Find Us On Social Media :

Fortinet Tegaskan Bisa Bantu Sederhanakan Kompleksitas Cyber Security

By Cakrawala, Rabu, 15 Maret 2023 | 19:00 WIB

Peerapong Jongvibool (Vice President for Southeast Asia and Hong Kong, Fortinet) tatkala menjeaskan bagaiamana Fortinet bisa membantu menyederhanakan kompleksitas cyber security organisasi kepada InfoKomputer bulan lalu di Jakarta.

Fortinet menambahkan bahwa sejak beberapa tahun lalu dirinya melihat tren bahwa di mana ada koneksi, di situ selalu ada kebutuhan akan cyber security. Dengan kata lain Fortinet melihat ada tren konvergensi antara jaringan dan cyber security. Fortinet menegaskan dirinya mampu menghantarkan keduanya; jaringan dan cyber security. Fortinet bahkan mengeklaim bahwa dirinya dikenali oleh Gartner dalam jaringan maupun cyber security tersebut. Bagi organisasi yang mencari single-vendor SASE (secure access service edge), Fortinet memastikan sebagai salah satu single-vendor SASE yang dimaksud. Fortinet menyebutkan single-vendor SASE memudahkan tercapainya single pane of glass dari jaringan dan cyber security — menyederhanakan kompleksitas.

Firewall yang Terdepan

Menawarkan lebih dari lima puluh produk, firewall menjadi produk Fortinet yang paling banyak digunakan, baik di dunia maupun di Indonesia. Fortinet mengeklaim bahwa menurut IDC sebanyak 45% firewall yang dikapalkan di dunia merupakan produk Fortinet. Sayangnya, Fortinet tidak bisa membagikan porsi firewall-nya yang dikapalkan di Indonesia. Namun, Fortinet memastikan bahwa dirinya merupakan vendor teratas untuk network security alias keamanan jaringan di tanah air. Terdepannya firewall sendiri disebutkan Fortinet karena pasar firewall masih yang terbesar.

Pasalnya, masih banyak organisasi yang bahkan belum memanfaatkan firewall yang dasar apalagi NGFW (next-generation firewall). Selain itu, bagi organisasi yang sudah menggunakan firewall, sejalan dengan meningkatnya penggunaan — misalnya berkat bisnis yang meningkat sehingga karyawan juga bertambah, mereka membutuhkan kapasitas yang lebih besar lagi. Dengan kata lain kebutuhan akan firewall adalah tinggi; sebagian organisasi yang belum memakai firewall akan mengadopsi firewall, sebagian organisasi yang sudah menggunakan firewall akan menambah jumlah firewall-nya atau menggantinya dengan yang memiliki kapasitas lebih besar.

Adapun unggulnya firewall Fortinet di pasar dunia antara lain berkat penggunaan ASIC (application specific integrated circuit). Ditujukan khusus untuk keperluan tertentu, ASIC bisa memberikan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan prosesor general purpose untuk keperluan yang dimaksud. Begitu pula dengan konsumsi daya yang lebih hemat. ASIC yang digunakan Fortinet pun adalah ASIC-nya sendiri sehingga Fortinet bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya saat terjadinya keterbatasan suplai cip, berhubung cip utamanya menggunakan cip sendiri, Fortinet mengatakan berhasil mendesain ulang dan mengganti cip-cip kecil yang terbatas suplainya dengan yang lain sehingga bisa membawa tiga produknya ke pasar dengan cepat.

Meskipun firewall menjadi produk yang paling banyak dipakai, Fortinet juga terus berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan produk-produk lainnya. Fortinet menilai cyber security adalah luas yang notabene tidak hanya firewall. Begitu pula dengan cyber attack surface yang luas dan bertambah luas sehingga membutuhkan produk-produk cyber security yang beragam pula. Oleh karena itu Fortinet terus berinvestasi terhadap penelitian dan pengembangan. Begitu pula dengan investasi pada AI. Fortinet mengeklaim memiliki hampir 1.300 paten secara global. Selain firewall, Fortinet menawarkan berbagai produk cyber security lain, contohnya endpoint security serta identity and access management.

Melatih Cyber Security Professional

Tidak hanya terus mengembangkan produk dan teknologinya, Fortinet juga melatih orang untuk menjadi cyber security professional. Menurut Fortinet dunia belakangan mengalami kekurangan cyber security professional. Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Bank Dunia misalnya beberapa tahun lalu menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun alias 600 ribu talenta digital setiap tahunnya selama 15 tahun. Talenta cyber security tentunya merupakan bagian dari talenta digital. Melatih orang untuk menjadi cyber security professional menjadi salah satu langkah untuk mengatasi kekurangan yang dimaksud.

Fortinet beberapa waktu lalu memiliki komitmen untuk melatih 1 juta orang di dunia untuk menjadi cyber security professional. Dimulai sejak tahun 2017, Fortinet mengeklaim telah berhasil mencapai target tersebut pada tahun 2021. Fortinet pun kini berkeinginan untuk melatih 1 juta orang lagi dan menargetkan berhasil mencapainya pada tahun 2026 yang akan datang. Khusus di Indonesia, Fortinet mengatakan telah berhasil melatih lebih dari 20 ribu orang, mendekati 30 ribu orang untuk menjadi cyber security professional. Fortinet menargetkan pula untuk berhasil melatih jumlah yang serupa lagi di Indonesia pada tahun 2026 bersangkutan.

“Jadi kami melihat ke salah satu tantangan kunci yang kita hadapi secara global yakni kekurangan cyber security professional dan kala itu kami berkomitmen kepada dunia bahwa kami ingin melatih 1 juta orang, bukan? Orang cyber seurity. Dan kami telah mencapai target 1 juta itu setelah empat tahun dari pengumuman tersebut. Jadi, sekarang kami menetapkan suatu target untuk mendapatkan 1 juta lagi,” ujar Peerapong Jongvibool. “Tetapi bukan bukan hanya, Anda tahu, para partner, melainkan [juga] yang lain. Berbagai orang di negara-negara tersebut, kami telah melatih mereka,” pungkasnya.