Find Us On Social Media :

KoinWorks: Meningkatkan Akses Keuangan bagi UMKM dengan Cloud

By Rafki Fachrizal, Minggu, 18 Juni 2023 | 12:45 WIB

Jonathan Bryan (Chief Wealth Management Officer di KoinWorks) pada acara Google Cloud Summit 2023 yang digelar di Jakarta baru-baru ini.

Apa yang terjadi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia ketika mereka membutuhkan pinjaman tetapi memberikan pinjaman itu dianggap berisiko?

Mengingat pembiayaan UMKM juga terhambat di tanah air akibat persyaratan agunan pada saat mengajukan pinjaman, banyak bisnis online semakin beralih ke KoinWorks, salah satu superapp keuangan terkemuka di Indonesia.

Perusahaan jasa keuangan digital berbasis di Jakarta ini membantu UMKM mengatasi tantangan ini dengan menyederhanakan akses keuangan dan meningkatkan literasi keuangan.

Saat ini, KoinWorks melayani lebih dari dua juta pengguna di Indonesia sebagai toko serba ada, menyediakan akses untuk pinjaman, investasi, neobanking, penagihan, dan produk pembelajaran di superapp-nya.

Dengan nama-nama seperti Tokopedia dan Shopee dalam daftar kliennya, KoinWorks telah berhasil mengubah sektor UMKM di Indonesia.

Namun, transformasi ini membutuhkan pendekatan inovatif terhadap pemberian pinjaman, yang diwujudkan oleh timnya melalui data dan kecerdasan buatan (AI).

Membuka jalur baru untuk pertumbuhan UMKM

"Bagaimana kami bisa menilai kredit UMKM? Itulah pertanyaan terbesarnya," kata Jonathan Bryan, Chief Wealth Management Officer di KoinWorks.

"Pada tahun pertama kami, KoinWorks bekerja secara eksklusif dengan UMKM e-commerce karena mereka memiliki banyak data yang dapat kami gunakan untuk menilai kredit mereka. Data ini mencakup data transaksi, total inventaris gudang, dan lain-lain, yang menyerupai proses know-your-customer (kenali pelanggan anda) dan know-your-business (kenali bisnis anda) yang biasanya dilakukan oleh bank," tambahnya.

Titik-titik data ini dimasukkan ke dalam model penilaian KoinWorks yang mencakup lima C, yaitu character, capability, condition, capital & collateral (karakter, kemampuan, kondisi, modal ekonomi, dan jaminan).

Model ini juga mempertimbangkan kelayakan kredit melalui data yang diambil dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), biro kredit Indonesia, dan platform sumber terbuka seperti Google Business Profile.

Namun, kemampuan untuk menjalankan model penilaian secara produksi merupakan tantangan besar bagi startup ini.

Mereka membutuhkan platform cloud yang tepat untuk membantu menskalakan penawaran produknya serta memungkinkan penilaian cepat, sehingga pengalaman pengajuan pinjaman menjadi semulus mungkin bagi para UMKM.

Menemukan mitra yang tepat untuk ambisi nasional

Ketika KoinWorks ingin mengembangkan tumpukan teknologi berbasis cloud mereka, timnya memiliki beberapa pertimbangan penting, termasuk persyaratan regulasi dan penggunaan terbaik untuk alur kerja mereka.

"Pertimbangan pertama adalah bahwa data kami perlu disimpan di Indonesia, seperti yang dipersyaratkan oleh otoritas keuangan. Kedua, kami membutuhkan mitra cloud yang benar-benar memahami pentingnya keamanan karena banyaknya data pribadi dan transaksi yang kami simpan. Ketiga, kami harus dapat mengekstrak data ini dengan sangat cepat supaya kami dapat melakukan penilaian kredit dalam hitungan menit," jelas Bryan.

Tim KoinWorks menemukan bahwa Google Cloud dapat memenuhi ketiga persyaratan penting ini.

Meskipun tim sebelumnya telah membangun superapp mereka di atas platform warisan cloud-as-a-service (cloud sebagai layanan), pada saat itu mereka berkembang pesat dan perlu mengatasi titik sempit komputasi dan melakukan penskalaan secara lebih hemat biaya untuk melayani ratusan ribu UMKM.

Kemungkinan yang ditawarkan oleh layanan mikro di Google Kubernetes Engine (GKE) diidentifikasi sebagai solusi yang tepat untuk membantu KoinWorks mencapai rencana pertumbuhannya ke depan.

Google Cloud ditentukan sebagai platform yang paling cocok untuk para insinyurnya karena merupakan "rumah Kubernetes," menurut Kepala Infrastruktur KoinWorks, Mirasz Albari.

"Dengan GKE, kami dapat mengaktifkan cluster auto-scaling (penskalaan otomatis kluster). Jadi jika kami menentukan bahwa satu atau beberapa produk atau fitur tidak berperforma baik, kami dapat dengan mudah meninjau kembali dan mengkonfigurasi ulang penggunaannya sesuai dengan kebutuhan kami. Melakukan pengujian daya tahan terhadap sistem kami guna menemukan jumlah pemanfaatan yang tepat untuk fitur dan produk juga mudah," jelas Albari.

Menskalakan super-app dengan biaya minimal

Tanpa auto-scaling, alternatif bagi para insinyur KoinWorks adalah dengan menerapkan kembali lebih dari 80 layanan mikro secara manual, yang akan membuat aplikasi KoinWorks menjadi tidak aktif.

