Penulis: Jean-Philippe Courtois, Microsoft Executive Vice President dan President, National Transformation Partnerships.
Menyaksikan langsung dinamika Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, selalu memukau.
Budaya startup (perusahaan rintisan) berkembang pesat di seluruh penjuru negeri, dengan setidaknya 14 unicorn–perusahaan yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar–lahir di negara ini.
Generasi muda yang begitu mahir dalam teknologi juga semakin berkembang berkat akses internet berkecepatan tinggi, smartphone, dan media sosial.
Menghubungkan lebih dari 270 juta penduduk yang tersebar di 38 provinsi dan lebih dari 17.000 pulau tidak lah mudah.
Namun, teknologi digital menawarkan potensi untuk mendorong aspirasi dari negara kepulauan yang hebat ini.
Tidak dapat dipungkiri, tantangan akan tetap ada. Indonesia harus menghadapi pemulihan pasca-COVID-19 yang sulit, kesenjangan digital, serta kerentanan akan risiko perubahan iklim dan siber.
Meski demikian, masa depan yang cerah sangat dimungkinkan; khususnya ketika Pemerintah Indonesia dan perusahaan-perusahaan terus melakukan transformasi digital, dan sebanyak mungkin penduduk berlomba untuk meningkatkan keterampilan, guna memenuhi role yang dibutuhkan.
Komitmen bagi Indonesia
Setelah terakhir kali mengunjungi Indonesia pada tahun 2021 untuk mengumumkan bahwa Microsoft akan membangun kawasan datacenter lokal sebagai bagian dari inisiatif ‘Berdayakan Ekonomi Digital Indonesia’, pada tahun 2023 ini saya kembali datang ke Indonesia.
Tahun 2023 merupakan tahun di mana teknologi artificial intelligence/AI atau kecerdasan buatan generatif (generative AI) berkembang dengan begitu pesat, dan potensi inovasi serta penggunaannya di Indonesia sangat lah besar.
Sebagai perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1995, Microsoft memiliki komitmen kuat untuk negara ini.
Artinya, kami ikut membagikan sumber daya dan pembelajaran yang kami miliki dengan semangat gotong royong serta kerendahan hati.
Kemitraan yang dilakukan bersama pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, institusi pendidikan, industri, dan perusahaan dilakukan untuk mengakselerasi adopsi cloud dan AI, serta menyiapkan tenaga kerja terampil.
Target kami di akhir tahun 2024 adalah membantu sedikitnya 1,5 juta lebih banyak penduduk Indonesia untuk mengakses materi pembelajaran dan sumber daya keterampilan digital, agar dapat meraih posisi strategis dalam ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2030.
Dilihat dari beberapa prioritas penelitian awal kami, Microsoft telah menghasilkan terobosan dalam AI – termasuk di bidang vision, speech, bahasa, pengambilan keputusan, dan custom machine learning.
AI berkembang sangat cepat untuk menjadi katalis pertumbuhan inklusif: inovasi yang mampu menangani tantangan paling mendesak, serta meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Di Indonesia, kami tengah menggunakan AI dalam proyek smart city dengan developer properti terkemuka, Sinar Mas Land, dimulai dari BSD City di wilayah Jabodetabek.
Hal ini kami lakukan dengan mengonsolidasi data area di sektor-sektor seperti transportasi, energi, sumber daya air, pengumpulan limbah, dan keamanan, yang didukung oleh platform cloud Microsoft yang tepercaya.
Dengan menerapkan AI dan analisis lanjutan, kami berharap dapat mengoptimalkan layanan publik dan membuat keputusan real-time yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup warga.
Mendemokratisasi AI
Perkembangan generative AI–di mana berbagai bahasa, kode, atau bahkan literatur dan seni dihasilkan melalui respons terhadap instruksi–juga menjanjikan sesuatu yang berbeda.
AI akan meningkatkan hampir setiap sektor ekonomi dengan cara yang bermakna. Hal tersebut akan mendemokratisasi AI; memberikan kemampuan kreatif kepada setiap individu dan organisasi.
Berdasarkan Microsoft Work Trend Index 2023 yang melakukan survei terhadap 31.000 responden di 31 negara, 75 persen responden di Indonesia akan mendelegasikan sebanyak mungkin pekerjaan kepada AI untuk meringankan beban kerja mereka.
