Apalagi, kesuksesan OpenAI yang memperkenalkan chatbot ChatGPT ikut mengerek popularitas AI. OpenAI memperkenalkan teknologi chatbot AI terbaru GPT-4 yang langsung diadopsi Microsoft di dalam platformnya.
Accenture mengungkapkan kehadiran language model seperti ChatGPT-4 akan mendorong popularitas AI karena model bahasa itu mampu telah memecahkan kode pada kompleksitas bahasa. Teknologi AI pun akan memegang peranan penting di dunia kerja dan akan mengubah dunia tenaga kerja dalam lima tahun ke depan.
Dalam riset bertajuk Future of Jobs Report 2023 yang dipublikasi World Economic Forum, ada 10 pekerjaan yang paling diminati dan dibutuhkan seiring dengan teknologi AI yang makin populer.
- Spesialis AI dan machine learning
- Spesialis sustainability (keberlanjutan)
- Analis intelijen bisnis
- Analis keamanan informasi
- Engineer fintech
- Ilmuwan dan analis data
- Engineer robotika
- Engineer elektroteknologi
- Operator peralatan pertanian
- Spesialis transformasi digital
Dari laporan Future of Jobs Report 2023, spesialis AI dan pembelajaran mesin (machine learning), ilmuwan dan analis data, dan spesialis transformasi digital adalah pekerjaan yang paling dicari.
Jumlah ahli AI dan machine learning melonjak 40 persen pada 2027. Sementara kebutuhan untuk peran seperti analis data atau spesialis data meningkat 30-35 persen, serta analis keamanan informasi meningkat sebesar 31 persen.
Inovasi teknologi AI bakal menciptakan 2,6 juta lapangan kerja baru. Riset Future of Jobs Report 2023 dari World Economic Forum.
Paling Aman
Ilustrasi ChatGPT
OpenAI sukses memperkenalkan chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ChatGPT yang mampu meningkatkan produktivitas dan menyelesaikan pekerjaan manusia.
Bahkan, ada beberapa perusahaan yang telah memecat para pegawainya dan mengganti dengan ChatGPT yang jauh lebih efisien. Sebuah studi University of Pennsylvania dan OpenAI mengungkapkan ada 80 persen tenaga kerja AS dapat terpengaruh dengan kehadiran ChatGPT.
"Individu yang memegang gelar Sarjana, Magister, dan profesional lebih berisiko kehilangan pekerjaan akibat ChatGPT," tulis laporan tersebut seperti dikutip Metro.
Pekerjaan yang paling berisiko dengan kehadiran ChatGPT adalah matematikawan, penyusun pajak, analis kuantitatif keuangan, penulis dan pengarang, desainer interface web dan digital, pembuat teks simultan, pengoreksi, penanda salinan, akuntan, auditor, analis beita, jurnalis, dan asisten administrasi.