Find Us On Social Media :

Pemerintah Optimistis Teknologi AI Tak Bisa Gantikan Peran Manusia

By Adam Rizal, Jumat, 14 April 2023 | 11:30 WIB

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI).

Saat ini banyak ketakutan kehadiran ArtificiaI Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bakal menggantikan peran dan pekerjaan manusia di masa depan. Hal itu dikarenakan AI jauh lebih canggih, efisiensi dan jauh lebih murah dibanding tenaga manusia.

Direktur Jendral Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan teknologi AI tidak akan bisa menggantikan posisi manusia.

"Seperti yang dikatakan pepatah bukan gun tapi man behind the gun-nya. Untuk itu maka pengembangannya perlu etik. Karena yang buatnya juga tetap manusia kan," kata Semuel di Jakarta.

Semuel melihat banyak sisi positif dari kehadiran AI karena dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas manusia. Misal, ia pun membaca naskah konferensi pers ke hadapan media yang dibuat oleh AI. Meskipun, ada beberapa bagian naskah yang diubah.

"Semakin kita lengkap memberikan instruksinya, semakin bagus hasilnya. Tapi pasti ada di edit-edit dulu karena kan namanya Machine Learning agar bagus memang harus dilatih-latih terus," ujarnya.

Pemerintah melihat secara positif setiap pengembangan inovasi teknologi selama pengembangannya tetap berpusat pada manusia.

"Pemerintah melihat pembangunan apapun itu, yang namanya teknologi harus human centric," ujar Semuel.

Dengan pengembangan teknologi yang berpusat pada manusia maka nantinya kecerdasan buatan dapat dengan tepat sasaran menjadi solusi bagi banyak pihak.

Adaptasi

Sundar Pichai (CEO Google)

Goldman Sachs memperkirakan ada 18 persen pekerjaan di seluruh dunia pada akhirnya akan digantikan teknologi AI.

Apalagi, saat ini ChatGPT paling banyak digunakan untuk mendukung para pekerja di berbagai industri, membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas yang masih membutuhkan penilaian manusia.