Find Us On Social Media :

Indonesia dan Filipina Jadi Juru Kunci Industri Nikel di Roadshow ASEAN-BAC 2023

By Fathia Yasmine, Kamis, 30 Maret 2023 | 13:57 WIB

Roadshow ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) di Manila, Filipina, pada 27-28 Maret 2023.

Indonesia dan Filipina merupakan negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di Asia, yakni sebesar 33-40 persen dari cadangan biji nikel di seluruh dunia.

Agar sumber daya alam tersebut memiliki nilai tambah untuk kedua belah pihak, Indonesia dan Filipina pun menawarkan diri sebagai produsen baterai dan kendaraan listrik ke berbagai negara di wilayah ASEAN.

Kerja sama tersebut diwujudkan melalui roadshow tindak lanjut projek konkrit yang dilakukan oleh ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) di Manila, Filipina, pada 27-28 Maret 2023.

Sebagai informasi, ASEAN-BAC merupakan sebuah organisasi yang diciptakan sebagai penghubung antara pengusaha dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan bisnis yang lebih baik di Asia Tenggara.

Adapun delegasi dari ASEAN-BAC yang menghadiri roadshow ini antara lain, Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid, Bernardino Vega, Ketua Alternatif ASEAN-BAC Maspiyono, Anggota Dewan ASEAN-BAC Gil Gonzales, dan Ketua Program Warisan ASEAN-BAC untuk ASEAN QR Code Pandu Sjahrir.

Pada kesempatan tersebut, Arsjad Rasjid menjelaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Filipina pada organisasi tersebut dapat  mendongkrak produksi nikel hingga 50 persen di dunia.

 Baca Juga: Perkuat Jaringan Bisnis Wilayah Indo-Pasifik, Kadin Indonesia dan Kemenko Perekonomian Gelar Forum IPCC

Selain itu, keterlibatan kedua negara juga memiliki kontribusi besar terhadap keberlangsungan dan kesuksesan produksi kendaraan listrik, yakni sebagai pusat rantai pasok sekaligus penyedia cadangan mineral lainnya.

“Indonesia dan Filipina memegang posisi yang kuat dalam hal cadangan biji nikel global. Potensi ini  bisa menjadi pondasi yang kuat agar kedua negara mampu  menjadi pemimpin dalam ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai, baik di ASEAN maupun di dunia," ujar Arsjad dikutip dari rilis resmi, Kamis (30/3/2023).

Meski begitu, Arsjad menekankan bahwa rencana tersebut hanya akan berhasil ketika belah pihak ikut mendukung hilirisasi industri kendaraan listrik dan baterai di kawasan ASEAN.

“Hilirisasi yang memungkinkan pengembangan ekosistem yang kuat di sektor baterai dan kendaraan listrik,” jelasnya.

 Baca Juga: Kadin Indonesia Menjembatani MoU Senilai Rp 45,5 Triliun dengan Uni Emirat Arab di B20 Summit