Find Us On Social Media :

Ren Xiarong, Presenter Virtual Al yang Kecerdasannya Setara 1000 Orang

By Adam Rizal, Senin, 20 Maret 2023 | 13:00 WIB

Ren Xiarong

China memamerkan presenter terbaru Ren Xiaorong yang merupakan buatan dari artificial inteligence (AI) atau kecerdasan buatan. Presenter itu mampu menjawab pertanyaan dan menyampaikan siaran berita setiap hari tanpa henti.

Hebatnya, presenter AI itu jauh lebih canggih dari presenter manusia karena Ren Xiaorong telah mempelajari berbagai macam informasi terkini. Bahkan, kecerdasan Ren Xiaorong setara dengan 1.000 presenter berita.

"Kemampuan saya setara dengan 1.000 presenter. Saya dapat melaporkan berita tanpa istirahat selama 365 hari dan 24 jam," kata Ren Xiaorong dalam acara pengenalannya di sosial media buatan China, Weibo, dikutip dari Daily Mail.

Saat ini Ren Xiaorong hanya bertugas membawakan berita yang sudah dikontrol oleh pemerintah China dan mempromosikan garis Komite Sentral Partai Komunis China (PKC). 

"Presenter virtual ini hanya untuk uji coba bagi kelompok pengguna awal, dan karena 'permintaan pasar'," kata Robin Li, Chief Executive Baidu.

Ren Xiaorong bukan presenter digital pertama China. Sebelumnya, kantor berita China Xinhua memamerkan tiga presenter berita AI pada 2018. Sayangnya, kemampuan ketiga robot itu sudah ketinggalan zaman. Apalagi saat ini sistem AI baru seperti ChatGPT semakin canggih. 

 Pamerkan MOSS

China memperkenalkan chatbot MOSS yang berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan akan menantang hegemoni chatGPT di ranah chatbot AI. Saat ini chatbot MOSS sedang dalam pengujian publik di Tiongkok Daratan.

Banyak pengguna diundang untuk menguji MOSS dengan menggunakan kode undangan khusus. Jika pengguna tidak memiliki kode undangan, dia dapat memilih untuk berada di daftar tunggu dengan mengirimkan nomor teleponnya.

Chatbot MOSS sendiri dikembangkan oleh Natural Language Processing Lab di Fudan University, Shanghai. MOSS dapat memberikan jawaban, membuat dialog, menulis kode, dan lainnya mirip dengan ChatGPT.

"MOSS dapat dianggap sebagai versi low-end dari ChatGPT. Keduanya mahir dalam multitasking berbasis bahasa, tetapi jumlah parameter MOSS jauh lebih sedikit," kata Xipeng Qiu (Profesor Ilmu Komputer dari Fudan University) seperti dilansir Gizmochina.

Xipeng mengatakan pengembangan MOSS masih dalam tahap awal dan membutuhkan banyak peningkatan di setiap sisinya Namun, kehadiran MOSS membuktikan bahwa tim peneliti Tiongkok memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan teknis dalam mengembangkan produk seperti ChatGPT.