Perusahaan teknologi raksasa Cisco akan mengakuisisi perusahaan penyedia solusi keamanan cloud yang berbasis di Israel, Lightspin.
Media Israel melaporkan bahwa Cisco akan membayar sekitar USD200 juta atau Rp2,85 triliun untuk memiliki perusahaan keamanan cloud tersebut.
Platform Lightspin menyediakan keamanan infrastructure-as-code (IaC), manajemen postur keamanan cloud (CSPM) dan manajemen postur keamanan Kubernetes (KSPM), pemindaian beban kerja, analisis jalur serangan, perlindungan saat proses kerja, penemuan permukaan serangan, dan kemampuan kepatuhan SOC2.
Menurut Cisco, kehadiran Lightspin ke dalam portofolio keamanan cloud-nya akan memungkinkan para pelanggannya untuk "mengidentifikasi, memprioritaskan, dan meremediasi risiko keamanan cloud yang kritis tanpa perlu repot-repot melakukan konfigurasi yang ekstensif".
"Tim Lightspin memiliki keahlian teknis yang luas dalam keamanan cloud, pengembangan produk, dan produk keamanan SaaS," kata Cisco.
"Pengalaman tim dalam mendukung DevOps dan DevSecOps dengan konteks dan peralatan akan mempercepat kemampuan kami dalam memberikan solusi dan dukungan yang diperlukan untuk memprioritaskan dan memulihkan kerentanan di seluruh aplikasi dan lingkungan cloud," ujarnya seperti dilansir SecurityWeek.
Lightspin muncul secara diam-diam pada akhir tahun 2020 dan telah mengumpulkan total USD25 juta dari para investor.
Tren Bisnis
Tren Bisnis dan Teknologi di 2023 Menurut Cisco.
Beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa masa depan tidak dapat diprediksi. Organisasi beradaptasi dengan lingkungan pasca pandemi yang terus berkembang sembari menyeimbangkan dampak dari tren makroekonomi yang disebabkan pandemi, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan inflasi.Koneksi antara manusia, perangkat, dan data terus berkembang, dengan miliaran titik kontak 2023, bisnis tidak hanya harus memenuhi yang dapat dibagikan, dan dapat diakses secara berlipat ganda dalam dunia kerja hybrid dan dunia dengan hybrid-cloud.
Pada tahun 2023, bisnis tidak hanya harus memenuhi ekspektasi karyawan dan pemangku kepentingan yang terus berkembang, tetapi juga memastikan bahwa mereka tetap relevan di era digital dan hybrid yang terus berkembang.
Untuk mendukung bisnis di dalam negeri terkait perjalanan digitalnya, pemerintah Indonesia telah mempercepat pengembangan infrastruktur digital nasional.