Find Us On Social Media :

TKDN Mumpuni, IFP ICE Board Siap Penuhi Kebutuhan Swasta dan Publik

By Cakrawala, Senin, 3 April 2023 | 10:00 WIB

Dengan TKDN yang mumpuni, ICE Board via IFP seri E dan seri V-nya siap memenuhi kebutuhan sektor swasta dan publik di tanah air. ICE Board pun mengedepankan sejumlah fasilitas unggulan dari kedua seri itu melalui Agung Pradana (Product Manager Innovasi Sarana Grafindo) beberapa waktu lalu di Jakarta.

Melalui seri E dan seri V-nya, ICE Board tidak hanya menawarkan IFP (interactive flat panel) untuk memenuhi keperluan sektor swasta melainkan juga kebutuhan sektor publik alias pemerintah di tanah air. Pasalnya, ICE Board seri E dan seri V diklaim memiliki nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang mumpuni sehingga memenuhi syarat yang ditetapkan pemerintah Indonesia sehubungan produk yang boleh digunakannya maupun boleh digunakan organisasi tertentu yang berhubungan dengannya. Selain perihal TKDN, ICE Board pun mengedepankan sejumlah fasilitas yang menjadi unggulan dari IFP seri E dan seri V-nya itu kepada InfoKomputer dan beberapa media lain di Jakarta belum lama ini.

Berawal dari tahun 1995 dengan bisnis computer graphics, Innovasi Sarana Grafindo (InnoGRAPH) pada tahun 2017 meluncurkan merek ICE Board. Kini ICE Board memiliki empat lini produk, tetapi khusus IFP terdapat dua seri yakni E dan V. ICE Board seri E ditujukan untuk edukasi alias pendidikan, sedangkan ICE Board seri V ditujukan untuk bisnis, termasuk pemerintahan. Model terbaru yang sudah tersedia secara resmi tatkala berbincang kepada InfoKomputer adalah ICE Board E1 dan ICE Board V3. Dalam waktu dekat ICE Board akan meluncurkan E2 — sebenarnya soft launch-nya sudah dilakukan — dan V4. Adapun sertifikat TKDN diperoleh ICE Board E1 dan ICE Board V3 pada sekitar bulan Oktober tahun lalu.

ICE Board sendiri menjelaskan nilai TKDN yang dimiliki E1 yang sebesar 32,06% dan nilai TKDN yang dimiliki V3 yang sejumlah 33,77% diperoleh melalui peranti lunak, perakitan, dan stand. “Itu dari software-nya, kita tambah software-nya, kita bikin software-nya. Kita bisa assembly lokal, kita assembly lokal. Lalu kita bisa ada value kan, ada tambahan produk hardware-nya, hardware-nya kita masuknya dari stand,” jelas Aldo Jonathan Indrawan (General Manager ICE Board) sembari menambahkan syarat nilai TKDN minimal yang ditetapkan pemerintah Indonesia untuk hal yang dimaksud adalah 25%.

IFP ICE Board E1 dengan nilai TKDN 32,06% yang ditujukan untuk edukasi.

Merupakan IFP yang menggunakan sistem operasi Android, ICE Board E1 dan ICE Board V3 memiliki sejumlah fasilitas yang serupa. Beberapa di antaranya adalah mendukung sepuluh titik sentuh secara sekaligus — mendukung sepuluh titik sentuh secara sekaligus pada mode Androd meski sebenarnya keduanya mendukung dua puluh titik sentuh secara sekaligus, wireless screen mirroring dari perangkat komputasi lain semacam laptop dan smartphone, menampilkan beberapa tampilan layar perangkat komputasi lain yang di-mirroring tadi secara sekaligus — ICE Board E1 sampai empat tampilan layar sekaligus dan ICE Board V3 sampai sembilan tampilan layar sekaligus, mengambil dan menyimpan screenshot serta membagikannya, peranti lunak whiteboard, dan peranti lunak peramban.

Namun, memiliki peruntukan yang berbeda, ICE Board E1 dan ICE Board V3 tentunya mempunyai perbedaan fasilitas pula. Dua di antaranya adalah terdapatnya 18 hot key yang terletak di pinggir sebelah kiri dan kanan layar ICE Board E1 dan opsi penambahan kamera pada ICE Board E1. ICE Board menyebutkan adanya 18 hot key yang terletak di pinggir sebelah kiri dan kanan layar E1 — 18 hot key di pinggir kiri dan 18 hot key dengan fungsi yang sama di pinggir kanan — adalah untuk memudahkan dosen dan guru yang sudah berumur dalam menggunakan E1. ICE Board menambahkan hadirnya fitur tersebut berdasarkan pengamatan ICE Board ketika masuk ke sejumlah kampus. Dengannya, dosen, guru, mahasiswa, maupun murid yang hendak mengganti warna goresan yang akan dibuat misalnya bisa melakukannya dengan mudah dan cepat tanpa perlu masuk ke menu dan mengeklik beberapa item.

Sementara, tersedianya opsi penambahan kamera untuk ICE Board E1 karena beberapa organisasi pendidikan mensyaratkan kamera untuk IFP. Kamera ini sendiri merupakan perangkat terpisah dalam artian bukan terintegrasi secara langsung pada ICE Board E1. Baik ICE Board E1 maupun ICE Board V3 bisa dibilang tidak memiliki kamera. Oh ya, meskipun ICE Board V3 tidak mempunyai opsi penambahan kamera, bukan berarti ICE Board V3 tidak mendukung kamera melainkan ICE Board V3 tidak memiliki opsi penambahan kamera yang dari ICE Board. ICE Board V3 bisa dipasangkan dengan kamera dari vendor-vendor lain seperti Poly dan Logitech.

