Find Us On Social Media :

Bikin ChatGPT Versi China, Mantan Bos Google Bangun Perusahaan AI

By Adam Rizal, Minggu, 2 April 2023 | 11:30 WIB

Ilustrasi ChatGPT

Mantan Bos Google China Lee Kai-fu baru-baru ini mendirikan perusahaan baru AI 2.0 yang fokus pada pengembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Perusahaan AI 2.0 fokus mempercepat kemajuan teknologi AI dan memungkinkan pengembang untuk menciptakan aplikasi yang lebih canggih dan berdampak besar.

Dalam pengumuman resminya, Lee Kai-fu mengatakan AI 2.0 akan fokus pada pengembangan teknologi yang memungkinkan komunikasi manusia-mesin yang lebih alami dan efektif termasuk pengembangan teknologi pengenalan suara, pemrosesan bahasa alami, dan pengenalan wajah.

Selain itu, AI 2.0 juga akan berfokus pada pengembangan AI yang lebih aman dan etis. Perusahaan ini akan memprioritaskan keamanan dan privasi pengguna dalam semua produk dan layanan yang dikembangkan.

Lee Kai-fu, yang memiliki pengalaman luas di bidang teknologi dan perusahaan rintisan, mengatakan bahwa ia sangat bersemangat untuk meluncurkan AI 2.0. Ia percaya bahwa teknologi AI dapat menjadi kekuatan besar dalam menciptakan kemajuan dalam banyak bidang, termasuk kesehatan, transportasi, dan pendidikan.

"Kami memiliki kesempatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik melalui teknologi AI," kata Lee Kai-fu. "Dengan AI 2.0, kami berkomitmen untuk mengembangkan teknologi yang aman, etis, dan dapat digunakan untuk kebaikan manusia," ujarnya.

AI 2.0 akan memiliki kantor pusat di Beijing, China, dan akan mempekerjakan sejumlah besar insinyur dan ilmuwan komputer terbaik di dunia untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih canggih dan efektif.

Perusahaan ini juga akan bekerja sama dengan berbagai institusi dan perusahaan untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih maju dan bermanfaat.

"AI 2.0 akan menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi AI di seluruh dunia dan akan membawa kemajuan besar dalam berbagai bidang," ujarnya.

Dalam pengumumannya baru-baru ini di WeChat, Lee memastikan AI 2.0 akan mengembangkan "ChatGPT" versi Tiongkok dan menawarkan lebih dari sekadar alat obrolan berperforma tinggi, grafis yang dihasilkan AI, dan teks.

Lee telah mengamankan pendanaan dan daya komputasi untuk Project AI 2.0 dan berencana untuk menarik talenta terbaik dari seluruh dunia. Dengan terobosan dalam teknologi Deep Learning.

Project AI 2.0 akan menjadi perusahaan ketujuh yang dibangun oleh Sinovation Ventures. Perusahaan modal ventura, yang saat ini mengelola dana sebesar CNY 2 miliar atau berkisar Rp 4,4 triliun lebih dalam dana investasi mata uang ganda, didirikan oleh Lee pada tahun 2009 dan mulai berinvestasi di sektor AI pada tahun 2012.

Meskipun Lee tidak mengungkapkan rincian ruang lingkup bisnis perusahaan baru, dia mengatakan pendanaan dan daya komputasi untuk Project AI 2.0 telah “diperoleh secara bertahap”, dan dia sekarang berharap untuk menarik talenta dari seluruh dunia.

Perjalanan Karir

Lee Kai-fu sendiri adalah seorang pengusaha, investor, dan ahli teknologi asal Taiwan yang telah memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi di seluruh dunia.

Lahir pada tahun 1961 di Taiwan, Lee Kai-fu lulus dengan gelar sarjana dalam ilmu komputer dari Universitas Columbia dan kemudian memperoleh gelar doktor dalam ilmu komputer dari Carnegie Mellon University.

Karir Lee Kai-fu dimulai pada tahun 1983 ketika ia bergabung dengan Apple Computer sebagai insinyur perangkat lunak.

Dia kemudian bekerja di berbagai perusahaan teknologi seperti Silicon Graphics, Microsoft, dan Google. Lee Kai-fu menjadi bos Google China pada tahun 2005 dan memimpin operasi Google di China selama empat tahun.

Setelah meninggalkan Google pada tahun 2009, Lee Kai-fu mendirikan perusahaan modal ventura sendiri, yaitu Innovation Works, yang berfokus pada membiayai startup teknologi di China.

Innovation Works telah mendukung banyak perusahaan teknologi sukses seperti Meitu, Didi Chuxing, dan Xiaomi.

Lee Kai-fu juga dikenal sebagai pengarang buku yang sukses di bidang teknologi. Buku-bukunya, termasuk "AI Superpowers: China, Silicon Valley, and the New World Order" dan "AI 2041: Ten Visions for Our Future", telah menjadi best-seller dan memberikan pandangan yang mendalam tentang masa depan teknologi.