Find Us On Social Media :

Antusias Sambut Gen AI, Ini Perbedaan Pandangan Pemimpin TI dan Non-TI

By Liana Threestayanti, Selasa, 8 Agustus 2023 | 15:30 WIB

Antusiasme terhadap AI generatif di kalangan perusahaan terus meningkat. Foundry menemukan adanya perbedaan pandangan antara orang TI dan non-TI. (ilustrasi AI generatif)

Antusiasme seputar generative artificial intelligence (AI) atau AI generatif di kalangan perusahaan terus merebak. Namun hasil survei Foundry, publisher CIO.com, menemukan adanya perbedaan pandangan antara orang TI dan non-TI.

Seiring popularitas ChatGPT dan aneka chatbot AI yang ramai diperkenalkan belakangan ini, AI generatif pun terus membuat terobosan lebih jauh di lingkungan enterprise.

Antusiasme Tinggi Terhadap Gen AI

Menurut survei Foundry, 62% responden secara aktif menggunakan AI generatif. Sementara sebanyak 23% sedang di tahap eksplorasi dan 14% masih mempertimbangkan implementasinya. Artinya, tersisa satu persen responden saja yang mungkin sudah mempelajari tapi memutuskan untuk tidak menggunakan, atau tidak punya rencana sama sekali terkait AI generatif.

Nah, kalau dilihat lebih detail, para pemimpin non TI dilaporkan justru lebih aktif menggunakan AI generatif (73%) dibandingkan pemimpin TI (59%). Temuan ini menyiratkan ada banyak eksperimen terjadi di luar organisasi TI perusahaan.

Jika dilihat per sektor industri, sektor retail atau jasa keuangan dilaporkan aktif menggunakan AI generatif (62%), diikuti oleh sektor manufaktur, produksi, dan distribusi (59%), dan teknologi (56%).

Risiko Lebih Besar: Adopsi Cepat atau Lambat?

Ketika Foundry bertanya tentang risiko yang lebih besar bagi organisasi responden, ada perbedaan pendapat di antara dua kelompok responden (TI dan non-TI). Para responden ditanya, apakah bergerak terlalu cepat (mengadopsi AI generatif meskipun ada risiko keamanan atau masalah etika) atau terlalu lambat (dilihat sebagai lamban, atau tidak menciptakan keunggulan kompetitif) yang akan mendatangkan risiko lebih besar. 

Sebanyak 56% pemimpin TI melihat “bergerak terlalu cepat” sebagai ancaman yang lebih besar. Sebaliknya bergerak terlalu lambat dilihat sebagai langkah yang lebih berbahaya oleh para pemimpin non-TI (52%).

Dari kaca mata sektor industri, Foundry menilai pelaku industri retail sebagai risk taker karena 60% responden dari sektor ini mengatakan bahwa bergerak terlalu lambat adalah ancaman terbesar. Sementara sektor teknologi lebih mengedepankan prinsip “mencegah lebih baik daripada mengobati” dengan 58% mengatakan bergerak terlalu cepat lebih berbahaya.

Kendala Adopsi AI: Regulasi

Mengenai kendala adopsi AI generatif, baik orang TI maupun non-TI secara umum menyebut regulasi, atau isu legal terkait output yang dihasilkan. Isu di sini mencakup hak cipta, pelanggaran privasi, atau tanggung jawab terhadap sistem AI tidak diimplementasikan dengan baik sehingga mengalami “halusinasi.”

Di sisi lain, para pemimpin non-TI khawatir perusahaan kehilangan kontrol terhadap data perusahaan (40%). Sementara kekhawatiran yang sama diutarakan hanya oleh 23% pemimpin TI. Hal ini, dijelaskan oleh Foundry, karena pemimpin TI lebih memahami cara-cara menangkal masalah tersebut dengan teknologi.

Pemimpin TI (22%) memperlihatkan kekhawatiran yang lebih tinggi terhadap karyawan yang nakal dan menggunakan AI generatif tanpa izin, dibandingkan pemimpin non-TI (14%). Hal itu bisa jadi karena pemimpin non-IT melihat manfaat dari eksperimen awal tanpa izin yang dilakukan karyawan, sementara pemimpin TI lah yang kemudian harus membereskan ketika terjadi masalah.

Proyek Utama Gen AI: Pelatihan

Menjawab pertanyaan tentang penggunaan AI generatif, hampir 90% responden survei mengatakan bahwa mereka setidaknya memiliki satu macam proyek AI generatif yang sedang berlangsung atau baru saja memulainya.

Namun area paling terdepan yang sedang dilakukan perusahaan adalah pelatihan dan peningkatan keterampilan karyawan tentang AI generatif (51% sedang berlangsung, 38% baru saja dimulai). Sektor jasa keuangan kemungkinan besar (59%) memiliki proyek pelatihan yang sudah berjalan. 

Proyek lain yang paling banyak disebutkan adalah memberikan tool AI generatif untuk digunakan oleh para karyawan (50% sedang berlangsung, 38% baru saja dimulai). 

Namun, pemimpin non-TI dilaporkan telah selangkah lebih jauh daripada pemimpin TI dalam menetapkan kebijakan dan pedoman AI generatif (65% vs 42%), atau dalam mengidentifikasi use case (59% vs 38%). 

Dari sisi sektor industri, ritel adalah sektor yang kemungkinan besar telah mengidentifikasi use case (49%), disusul oleh sektor teknologi dan manufaktur (42%), serta sektor jasa keuangan (32%).

Survei ini digelar Foundry pada awal Juli lalu dan diikuti oleh para eksekutif senior. Dari 447 responden, 90% responden memegang peran C-level (CEO, CIO, CTO, CSO, CISO). Responden lainnya adalah manajer, direktur, atau VP. Perusahaan beroperasi terutama di bidang manufaktur, produksi, distribusi, ritel, atau jasa keuangan dan jumlah rata-rata karyawan di organisasi mereka adalah 3.750 orang.

Baca juga: Strategi BI Jawab Tantangan Disrupsi Teknologi AI di Indonesia

Baca juga: Bantah Lambat Pakai AI, Apple Tegaskan AI Ada di Setiap Produknya