Saat ini migrasi data ke cloud computing sedang menjadi tren di kalangan bisnis karena migrasi cloud dapat membawa banyak manfaat untuk bisnis, seperti efisiensi, skalabilitas, dan fleksibilitas.
Namun, proses migrasi ke cloud tidak selalu mulus karena sering kali melibatkan tantangan yang signifikan.
Salah satu tantangan terbesar dalam migrasi cloud adalah memastikan bahwa semua aplikasi dan data dapat dipindahkan dengan aman dari infrastruktur on-premise ke cloud dan tidak terjadi down time.
Searce, perusahaan konsultan teknologi yang berfokus pada solusi cloud, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan analitik data memiliki beberapa strategi khusus untuk memastikan proses migrasi cloud pelanggan berjalan lancar dan tidak terjadi down time.
Searce Indonesia akan melakukan assessment atau penilaian terlebih dahulu terhadap semua aplikasi dan data yang ada sebelum beralih ke cloud. Kemudian, akan memutuskan data apa saja yang akan pindah ke cloud terlebih dahulu.
Hal itu dikarenakan kesuksesan proses migrasi cloud melibatkan persiapan yang matang dan pemahaman yang mendalam tentang aplikasi, data, dan lingkungan cloud yang akan digunakan.
Searce harus mengidentifikasi dan memindahkan semua data dan aplikasi dengan aman serta memastikan bahwa lingkungan cloud yang dipilih memenuhi kebutuhan bisnis dan kompatibel dengan semua aplikasi yang diperlukan.
Benedikta Satya (Country Director Searce di Indonesia) mengatakan banyak dari pelanggan yang ingin melakukan migrasi cloud belum yakin data atau aplikasi mana yang ingin dipindahkan terlebih dahulu atau aplikasi mana yang lebih penting.
"Kami sebagai partner membantu mereka melakukan assesstment terlebih dahulu. Misal, kalian punya 80 aplikasi dan aplikasi mana yang punya urgensi untuk dipindahkan terlebih dahulu. Kami juga memberitahu mereka resiko apa yang akan terjadi dengan cara ini," katanya.
Dalam penilaian atau assessment, Searce Indonesia akan berkonsultasi dulu kepada para pelanggan untuk mengetahui keinginannya dan membuatkan planning migrasi cloudnya. Durasi waktu proses migrasi cloud yang dilakukan Searce juga tergantung dengan ukuran, aplikasi dan readiness para pelanggan.
Dalam assessment, para tim teknikal Searce juga bisa melihat resiko migrasi cloud sehingga resiko down time bisa teratasi atau diminimalisir. Misal, dalam kasus ecommerce, para tim teknikal harus mengetahui jam-jam trafik yang tidak sibuk sehingga memudahkan proses migrasi cloud.
Tak hanya itu, masalah keamanan juga merupakan tantangan besar dalam migrasi cloud. Karena itu, Searce akan memastikan semua data dan aplikasi yang dipindahkan ke cloud terlindungi dengan melibatkan penerapan pengaturan keamanan yang ketat, seperti otentikasi pengguna, enkripsi data, dan pemantauan aktivitas pengguna.
Setelah pindah ke cloud, Searce Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan Managed Service yaitu mengatur data atau aplikasi pelanggan selama di cloud. Managed Service adalah sebuah layanan yang dilakukan oleh pihak ketiga (perusahaan lain) untuk mengelola sistem atau infrastruktur yang di dalamnya mencakup mengelola sistem keamanan pada server, melakukan proses backup dan pengelolaan database, memantau kesehatan server, menyediakan sistem CRM untuk customer service, dan lainnya
"Jadi Searce akan membantu pelanggan Journey to Cloud Seamless. Mereka tidak akan merasa bahwa mereka udah pindah ke cloud dari step by step yang ada," ujarnya.
Tantangan Mindset hingga Harga
Tim Searce di Indonesia
Benedikta yang kerap disapa Bene melihat potensi bisnis transformasi digital di Indonesia sangat besar karena banyak perusahaan yang belum pindah ke cloud dan belum merasakan manfaatnya usai pindah ke cloud.
"Tantangan orang Indonesia belum biasa melakukan transformasi digital dengan cloud. Mencoba layanan cloud seperti orang naik taksi yang ternyata lebih cepat dan jauh lebih hemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan," ujarnya.
"Biasanya, orang-orang baru sadar pentingnya cloud ketika terjadi kecelakaan dalam sistemnya. Selama ini sistem mereka tidak ada masalah sama sekali, aman-aman saja dan baru sadar pentingnya dan akan pindah ke cloud ketika terjadi masalah terlebih dahulu. Karena itu, Searce terus melakukan edukasi ke masyarakat," katanya.
Tantangan pelanggan yang ingin mengadopsi solusi IT adalah harganya yang mahal. Apalagi, saat ini banyak perusahaan yang menekan pengeluaran perusahaan untuk bisa bertahan dan tetap untung, menyusul krisis ekonomi global.
Searce pun selalu mengedukasi pelanggan bahwa investasi yang dikeluarkan untuk belanja solusi IT akan memberikan keuntungan yang besar kepada pelanggan dan akan meningkatkan pendapatannya dalam waktu cepat.
"Ketika beli solusi IT yang dihitung adalah return of investmentnya (ROI-nya). Jadi bukan total cost yang dikeluarkan. Jadi saat perusahaan mengeluarkan investasi belanja IT, maka berapa banyak keuntungan yang didapat dan berapa penambahan pendapatannya," ucapnya.
"Jadi nggak melulu, belanja IT itu mahal dan menguras uang perusahaan. Tapi lihatlah, dampat dari investasi IT yang dikeluarkan ke perusahaan. Ketika ketemu customer, kita nggak melulu ngomong pricing aja tapi juga tentang ROI-nya," pungkasnya.