Find Us On Social Media :

Wujudkan Masa Depan Berkelanjutan & Regeneratif, Ini 3 Prioritas Cisco

By Liana Threestayanti, Senin, 25 September 2023 | 21:20 WIB

Cisco meluncurkan strategi dan action plan keberlanjutan lingkungan terbaru,

Cisco baru-baru ini meluncurkan strategi dan action plan keberlanjutan lingkungan terbaru, "The Plan for Possible.” Yang menarik, strategi ini tidak hanya fokus pada membangun masa depan yang berkelanjutan tapi juga yang bersifat regeneratif. 

Seperti kita ketahui, pemanasan global saat ini menjadi isu yang semakin mendesak untuk ditangani, terutama mengingat pecahnya rekor suhu di banyak negara tahun ini. Dikutip dari World Economic Forum, pada bulan Juli lalu, para ilmuwan iklim mengatakan bahwa tahun 2023 bisa menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. 

Di samping itu, dampaknya pun terasa di berbagai belahan dunia, termasuk di kawasan Asia Pasifik dan tentunya di Indonesia. Mary de Wysocki, Chief Sustainability Officer, Cisco, menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 60 tahun terakhir, Asia Pasifik mengalami kenaikan suhu yang lebih cepat daripada kawasan lainnya. 

“Enam dari 10 negara paling terdampak oleh bencana ada di kawasan ini, di mana sistem pangan terganggu, perekonomian rusak, dan masyarakat dirugikan. Oleh karena itu, kita harus membatasi kenaikan suhu untuk tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius untuk menghindari perubahan iklim yang dahsyat,” tegas Mary dalam kesempatan Cisco Sustainability media roundtable secara daring. Caranya, menurut Mary, adalah bumi harus bebas dari emisi rumah kaca pada tahun 2050.

Dengan alasan inilah, dunia membutuhkan masa depan yang berkelanjutan, yaitu dengan menghilangkan ketergantungan pada bahan bakar berbasis fosil, memberikan peluang ekonomi kepada masyarakat di seluruh dunia, dan menyelaraskan aktivitas kita dengan batasan fisik bumi. 

“Sebagai pemimpin teknologi global, dengan lebih dari 83.000 karyawan di 95 negara, kami melihat Cisco memiliki peran di sini karena teknologi memungkinkan kita untuk memikirkan ulang cara kita hidup, bekerja, dan berkreasi,” ujar Mary. Selanjutnya ia mengutip studi IDC yang menyebutkan bahwa 62%  perusahaan di Asia Pasifik meyakini, investasi TI penting atau sangat penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan.

 “Dengan teknologi Cisco, kami membantu menyediakan energi bersih yang terjangkau bagi dunia melalui digitalisasi jaringan pintar dan bangunan pintar, membangun kembali produk-produk bekas, dan kami menggunakan Internet of Things (IoT) untuk melindungi keanekaragaman hayati di dunia," ujarnya

Mengenai strategi keberlanjutan The Plan for Possible, Mary de de Wysocki menekankan bahwa Cisco tidak hanya fokus pada masa depan yang berkelanjutan tapi juga masa depan yang regeneratif. 

Alih-alih hanya menerapkan pendekatan “doing no harm”, Cisco fokus pada upaya membangun kapasitas sistem sosial dan lingkungan untuk pulih dan berkembang. Strategi ini mencakup cara perusahaan menjalankan bisnisnya, cara perusahaan berinteraksi dengan pemasok, dan cara perusahaan membantu pelanggan dan masyarakat mengurangi dampak lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan dunia.

Cisco memprioritaskan tiga hal dalam strategi The Plan for Possible. Prioritas pertama adalah bertransisi ke energi bersih (clean energy). Untuk menyediakan energi terbarukan bagi dunia, jaringan listrik memerlukan infrastruktur digital yang diperbarui untuk menghubungkan beragam sumber energi bersih yang terdesentralisasi. 

Untuk mencapai hal ini, Cisco melakukannya dengan tiga cara: terdepan dalam inovasi efisiensi energi; menghubungkan energi bersih dan mendigitalisasi jaringan listrik; serta berkolaborasi dengan pelanggan, mitra, dan pemasok untuk mempercepat transisi energi. 

Beberapa contoh yang telah dilakukan Cisco terkait prioritas ini, seperti pengembangan chip Silicon One untuk perangkat jaringan Cisco untuk pemrosesan AI yang mengurangi konsumsi energi sekaligus meningkatkan bandwidth, dan Universal Power Over Ethernet (PoE) untuk mengoptimalkan penggunaan energi di gedung pintar.

Prioritas kedua adalah mengevolusi bisnis menjadi sirkular guna memperpanjang masa pakai produknya dan menyediakan layanan berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengadopsi dan meningkatkan model bisnis yang memperluas nilai produk dan mengurangi dampak terhadap lingkungan; berinvestasi pada inkubasi teknologi agar sejalan dengan sains di bidang lingkungan; dan memperjuangkan rantai nilai digital yang bersifat positif terhadap alam.

Terkait prioritas kedua ini, Cisco akan menerapkan prinsip desain sirkular pada seluruh (100%) produk dan kemasan baru pada tahun 2025. Cisco juga menggelar program Cisco Takeback and Reuse dan program Cisco Refresh. 

Menurut Vish Iyer, Vice President of Architectures, APJC, Cisco, kedua program tersebut merupakan salah satu cara paling menentukan dalam mewujudkan bisnis yang sirkular. Program Takeback and Reuse memungkinkan pelanggan mengembalikan perangkat yang sudah habis masa pakainya tanpa dipungut biaya. Sedangkan Cisco Refresh memproduksi ulang perangkat.

“Untuk mendorong para pelanggan masuk ke dalam ekonomi sirkular, solusi IT payment sirkular Green Pay menawarkan insentif 5% untuk hardware Cisco, pembayaran terprediksi selama lima tahun, pengembalian produk secara gratis di beberapa negara tertentu di kawasan ini,” jelas Vish Iyer. 

Prioritas ketiga dalam The Plan for Possible adalah berinvestasi untuk ekosistem yang kokoh guna memungkinkan masyarakat beradaptasi dengan realitas iklim, mengembangkan talenta untuk ekonomi regeneratif, dan menerapkan teknologi untuk melindungi dan memulihkan ekosistem. 

Contoh inisiatif terkait prioritas ketiga ini adalah mendukung platform Data Commons yang dikembangkan Vibrant Planet untuk mengelola penggunaan lahan lokal dengan lebih baik dan merencanakan risiko-risiko seperti kebakaran hutan.

“Keberlanjutan telah menjadi prioritas utama dalam agenda pemerintah Indonesia, seiring dengan upaya mencapai target net zero emission pada 2060. Ketika organisasi-organisasi di Indonesia mempercepat perjalanan transformasi digital mereka, investasi dalam teknologi menawarkan mereka peluang untuk melakukan transisi yang bersifat digital dan berkelanjutan. Sebagai mitra teknologi tepercaya bagi dunia usaha di Indonesia, kami berkomitmen untuk berinovasi dengan mempertimbangkan tujuan keberlanjutan pelanggan kami, dan membantu dunia usaha membuat pilihan dengan pandangan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” kata Marina Kacaribu, Managing Director, Indonesia, Cisco.

Baca juga: Cisco Akuisisi Splunk, Bantu Organisasi Lebih Aman, Tangguh di Era AI

Baca juga: Meningkatkan Efisiensi di Infrastruktur Digital dengan Otomatisasi