Peranti Lunak untuk STEM

Perbedaan lain yang menurut InfoKomputer paling mencolok adalah perihal peranti lunak yang disertakan pada modul (komputasi) OPS (Open Pluggable Specification) yang ditujukan untuk masing-masing IFP. Meskipun ICE Board E1 dan ICE Board V3 sudah merupakan komputer dengan layar besar yang utuh, ICE Board E1 dan ICE Board V3 mendukung OPS sehinga bisa ditambahkan modul OPS — bisa dibilang PC mini dengan format OPS. Modul OPS yang ditujukan untuk IFP ICE Board itu menggunakan Intel Core i5 atau Intel Core i7 — ICE Board E1 hanya Intel Core i5 — yang lebih bertenaga dari SoC yang dipakai ICE Board E1 dan ICE Board V3. Begitu pula memorinya yang memiliki kapasitas lebih besar dari yang dimiliki ICE Board E1 dan ICE Board V3. Adapun sistem operasinya adalah Windows dan bukannya Android.

Modul OPS untuk ICE Board E1 dilengkapi dengan peranti lunak yang membuatnya optimal untuk pendidikan, sedangkan modul komputasi OPS untuk ICE Board V3 dilengkapi dengan peranti lunak yang membikinnya optimal untuk bisnis. Perbedaan peranti lunak yang paling mencolok dari keduanya adalah terdapatnya peranti lunak untuk STEM (science, technology, engineering, and mathematics) pada modul OPS untuk ICE Board E1. Peranti lunak untuk STEM tersebut secara default tidak terdapat pada modul OPS untuk ICE Board V3.

ICE Board mengeklaim bahwa menggunakan peranti lunak untuk STEM bersangkutan hampir sama dengan menggunakan laboratorium di sekolah dan sejenisnya. Misalnya untuk mengetahui reaksi yang terjadi bila mencampurkan bahan-bahan kimia tertentu; dosen, guru, mahasiswa, maupun murid bisa menggunakan peranti lunak yang dimaksud pada ICE Board E1 dan mendapatkan hasil yang serupa dengan bila melakukanya secara nyata di laboratorium kimia. Dengan kata lain, kehadiran peranti lunak untuk STEM yang dimaksud membuat ICE Board E1 bisa digunakan sebagai laboratorium virtual tertentu.

IFP ICE Board V3 dengan nilai TKDN 33,77% yang diperuntukkan bagi bisnis. Terlihat antena Wi-Fi dari modul OPS yang ditancapkan pada 'slot' OPS di bagian belakang ICE Board V3.

“Jadi memang simulasi, baik dari fisika, kimia, biologi, kita sudah melakukan riset juga dengan gurunya langsung. Jadi, kita men-develop sendiri nih, untuk mengetes barang ini ketika digunakan oleh guru kimianya, bagaimana sih? Itu memang real dia bilang ini bisa digunakan karena secara simulasinya hampir sama ketika dia menggunakan lab pada umumnya,” tegas Agung Pradana (Product Manager Innovasi Sarana Grafindo) sambil menyebutkan video mengenai contoh penggunaan peranti lunak untuk STEM itu oleh guru bisa dilihat di kanal YouTube ICE Board.

ICE Board pun mengatakan mendorong calon pembeli E1 dan V3 untuk membeli sekaligus dengan modul OPS-nya masing-masing. Pasalnya, pengalaman penggunaan dari ICE Board E1 dan ICE Board V3 yang optimal lebih bisa dicapai dengan modul OPS yang dimaksud. Tak hanya menyertakan peranti lunak seperti untuk merekam tampilan layar dan sekitar (dengan bantuan kamera) maupun STEM tadi, dengan sistem operasi Windows 10 IoT Enterprise yang digunakan modul OPS bersangkutan, ICE Board E1 dan ICE Board V3 contohnya mendukung berbagai peranti lunak konferensi video — membuatnya tidak hanya cocok untuk rapat luring melainkan juga daring dan hibrida.

Adapun untuk spesifikasinya, secara garis besar ICE Board E1 hadir dengan SoC yang mengandung CPU yang teridiri dari dual core Arm Cortex-A73 dan dual core Arm Cortex-A53 serta GPU yang berupa Arm Mali-G51 MP4, memori utama 4 GB, media simpan 32 GB, layar dengan resolusi 4K yang dilapisi tempered glass, sejumlah porta seperti HDMI dan USB, Wi-Fi, serta sistem operasi Android 8. Pilihan ukuran diagonal layarnya adalah 65 inci, 70 inci, dan 86 inci. Sementara, ICE Board V3 hadir dengan SoC yang mengandung CPU yang terdiri dari quad core Arm Cortex-A73 dan GPU yang berupa Arm Mali-G52 MC2, memori utama 4 GB, media simpan 32 GB, layar dengan resolusi 4K yang dilapisi tempered glass, sejumlah porta seperti HDMI dan USB, Wi-Fi, dan sistem operasi Android 9. Pilihan ukuran diagonal layarnya adalah 65 inci, 75 inci, dan 86 inci.