Tantangan transformasi digital utama yang dihadapi perusahaan adalah kesenjangan talenta dan keterampilan, yang disampaikan oleh 27% responden. Oleh karena itu, tak mengherankan jika perusahaan pun memprioritaskan pendanaan untuk peningkatan di bidang ini.
Menjawab pertanyaan tentang prioritas pendanaan di luar produk dan solusi TI, responden menyebutkan “strategi transformasi digital” (37%) dan “strategi keterampilan teknis/teknologi” (37%). Sementara pelatihan untuk keterampilan orang dan proses berada di posisi ketiga (30%). Di posisi keempat dan kelima yang dipilih oleh 28% responden masing-masing adalah rekrutmen dan retensi staf TI atau developer dan compliance yang di dalamnya mengandung komponen pelatihan.
Hasil tersebut menggambarkan prioritas pendanaan nonTI yang diberikan untuk peningkatan keterampilan dan karyawan. Menurut Red Hat, hal itu mungkin terkait dengan kondisi pasar yang berkembang dan pasar tenaga kerja yang ketat, sehingga perusahaan didorong untuk menjadi lebih kreatif, tidak hanya dalam menentukan strategi dan prioritas mereka, tetapi juga bagaimana mereka merekrut, mempertahankan, dan reskilling.
Menjawab berbagai tantangan yang diungkap oleh survei ini, Red Hat menawarkan berbagai program. Khususnya dalam mendukung komunitas open source di Indonesia, menurut Vony Tjiu, Country Manager Red Hat Indonesia, Red Hat menghadirkan antara lain program Red Hat Academy yang sampai tahun 2022 lalu sudah memberikan sertifikasi di bidang, seperti Linux, automation, cloud, dan DevOps, kepada 4500 siswa di Indonesia.
Survei Global Tech Outlook dilakukan di seluruh dunia pada bulan Mei hingga Juni 2022 dan diikuti oleh 1.703 pemimpin TI dari berbagai industri. Lebih dari separuh responden bekerja di perusahaan yang memiliki pendapatan lebih dari US$100 juta. Responden datang dari subset pelanggan Red Hat maupun dari panel industri yang luas.