Find Us On Social Media :

Fortinet Tegaskan Bisa Bantu Sederhanakan Kompleksitas Cyber Security

By Cakrawala, Rabu, 15 Maret 2023 | 19:00 WIB

Peerapong Jongvibool (Vice President for Southeast Asia and Hong Kong, Fortinet) tatkala menjeaskan bagaiamana Fortinet bisa membantu menyederhanakan kompleksitas cyber security organisasi kepada InfoKomputer bulan lalu di Jakarta.

Fortinet menyebutkan bahwa transformasi digital diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi sampai sebesar US$300 miliar (±Rp4.614 triliun) untuk Indonesia pada tahun 2030. Hal ini selaras dengan proyeksi ekonomi digital Indonesia menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang dari Rp789 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp4.067 triliun pada tahun 2029. Namun, maraknya penggunaan teknologi digital di tanah air juga mendorong jamaknya cyber attack alias serangan siber di Indonesia. Lagi pula, banyak teknologi digital itu yang butuh terkoneksi ke jaringan, seperti internet, agar setidaknya penggunaannya optimal. Fortinet mencatat sebanyak 1,65 juta cyber attack per hari di Indonesia pada kuartal keempat lalu. Sejalan dengannya, BSSN pun mencatat sekitar 976 juta cyber attack di Indonesia sepanjang tahun lalu.

Pentingnya transformasi digital bagi para organisasi di Indonesia dan maraknya cyber attack di tanah air sedikit banyak mendorong berbagai organisasi di Indonesia mengadopasi produk-produk cyber security alias keamanan siber yang dinilainya terbaik. Sayangnya, tak jarang aneka produk cyber security itu berasal dari vendor-vendor cyber security yang berbeda. Produk-produk dari para vendor yang berbeda belum tentu bisa berkolaborasi dengan baik. Alhasil menggunakan kumpulan produk cyber security seperti ini meningkatkan kompleksitas cyber security organisasi. Fortinet dengan portofolio produk cyber security-nya yang terintegrasi mengeklaim bisa membantu organisasi menyederhanakan kompleksitas dari cyber security. Hal bersangkutan ditegaskan Fortinet melalui Peerapong Jongvibool (Vice President for Southeast Asia and Hong Kong, Fortinet) kepada InfoKomputer bulan lalu di Jakarta.

“Jadi sebelumnya kita selalu berpikir mengenai yang terbaik di kelompokya, bukan? Jadi, mana yang merupakan solusi terbaik untuk melindungi endpoint? Solusi mana yang terbaik untuk memproteksi, mungkin pusat data, bukan? Jadi, kita mengadopsi berbagai teknologi ini. Dan pada perjalanannya perusahaan tidak menyadari bahwa mereka telah mengadopsi, setidaknya untuk enterprise, lebih dari tiga puluh produk, bukan? Dan ketiga puluh produk tersebut memiliki set mereka sendiri akan panel kontrol, set mereka sendiri akan manajemen mereka, set mereka sendiri akan laporan,” sebut Peerapong Jongvibool.

“Bisa Anda bayangkan bila suatu hari ada suatu insiden [cyber security incident] terjadi dalam organisasi bersangkutan, laporan mana yang akan mereka ambil dan dan mana yang merupakan reaksi terbaik untuk peristiwa yang dimaksud, bukan? Jadi, mereka benar-benar menghadapi tantangan-tantangan ini,” lanjut Peerapong Jongvibool. “Namun apa yang Fortinet bisa bantu adalah menyederhanakan kompleksitas tersebut, mungkin dari tiga puluh sampai lima puluh produk dikurangi menjadi mungkin lima atau enam platform kecil, bukan? Itu bisa menolong konsumen untuk lebih terintegrasi, untuk lebih otomatis,” jelasnya mengenai bagaimana Fortinet bisa membantu organisasi menyederhanakan kompleksitas cyber security.

Fortinet Security Fabric

Fortinet Security Fabric dengan arsitektur cyber security-nya yang mesh membuat aneka produk cyber security Fortinet yang beragam bisa berkolaborasi satu sama lain dengan baik sehingga menyerupai satu entitas tunggal. Menggunakan platform cyber scurity yang ditenagai FortiOS — sistem operasi yang menenagai produk-produk Fortinet — tersebut menggantikan produk-produk cyber scurity dari vendor-vendor cyber security yang berbeda membuat organisasi bisa mendapatkan laporan dan mengambil reaksi terbaik secara terpusat, tidak lagi berupa silo-silo, sehingga mengurangi kompleksitas.

Fortinet mengatakan pula bahwa terdapat tiga atribut kunci dari Fortinet Security Fabric, yakni luas, terintegrasi, dan otomatis. Luas maksudnya Fortinet Security Fabric memiliki portofolio produk yang luas yang diklaim mencakup keseluruhan cyber attack surface. Terintegrasi merujuk pada aneka produk pada portofolio Fortinet Security Fabric yang bisa berkolaborasi dengan baik satu sama lain. Sementara, otomatis maksudnya Fortinet Security Fabric memanfaatkan jaringan yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri plus menggunakan AI (artificial intelligence) untuk cyber security.

Namun, Fortinet memastikan bahwa dirinya mendukung ekosistem yang terbuka. Fortinet bahkan menekankan bahwa Open Ecosystem-nya adalah salah satu ekosistem cyber security terbesar di industri. Dengan ekosistem terbuka bersangkutan, produk-produk tertentu dari vendor-vendor cyber security lain bisa terintegrasi dengan Fortinet Security Fabric. Jadi, untuk menyederhanakan kompleksitas cyber security tadi, organisasi tidak hanya bisa menggunakan produk-produk cyber security Fortinet melainkan juga menggabungkannya dengan produk-produk cyber security tertentu dari vendor-vendor cyber security lain. Fortinet menyadari bahwa suatu organisasi belum tentu ingin menggunakan produk-produk Fortinet saja untuk cyber security. Adapun jumlah produk cyber security Fortinet saat ini adalah lebih dari lima puluh.