Find Us On Social Media :

Red Hat: Keamanan TI Masih Jadi Prioritas Utama Transformasi Digital

By Liana Threestayanti, Kamis, 16 Maret 2023 | 12:30 WIB

Keamanan TI menjadi prioritas dalam transformasi digital perusahaan , menurut hasil survei tahunan Red Hat Global Tech Outlook 2023.

IT security atau keamanan TI masih menjadi prioritas dalam transformasi digital perusahaan di semua kawasan dan hampir di semua industri, menurut hasil survei tahunan Global Tech Outlook 2023 yang baru dirilis Red Hat

Hal itu tercermin dari prioritas yang diberikan perusahaan dalam pendanaan TI-nya. Sebanyak 44% responden menempatkan IT security di posisi teratas dalam pembiayaan TI. Sementara infrastruktur cloud berada di posisi kedua (36%) dan IT/cloud management di posisi ketiga (35%).

Ketika ditelaah lebih dalam mengenai pendanaan untuk IT security, responden memprioritaskan keamanan jaringan (40%) dan keamanan cloud (38%). Dan seperti di tahun sebelumnya, manajemen risiko pihak ketiga atau supply chain berada di posisi terbawah karena hanya 12% responden yang memprioritaskan pembiayaannya. Demikian pula dengan prioritas pendanaan untuk rekrutmen staf security dan compliance yang hanya dilakukan oleh 13% responden.

Menurut Red Hat, penjelasan untuk hal ini adalah prioritas pendanaan yang cenderung mencerminkan biaya produk yang lebih mahal ketimbang investasi untuk orang dan proses internal.

Tak hanya menjadi prioritas secara umum, security pun memuncaki daftar prioritas pendanaan organisasi dalam berbagai kategori. Misalnya, dalam prioritas utama infrastruktur cloud, cloud security disebutkan oleh 42% responden. Di bidang big data & analytics, 45% responden melaporkan data security & integrity sebagai prioritas utama pendanaan, yang bahkan melampuai artificial intelligence/machine learning. Di kategori automation pun security automation menjadi prioritas utama (35%).

Terkait keamanan akses aplikasi ke aplikasi dan atau sumber data lain, tiga dari empat responden (78%) mengatakan, investasi mereka “agak meningkat” atau “meningkat secara signifikan.” Persentase yang tidak jauh berbeda (72%) juga terlihat pada investasi untuk mengamankan akses orang ke aplikasi dan atau sumber data.

Security Geser Inovasi?

Temuan lain yang menarik dari survei yang digelar untuk ke-9 kalinya ini adalah adanya pergeseran pada dua prioritas utama dalam inisiatif transformasi digital. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, inovasi bergeser di posisi kedua (19%), dan security menjadi prioritas teratas (20%).

Apakah artinya inovasi tak lagi dianggap penting? Red Hat menampik hal itu. Pasalnya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini responden hanya bisa memilih satu prioritas. Hal itu menurut Red Hat untuk melihat apakah penajaman prioritas utama akan menghasilkan peringkat yang sama atau berbeda. 

Dan tidak mengherankan jika para responden mengutamakan security dalam transformasi digitalnya, mengingat ada banyak ancaman keamanan tingkat tinggi dan pembobolan data yang terjadi  tahun ini. 

Namun, secara terpisah, data survei menunjukkan adanya peningkatan hingga 23% pada responden yang melakukan akselerasi upaya transformasi digital, di mana menurut Red Hat, persentase ini tidak mencerminkan adanya perlambatan dalam rencana inovasi perusahaan.

Kesenjangan Talenta Masih Jadi Kendala Utama

Tantangan transformasi digital utama yang dihadapi perusahaan adalah kesenjangan talenta dan keterampilan, yang disampaikan oleh 27% responden. Oleh karena itu, tak mengherankan jika perusahaan pun memprioritaskan pendanaan untuk peningkatan di bidang ini.

Menjawab pertanyaan tentang prioritas pendanaan di luar produk dan solusi TI, responden menyebutkan “strategi transformasi digital” (37%) dan “strategi keterampilan teknis/teknologi” (37%). Sementara pelatihan untuk keterampilan orang dan proses berada di posisi ketiga (30%). Di posisi keempat dan kelima yang dipilih oleh 28% responden masing-masing adalah rekrutmen dan retensi staf TI atau developer dan compliance yang di dalamnya mengandung komponen pelatihan. 

Hasil tersebut menggambarkan prioritas pendanaan nonTI yang diberikan untuk peningkatan keterampilan dan karyawan. Menurut Red Hat, hal itu mungkin terkait dengan kondisi pasar yang berkembang dan pasar tenaga kerja yang ketat, sehingga perusahaan didorong untuk menjadi lebih kreatif, tidak hanya dalam menentukan strategi dan prioritas mereka, tetapi juga bagaimana mereka merekrut, mempertahankan, dan reskilling.

Menjawab berbagai tantangan yang diungkap oleh survei ini, Red Hat menawarkan berbagai program. Khususnya dalam mendukung komunitas open source di Indonesia, menurut Vony Tjiu, Country Manager Red Hat Indonesia, Red Hat menghadirkan antara lain program Red Hat Academy yang sampai tahun 2022 lalu sudah memberikan sertifikasi di bidang, seperti Linux, automation, cloud, dan DevOps, kepada 4500 siswa di Indonesia. 

Survei Global Tech Outlook dilakukan di seluruh dunia pada bulan Mei hingga Juni 2022 dan diikuti oleh 1.703 pemimpin TI dari berbagai industri. Lebih dari separuh responden bekerja di perusahaan yang memiliki pendapatan lebih dari US$100 juta. Responden datang dari subset pelanggan Red Hat maupun dari panel industri yang luas.