"Jika pengguna tidak dapat mengakses superapp kami, maka keluhan akan mulai diterima oleh tim layanan pelanggan kami. Itu adalah hal yang wajar. Namun, yang terburuk adalah jika keluhan tersebut dipublikasikan di media sosial dan menjadi viral. Meskipun gangguan layanan mungkin berlangsung singkat, hal tersebut dapat dibesar-besarkan ketika menjadi sorotan di media sosial," Albari peringatkan.

"Integrasi dengan Google Cloud telah memberikan dampak yang sangat besar pada infrastruktur kami. Sejak memperkenalkan KoinWorks NEO pada April 2022, lalu lintas keseluruhan ke KoinWorks telah meningkat dari tiga hingga empat terabyte per bulan, menjadi tujuh hingga delapan terabyte," ungkap Albari.

Keberhasilan KoinWorks NEO, neobank UMKM pertama di Indonesia, serta respon positif dari pengguna akhir secara langsung dikaitkan, oleh tim infrastruktur KoinWorks, dengan kemampuan GKE dalam melakukan penskalaan otomatis pada kumpulan node untuk memenuhi permintaan pelanggan saat peluncuran produk baru.

Kemampuan Google Cloud untuk menyegmentasikan penagihan berdasarkan proyek juga terbukti bermanfaat bagi perusahaan. Seiring dengan pertumbuhan KoinWorks, perusahaan ini terbagi menjadi entitas yang berbeda, yang masing-masing dapat memiliki penagihan dan penganggaran yang dipetakan. Sebagai hasilnya, KoinWorks dapat mengisolasi proyek-proyek ke entitas yang berbeda dan menentukan biaya operasional produk dengan mudah.

“Intinya untuk setiap startup adalah bahwa biaya harus dioptimalkan. Kami juga dapat melacak pengeluaran yang mendesak, menentukan mengapa biaya komputasi tertentu tinggi, dan memisahkan penagihan kami ketika menyediakan superapp kami," tambahnya.

Hasilnya, tim KoinWorks dapat menentukan bagaimana biaya sejalan dengan metrik kunci seperti keterlibatan pengguna dan volume transaksi untuk setiap produk seperti KoinBisnis, KoinP2P, KoinRobo, dan lainnya.

Secara kebetulan, keselarasan antara kemampuan penskalaan otomatis GKE dan keputusan KoinWorks untuk membagi insinyurnya ke dalam kelompok produk telah memungkinkan pengendalian biaya pada tingkat yang lebih terperinci.

Integrasi yang lebih dalam dengan Google Cloud kemudian membuka berbagai peluang pertumbuhan baru.

Memanfaatkan minat masyarakat Indonesia terhadap layanan Google

Kemudahan dalam merekrut bakat lokal yang akrab dengan Google Cloud telah membantu KoinWorks mempercepat pengiriman aplikasi kepada pelanggan UMKM-nya.

Berkat komunitas Google Cloud yang kuat di Indonesia, proses penggabungan talenta teknik baru menjadi lebih mudah karena mereka sudah terbiasa dengan GKE dan Cloud SQL.

Sebagai contoh, para insinyur KoinWorks dapat membuat alur kerja CD/CDep (continuous delivery/continuous deployment) mereka sendiri di Google Cloud dan mengotomatiskan pengembangan aplikasi.

Keunggulan ini menjadi penting dalam menyediakan superapp dan meluncurkan ekosistem bisnis yang komprehensif bagi UMKM di mana mereka dapat meningkatkan literasi keuangan mereka. Fitur-fitur baru yang kaya telah ditambahkan ke dalam ekosistem bisnis termasuk modul pembelajaran mengenai dasar-dasar akuntansi, manajemen keuangan, pemasaran digital, dan lainnya.

UMKM juga dapat membayar tagihan mereka melalui superapp-nya. Layanan-layanan ini merupakan bagian dari strategi KoinWorks untuk memastikan pelanggan tetap menggunakan aplikasinya.

"Kami sedang membangun sebuah ekosistem di mana pengguna dapat melakukan segala sesuatu dalam satu tempat, mulai dari mendirikan bisnis hingga mengembangkannya. Saat ini, kami sedang mengerjakan fitur yang, pada akhirnya, akan memungkinkan mereka untuk menjual bisnisnya kepada investor melalui aplikasi kami," kata Bryan.

"Kami juga memanfaatkan solusi Google sebanyak mungkin karena kami tahu bahwa UMKM sangat terintegrasi dengan produk-produk Google Workspace seperti Gmail dan Calendar secara default," sambungnya.

Memberdayakan nanopreneur dengan akses keuangan

KoinWorks bertekad kuat untuk memperluas penyampaian layanan kepada segmen demografis yang kurang terlayani di Indonesia, termasuk segmen UMKM yang lebih besar seperti warung-warung yang tersebar luas, serta pasar kreator konten dan pekerja lepas.

"Saya menyebut mereka sebagai samudera biru dalam hal pemberian pinjaman dan ini juga merupakan salah satu segmen yang paling menarik di Indonesia," ujar Bryan.

Sebagai pelopor dalam akses keuangan, tim KoinWorks sangat antusias untuk memanfaatkan sepenuhnya data mereka sendiri dalam menilai UMKM daripada mengandalkan data milik mitra.

"KoinWorks dapat menjadi lebih dari sekadar pemberi pinjaman peer-to-peer berkat semua produk dalam ekosistem kami. Kami dapat membantu UMKM yang menggunakan solusi-solusi Google, sejalan dengan upaya Google Cloud untuk membantu bisnis lokal melakukan digitalisasi," tutupnya.

Baca Juga: Nih! Perbandingan Browser Google Search AI vs Bing AI, Pilih Mana?