Find Us On Social Media :

Temukan Celah Keamanan AI, Google Kembali Buka Program Bug Bounty

By Adam Rizal, Rabu, 1 November 2023 | 13:30 WIB

Google fokus kembangkan teknologi artificial intelligence (AI)

Google memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan miliknya aman dari celah keamanan dan serangan siber.

Karena itu, Google menggelar program Bug Bounty bernama Vulnerability Rewards Program (VRP) untuk mengurangi potensi serangan siber ke sistem teknologi AI generatifnya.

Serangan siber ke sistem teknologi AI generatif Google bisa berupa manipulasi model AI, kesalahan dalam pemrosesan data, pencurian model AI, dan berbagai masalah lainnya.

Google pun mengungkapkan beberapa kategori ancaman siber dalam program Vulnerability Rewards Program (VRP) yaitu injeksi prompt, kebocoran data dari kumpulan data pelatihan, manipulasi model AI, serangan yang dapat membingungkan sistem, dan pencurian model AI.

Google akan memberikan imbalan uang dengan jumlah yang bervariasi, tergantung seberapa seriusnya ancaman yang dilaporkan. Hadiah tertinggi program bug bounty ini adalah USD13.337 atau sekitar Rp212 juta.

Pada tahun sebelumnya, Google telah menghabiskan dana sebesar USD12 juta atau sekitar Rp 190 miliar untuk memberikan penghargaan kepada para pelapor yang telah berkontribusi dalam Vulnerability Rewards Program ini.

Sebelumnya, Microsoft juga mengumumkan langkah serupa dalam waktu yang lalu dengan meluncurkan Bing AI Bug Bounty Program yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan layanan Bing.

Microsoft bersedia memberikan penghargaan dalam bentuk uang dengan kisaran nilai antara USD2.000 hingga USD15.000 untuk setiap temuan yang berhasil dilaporkan.

Fitur Baru Bard

Ilustrasi Google Bard.

Google terus meningkatkan kemampuan chatbot artificial intelligencenya (AI) Google Bard untuk mampu bersaing dengan kompetitor utama ChatGPT milik OpenAI di pasar.

Belum lagi, perusahaan teknologi lainnya ikut menghadirkan layanan serupa yang tidak kalah canggihnya.

Baru-baru ini Google menambahkan dua fitur terbaru Bard yaitu "Respond in Real Time" dan "Skip Response".

Fitur Respond in Real Time memungkinkan Google Bard untuk memberikan tanggapan lebih cepat saat menerima pertanyaan dari pengguna.

Hal ini merupakan kemajuan signifikan, terutama bagi pengguna yang sebelumnya perlu mengajukan pertanyaan yang sangat rinci atau mengajukan beberapa pertanyaan terkait.

Meskipun demikian, fitur ini masih memerlukan kerjasama pengguna, sehingga jika tanggapan yang diberikan tidak memadai, pengguna dapat memperbaiki pertanyaan mereka untuk mendapatkan jawaban yang sesuai.

Saat perbaikan dilakukan, logo Google Bard akan berkedip sejenak, dan jawaban akan diberikan dengan cepat seperti dikutip Gizmochina.

Sementara itu, fitur "Skip Response" hadir ketika pengguna telah menerima jawaban dari Google Bard terkait pertanyaan mereka.

Dengan fitur "Skip Response," Google Bard akan dengan cepat mencari jawaban yang berbeda dari yang sebelumnya diberikan dan memberikan lebih banyak pilihan kepada pengguna.

Akses Data Pengguna

Google harus meningkatkan kemampuan chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan Bard untuk mampu bersaing dengan ChatGPT milik OpenAI.

Salah satunya Google harus terus menjejali Bard dengan data-data yang ada di Internet termasuk data penggunanya sendiri.

Baru-baru ini Google meluncurkan fitur terbaru 'Bard Extensions' yang memberikan akses kepada Bard untuk mengakses data-data dari layanan seperti Gmail, Drive, dan Docs untuk memberikan jawaban kepada pengguna.

Fitur ekstensi itu juga memungkinkan Bard terintegrasi dengan berbagai layanan dari Google Workspace, termasuk Gmail, Docs, Drive, Google Maps, YouTube, Google Flights, dan hotel.

"Integrasi fitur ini memungkinkan Bard memberikan respons yang lebih bermanfaat kepada pengguna dalam satu percakapan," kata Yury Pinsky (Direktur dan Manajemen Produk Bard) dalam sebuah posting di blog Google.

Contohnya, ketika seorang pengguna merencanakan perjalanan ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Bard Extensions memungkinkan pengguna memberikan akses ke data pribadi mereka seperti email, dokumen, dan lainnya kepada Bard.

Hal itu membuat pengguna dapat dengan mudah meminta Bard untuk menyusun rencana perjalanan, mencari informasi penerbangan dan hotel secara real-time, melihat petunjuk arah di Google Maps, dan bahkan menonton video YouTube tentang aktivitas di Labuan Bajo, semua dalam satu percakapan dengan Google Bard, tanpa perlu membuka banyak aplikasi di peramban web.

Selain itu, Bard juga dapat membantu pengguna dalam proses melamar pekerjaan baru dengan menyusun resume atau merangkum informasi dari Gmail, Docs, dan lainnya. Integrasi ini juga memungkinkan pengguna untuk meminta Bard menampilkan informasi dalam bentuk grafik atau ringkasan poin.

Saat ini fitur Bard Extensions hanya tersedia dalam bahasa Inggris, sehingga pengguna Indonesia perlu memberikan instruksi dalam bahasa Inggris untuk mengakses integrasi Google Bard dengan layanan seperti Gmail, Docs, Drive, YouTube, dan lainnya.

Tentang kekhawatiran privasi dan penggunaan data, Google menjelaskan bahwa Bard Extensions adalah fitur opsional. Pengguna akan diminta untuk mengaktifkan atau menonaktifkan integrasi dengan Gmail, Docs, dan Drive.

Google juga menjelaskan bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi informasi pribadi pengguna dan tidak akan menggunakan data yang diakses melalui Bard Extensions untuk melatih model Bard secara publik atau melihatnya oleh manusia.

Google juga telah memperbarui tombol "Google It" untuk menunjukkan apakah jawaban yang diberikan oleh Bard adalah informasi yang valid atau tidak. Informasi yang diverifikasi oleh Google Search akan disorot dengan warna hijau, sementara yang belum terverifikasi akan disorot dengan warna oranye.

Selama waktu ini, Google terus meningkatkan fitur-fitur Bard, termasuk kemampuan untuk menghasilkan dan mendebag kode, serta membuat rumus fungsi untuk Google Sheets. Google juga telah menambahkan dukungan untuk Google Lens, yang memungkinkan pengguna untuk menemukan informasi lebih lanjut dari sebuah foto.

Baca Juga: Kenalkan WormGPT!, Chatbot Mirip ChatGPT Khusus Para Hacker

Baca Juga: FBI Ungkap Fakta Berbahaya Penggunaan Teknologi AI, Bisa Bikin Bom 

Baca Juga: Intel Ikutan Garap Aplikasi Mirip ChatGPT Incar Pasar Enterprise

Baca Juga: Biden Keluarkan Perintah Eksekutif Mengatur Pengembangan dan Risiko AI