Find Us On Social Media :

Akamai: Sektor Jasa Keuangan di APJ Alami 3,7 Miliar Serangan

By Liana Threestayanti, Selasa, 17 Oktober 2023 | 22:22 WIB

Ilustrasi serangan siber

Paling inovatif dan kompetitif di dunia, sektor layanan jasa keuangan (financial services) di Asia Pasifik dan Jepang (APJ) masih menjadi industri yang paling sering diserang di dunia, menurut laporan terbaru Akamai Technologies, Inc. (Akamai).

Laporan Akamai State of the Internet terbaru yang berjudul The High Stakes of Innovation: Attack Trends in Financial Services mengungkapkan bahwa serangan terhadap aplikasi web dan API di sektor ini meningkat 36% pada periode Q2 2022 hingga Q2 2023, atau mencapai total 3,7 miliar serangan.

Adapun vektor serangan teratas masih dipegang oleh Local File Inclusion (LFI). Dan sebanyak 92,3 persen serangan terhadap sektor jasa keuangan ini dilancarkan ke perbankan sehingga tren ini tidak hanya menjadi ancaman besar bagi bank tapi juga para nasabah.

Akamai juga menyoroti penggunaan skrip oleh sektor financial services untuk mengembangkan lebih banyak saluran dan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada konsumen. Persoalannya adalah sekitar 40 persen skrip yang mereka gunakan berasal dari pihak ketiga. 

Hal ini, menurut Akamai, membuat perusahaan-perusahaan di sektor ini, khususnya bank dan lembaga keuangan yang fokus pada konsumen, memiliki risiko tinggi untuk mengalami serangan di saat mereka memperluas digital footprint-nya. 

Reuben Koh, Security Technology and Strategy Director (APJ), Akamai, menyampaikan bahwa penggunaan skrip dari pihak ketiga akan membatasi visibilitas bank terhadap autentisitas dan potensi kerentanan pada skrip tersebut sehingga menimbulkan lapisan risiko lain pada bisnis. 

“Akibat terbatasnya visibilitas tentang risiko yang dikandung skrip pihak ketiga, pelaku serangan kini memiliki vektor baru yang dapat digunakan untuk melancarkan serangan terhadap bank dan juga konsumen mereka,” tukasnya. 

Laporan Akamai juga menemukan bahwa lalu lintas bot berbahaya di APJ meningkat 128 persen dari 2022, yang menegaskan serangan tiada henti terhadap konsumen layanan jasa keuangan dan data mereka. Pelaku kejahatan siber menggunakan bot untuk meningkatkan skala, efisiensi, dan efektivitas serangan.

Kawasan APJ berada di posisi kedua di dunia sebagai kawasan yang paling sering menjadi target permintaan bot berbahaya terhadap layanan jasa keuangan, yakni 39,7% dari total permintaan bot berbahaya di seluruh dunia. Use cases dari penggunaan bot jahat ini meliputi website scraping dengan meniru situs web resmi milik layanan jasa keuangan untuk melakukan penipuan phishing dan pengisian kredensial palsu melalui injeksi otomatis nama pengguna dan kata sandi curian guna mengambil alih akun.

Menurut Akamai, tren itu menunjukkan bahwa pelaku serangan selalu mengembangkan teknik yang mereka gunakan dan mulai memfokuskan serangan terhadap konsumen layanan jasa keuangan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Temuan-temuan penting lainnya dalam laporan ini mencakup:

Aplikasi web dan API tetap menjadi vektor serangan pilihan para penjahat siber di APJ. Serangan dengan metode ini terhadap sektor keuangan mencapai 50 persen, diikuti oleh sektor perdagangan (19,99 persen), dan media sosial (8,3 persen).