Harapannya, AI dapat menghilangkan pekerjaan rutin yang membosankan, sehingga orang dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk menjadi kreatif, inovatif, dan produktif.
Transisi ini dapat dilakukan oleh semua orang, sehingga komitmen Indonesia Digital menjadi benar-benar inklusif.
Itulah sebabnya, pada tahun 2023, kami menyertakan generative AI ke dalam setiap pengalaman Microsoft.
Mulai dari Microsoft 365 Copilot, sistem manajemen content relationships Dynamics, hingga mesin pencarian Bing.
Jika Anda adalah seorang penduduk di pulau terpencil yang mengetik menggunakan Office suite, manfaat yang dirasakan dapat berupa tips dan coaching penulisan email, pembuat daftar otomatis, atau sticky notes real-time yang membantu strukturisasi informasi yang Anda butuhkan.
Bagi para pengusaha di berbagai wilayah, Azure OpenAI Service menyediakan platform aman untuk mengembangkan gelombang baru dari situs web, solusi, dan aplikasi yang didukung oleh AI.
Kolaborasi Luar Biasa
Fakta bahwa berbagai startup kreatif di Indonesia memilih platform Microsoft dan bergabung dengan Microsoft dalam perjalanan ini sangat membanggakan.
Menggunakan Azure OpenAI Service, Botika yang berbasis di Yogyakarta menawarkan asisten AI yang dapat berinteraksi melalui teks dan suara menggunakan saluran komunikasi modern.
Lalu Feedloop, sebuah startup asal Bandung, memanfaatkan Azure OpenAI Service untuk menghadirkan rangkaian tools yang komprehensif, guna meningkatkan customer engagement dan memberdayakan pengguna dalam membuat aplikasi berbasis AI di berbagai bidang penggunaan dengan mudah, menggunakan pendekatan tanpa kode.
Keduanya adalah contoh dari sekian banyak kisah sukses inspiratif lainnya. Dengan posisi Indonesia sebagai rumah bagi hampir 2.500 startup, kami sangat antusias untuk memberdayakan mereka mencapai lebih banyak lagi, dan benar-benar mendemokrasikan AI bagi semua orang.
Fokus pada Masa Depan Secara Bertanggung Jawab
Ini adalah tahap awal dalam evolusi generative AI. Sebagai mitra cloud dan salah satu perusahaan AI di dunia, Microsoft berada di garis depan dalam menyeimbangkan peluang, tanggung jawab etis, dan risiko teknologi ini.
Melihat kembali pada satu dekade lalu, pengembangan sistem governance untuk teknologi baru adalah sebuah bidang yang nyaris tidak ada.
Namun sekarang, Microsoft memiliki hampir 350 karyawan dengan spesialisasi tersebut, dan kami berinvestasi di tahun fiskal berikutnya untuk mengembangkan area ini lebih lanjut.
Baru-baru ini, Microsoft juga merilis laporan berjudul Governing AI: A Blueprint for the Future. Dalam laporan tersebut, Microsoft mengelaborasikan lima cara pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan, hukum, dan regulasi seputar AI.
Kami pun turut membagikan komitmen internal Microsoft terhadap etika AI dengan menunjukkan bagaimana kami mengoperasionalkan dan membangun budaya AI yang bertanggungjawab.
Kami percaya membangun masa depan AI secara bertanggung jawab adalah suatu perjalanan kolektif.
Dan horizon-nya jelas: sebuah Copilot untuk setiap pengalaman cloud, memperkuat kecerdasan manusia dengan produk yang sudah digunakan oleh pelanggan Microsoft, dan menciptakan nilai eksponensial dengan menyebarkan generative AI ke aplikasi baru bagi setiap individu, organisasi, dan industri.
Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi negara yang sangat fokus pada masa depan – sebuah negara yang tumbuh bersama dan menjadi negara berkekuatan AI di tingkat regional.
Baca Juga: Aplikasi YouCam Perfect Kini Punya Fitur Baru 'AI Magic Avatar'
Baca Juga: Perang AI di China Memanas, Alibaba Luncurkan Chatbot AI Mirip ChatGPT