Find Us On Social Media :

Teknologi AI Mampu Tingkatkan Efisiensi Operasional Peritel Indonesia

By Rafki Fachrizal, Rabu, 21 Juni 2023 | 11:30 WIB

Ilustrasi Sektor Ritel.

Teknologi AI (artificial intelligence) bukanlah hal yang baru dan telah menjadi teknologi yang terus dieksplorasi di berbagai sektor, tak terkecuali ritel.

Penggunaan teknologi AI merupakan salah satu topik hangat di lingkup industri ritel saat ini. Pemanfaatannya dapat menyederhanakan dan meningkatkan kinerja bisnis dan sejauh ini teknologi AI sudah banyak dimanfaatkan untuk layanan pelanggan.

Hal ini dibuktikan dengan kenaikan sebesar 40% pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) antara tahun 2021 dan 2027 di wilayah Asia Pasifik.

Namun demikian, jika melihat kondisi di Indonesia saat ini, penerapan teknologi AI untuk ritel belum sampai menghasilkan automasi atau augmentasi proses yang signifikan.

Menurut penyedia solusi perencanaan ritel terpadu, RELEX Solutions, mengintegrasikan teknologi AI ke dalam peramalan permintaan dan pengoptimalan inventaris sangat memungkinkan dan secara konsisten dapat meningkatkan ketersediaan produk, mengurangi limbah, menyederhanakan proses distribusi, dan meningkatkan efektivitas operasional dalam distribusi dan toko.

Hal ini terutama berlaku untuk industri ritel, di mana kegiatan operasi pasar dilakukan dalam skala yang sangat cepat dan besar.

“Operasional bisnis harus dipastikan berjalan dengan lancar bahkan di tengah perubahan. Penerapan teknologi AI di industri ritel merupakan suatu keharusan bagi bisnis untuk mendorong profitabilitas sekaligus memangkas biaya,” ujar Kristie Davison, Vice President APAC di RELEX Solutions.

“Teknologi AI membantu peritel memangkas biaya berlebih dan mengelola arus kas mereka untuk keberlanjutan bisnis yang lebih baik,” lanjutnya.

Implementasi teknologi AI dalam operasional ritel harian menawarkan sejumlah manfaat bagi peritel Indonesia, antara lain:

1. Mengurangi biaya operasional melalui prakiraan permintaan otomatis

Di tengah gempuran kenaikan harga barang dan jasa, masyarakat Indonesia menjadi lebih peka terhadap pergerakan harga—mulai mencari diskon dan potongan harga, serta menilai toko atau situs mana yang menawarkan harga paling kompetitif.

Agar dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini dan lainnya, peritel perlu memanfaatkan automasi dan wawasan berbasis kecerdasan buatan untuk memangkas biaya operasional dan menurunkan biaya barang dan jasa.

Teknologi AI membantu memprediksi dampak dari faktor pendorong permintaan seperti promosi, tawaran harga, tampilan produk, dan data ramalan industri untuk memperkirakan permintaan secara akurat dan mengoptimalkan penyetokan ulang barang-barang.