. Namun saat ini, kebutuhan bisnis berubah. Ketika perusahaan ingin berkolaborasi dengan pihak ketiga, misalnya, kita mungkin harus membongkar monolithic application tersebut agar bisa “berbicara” melalui teknologi API. Atau ketika kita ingin menganalisis perilaku konsumen dengan teknologi Artificial Intelligence, kita juga harus melakukan perubahan besar di monolithic application yang kita miliki.

Perubahan di monolithic application memang tetap bisa dilakukan. Namun karena monolithic application dibangun dalam satu kesatuan, setiap perubahan akan berpengaruh ke semua komponen yang ada. Kita harus memastikan perubahan tersebut tidak berpengaruh negatif kepada sistem yang sudah berjalan.