Find Us On Social Media :

Mengenal Evoware dan Mimpi Mengurangi Sampah Plastik di Bumi

By Wisnu Nugroho, Jumat, 30 Juni 2023 | 12:48 WIB

Evoware menyediakan produk alternatif plastik, mulai dari gelas, sedotan, sampai tas belanja

Sampah plastik saat ini menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun. Yang menyedihkan, 3,2 juta ton sampah plastik ini akan berakhir di laut dan menjadi polutan yang mengganggu ekosistem di sana. 

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah plastik ini. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari. Hal itulah yang coba dirintis Evoware, startup Indonesia yang memproduksi produk substitusi untuk plastik.

Mengenal Evoware

Evoware didirikan oleh David Christian pada tahun 2016 dengan fokus memproduksi wadah dan tas belanja yang biodegradable alias terurai secara alami. Produk mereka mencakup sedotan, tas belanja, botol, peralatan makan, dan cangkir. 

Seluruh produk ini diproduksi dari  bahan alami. Contohnya untuk peralatan makan, Evoware menggunakan rumput laut. Sementara untuk kantong belanja, material yang digunakan berasal dari singkong. “Kami juga memproduksi sachet untuk kopi yang langsung larut saat terkena air panas,” ungkap David. 

Selain ramah lingkungan, penggunaan bahan alami seperti rumput laut juga menciptakan efek ekonomi positif bagi nelayan. Apalagi rumput laut adalah produk yang membutuhkan pakan dan perawatan yang rendah.  

Evoware menyebut, produk mereka saat ini berhasil menggantikan lebih dari 15 juta produk plastik. Mereka telah menjual sekitar 8,5 juta sedotan, 4,5 juta tas, dan 1,2 juta botol, serta ribuan peralatan makan dan cangkir. Saat ini, 80% pengguna Evoware berasal dari luar negeri. “Produk kami digunakan lebih dari 100 perusahaan, mulai dari Eropa, Australia, Malaysia dan Arab Saudi,” ungkap David seperti dikutip dari Swa

Selain mengurangi penggunaan plastik, Evoware juga berkomitmen meningkatkan ekonomi petani dan nelayan. Hal ini ditunjukkan melalui pengembangan Seaweed Farm di Lombok dan Pangandaran. Mengusung konsep 3D farming, kebun ini nantinya digunakan untuk menanam rumput laut dan juga komoditas lain seperti kerang, abalone, dan ikan. Dengan begitu, petani bisa mendapat penghasilan tambahan.

Meski memiliki konsep menarik, Evoware menghadapi tantangan dari sisi harga. Gelas dari rumput laut, misalnya, dibandrol dengan harga Rp.20 ribu. Sementara sedotan dari beras, harganya sekitar Rp.300 per buah. Hal ini yang menjelaskan mengapa produk Evoware belum banyak digunakan di industri F&B Indonesia.

Namun ketika kesadaran akan lingkungan semakin meningkat, David meyakini faktor harga tersebut akan semakin tidak relevan. “Karena plastik sebenarnya juga memiliki hidden cost yang tinggi karena sulit diurai,” ungkap David. Selain itu, jika skala produksi meningkat, harga produk Evoware pun akan semakin kompetitif.

Yuk, kurangi sampah plastik dengan mendukung produk inovatif seperti Evoware!