Find Us On Social Media :

Teknologi Kecerdasan Buatan Liveness Detection Dorong Akurasi Biometrik Wajah

By Rafki Fachrizal, Senin, 3 April 2023 | 10:55 WIB

Facial Recognition System of smart phone. Biometrics concept.

Perkembangan teknologi biometrik saat ini semakin canggih sehingga tidak heran makin banyak diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan.

Di beberapa negara, pemanfaatan teknologi biometrik bahkan menjadi bagian integral dari layanan publik dan pemerintahan.

Tak ketinggalan, Indonesia kini juga telah menerapkan verifikasi biometrik untuk mempermudah segala layanan publik berbasis online yang lebih cepat, aman, dan praktis, mulai dari e-KTP, pemeriksaan imigrasi, boarding Kereta Api, hingga verifikasi bantuan sosial.

Dalam acara seminar bertemakan Tiga Tahun Prakerja, Gebrakan Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan di Jakarta Pusat pada pertengahan Maret lalu, Samsu Sempena - Direktur Teknologi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Kementerian Koordinator Perekonomian menjelaskan bahwa verifikasi identitas berbasis biometrik adalah aspek yang sangat penting bagi layanan publik, terlebih untuk memastikan apakah betul penerima bantuan dana APBN seperti Kartu Prakerja tepat sasaran.

“Didukung teknologi liveness detection, kita memastikan bahwa orang yang difoto itu memang adalah orang sesungguhnya, jadi kalua dia kasih foto hasil cetak atau misalnya memakai topeng, nah itu tidak akan lolos dari pengecekan liveness. Kemudian face recognition akan mencocokkan foto dari wajah pendaftar itu kepada basis data centralized yang ada di Dukcapil,” jelas Samsu.

Samsu menambahkan kombinasi kedua metode verifikasi biometrik yakni liveness detection dan face recognition adalah bagian dari proses verifikasi identitas yang aman.

“Ini adalah mekanisme yang dilakukan di Prakerja untuk memperketat tahap verifikasi dan masih ada beberapa lagi tindakan verifikasi yang dilakukan sebetulnya. Tapi biometrik yang kita lihat paling efektif dan ampuh untuk melakukan pengamanan data ini,” lanjut Samsu.

Dalam panel diskusi yang sama, VIDA sebagai penyedia layanan identitas digital menyampaikan terdapat beberapa faktor untuk memastikan kelancaran teknologi biometrik wajah.

Head of Product VIDA Ahmad Taufik menjelaskan faktor pertama yakni akurasi data, yang kini dapat ditunjang oleh teknologi kecerdasan buatan.

“Ketika face recognition itu dilakukan, platform harus memastikan bahwa yang bersangkutan lah yang melakukan proses onboarding, disitulah kegunaan metode liveness detection. Terlebih dengan tren biometrik yang semakin advance karena telah banyak dikembangkan banyak orang, tingkat assurance level dari AI (Artificial Intelligence) menjadi penting karena teknologi itulah yang menggantikan proses verifikasi secara manual. AI akan memberikan skor, seberapa mirip wajah tersebut dengan pattern yang telah ditentukan ketika dibandingkan dengan biometrik wajah yang berada di pusat data kependudukan nasional,” papar Ahmad.

Faktor kedua, jelas Ahmad, yakni seberapa besar tingkat kepercayaan pihak yang melakukan verifikasi, dan bagaimana mereka dapat menjaga data pribadi, atau digital trust.

“Yang perlu kita perhatikan, pihak mana yang bisa kita percayakan untuk memproses data kita, terutama kaitannya dengan biometrik yang merupakan data sensitif. Sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) berinduk Kominfo, VIDA menjaga data pribadi pengguna dan digunakan hanya untuk keperluan pengguna, dengan menerapkan enkripsi end-to-end bagi seluruh transmisi data. Berbekal sertifikat elektronik, mulai dari verifikasi, keputusan otentikasi layanan digital, hingga proses tanda tangan elektronik, VIDA memastikan persetujuan atau consent ada pada pengguna sepenuhnya,” kata Ahmad.

Teknologi Biometrik Wajah untuk Identitas Digital yang Inklusif