Find Us On Social Media :

Startup Broom Raih Pendanaan Senilai Rp155 Miliar dari Openspace dkk

By Rafki Fachrizal, Selasa, 14 Maret 2023 | 13:20 WIB

Ilustrasi Aplikasi Broom

Startup pengembang platform digital untuk ekosistem mobil bekas, Broom, mengumumkan telah mengumpulkan pendanaan Pra-Seri A senilai USD$10 juta (setara Rp155 miliar).

Pendanaan tersebut dipimpin oleh Openspace, dengan partisipasi dari MUFG Innovation Partners dan BRI Ventures, bersama dengan investor putaran terdahulu AC Ventures dan Quona Capital.

Dengan pendanaan baru ini, Broom akan melanjutkan diversifikasi layanan serta mengembangkan teknologinya lebih jauh untuk melayani lebih banyak showroom, dengan lebih baik.

Broom juga ingin meningkatkan kapasitas modal Buyback agar dapat menangani volume transaksi yang lebih tinggi.

Sebelum ini, Broom telah mendapatkan fasilitas kredit senilai $12 juta (setara Rp186 miliar) dari DBS Indonesia dan BRI.

"Kami berterima kasih atas dukungan dari investor, pemberi pinjaman, dan mitra-mitra kami yang telah mendorong pertumbuhan kami sejauh ini. Kami yakin Broom telah menemukan rumus yang tepat untuk berkembang, dan kami bersemangat untuk melanjutkan perjalanan ini dan semakin memberdayakan teman-teman showroom Broom," papar CEO & Co-Founder Broom, Pandu Adi Laras.

Sementara itu, Ian Sikora, Direktur Eksekutif Openspace mengatakan “Kami sangat senang dapat bermitra dengan Broom dalam misi mereka mengubah cara kerja pembiayaan dealer di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi dan data, Broom membuka sumber pembiayaan baru bagi segmen yang sebelumnya relatif terabaikan. Kami melihat masa depan yang cerah bagi perusahaan ini dan bangga menjadi bagian dari perjalanan mereka.”

Broom didirikan pada Juni 2021 oleh Pandu Adi Laras, Andreas Sutanto dan Pungky Wibawa.

Startup ini memiliki misi memberdayakan ekosistem showroom mobil bekas di Indonesia yang kebanyakan menghadapi keterbatasan akses modal dan masih mengoperasikan bisnisnya secara tak terorganisir.

Produk layanan utama Broom, Buyback, menyediakan modal kerja jangka pendek kepada showroom melalui layanan penjualan mobil temporer.

Skema ini memungkinkan pemilik showroom menjual inventori mobil mereka secara sementara, menggunakan dananya untuk upaya bisnis lainnya, dan membeli kembali mobil tersebut saat jatuh tempo.

Selama proses, showroom juga masih dapat menjual mobil tersebut ke pelanggan, sehingga pemilik showroom dapat mengoptimalkan perputaran inventarisnya maupun modal kerjanya.

Selain itu, Broom juga menawarkan platform manajemen showroom digital yang membantu mereka mengoperasikan bisnis lebih efisien.

Platform ini juga memungkinkan penjualan antar showroom dalam ekosistem Broom, sehingga dapat semakin mempercepat perputaran inventaris.

Alami Pertumbuhan Bisnis yang Positif

Selama setahun terakhir, Broom diklaim telah berkembang dengan pesat. Transaksi yang terjadi di platform Broom telah mencapai $300 juta (setara Rp4,65 triliun) dengan skema Buyback.

Broom juga berhasil merangkul lebih dari 5.000 showroom mobil bekas serta membuka 6 cabang di Jabodetabek, Surabaya, dan Yogyakarta.

Hasilnya, Gross Merchandise Value (GMV) Broom telah meningkat 16 kali lipat dari tahun ke tahun.

Kesuksesan Broom juga tercermin dari pertumbuhan bisnis yang dialami oleh para showroom yang tergabung dalam ekosistemnya.

Secara rata-rata, Broom berhasil meningkatkan ukuran inventaris, penjualan, dan profitabilitas showroom sebesar tiga kali lipat.

Dijelaskan Pandu, kesuksesan Broom tahun ini adalah hasil dari investasi perusahaan di sumber daya manusia (SDM) yang baik serta upaya bersama menjaga perhitungan bisnis yang positif sejak awal.

“Berinvestasi pada SDM terbaik berhasil mempercepat upaya kami menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kami juga beroperasi dengan efisiensi tinggi dan perhitungan ekonomi yang positif untuk menjaga keberlanjutan perusahaan, khususnya di iklim ekonomi saat ini. Dengan fondasi ini, Broom dapat terus fokus memberikan layanan-layanan lainnya sebagai solusi komprehensif bagi pelaku UKM [usaha kecil dan menengah] otomotif,” ujar Pandu.

Baca Juga: Bank SVB Bangkrut, Banyak Startup Menjerit Kesulitan Cari Duit

Baca Juga: GlobalData: Startup AI Raih Pendanaan Lebih dari US$50 Miliar di 2022