Find Us On Social Media :

Kearney Berikan 5 Langkah Digitalisasi Rumah Sakit, Manfaatkan AI

By Liana Threestayanti, Selasa, 5 Desember 2023 | 17:00 WIB

Kearney memaparkan lima langkah mengakselerasi transformasi. Salah satunya dengan memanfaatkan data dan AI. (Ilustrasi digitalisasi di bidang kesehatan)

Merespons langkah digitalisasi para penyedia layanan kesehatan di Indonesia, Kearney memaparkan lima langkah mengakselerasi transformasi. Salah satunya dengan memanfaatkan data dan teknologi AI.

Para penyedia layanan kesehatan di Indonesia telah beralih dari sistem konvensional ke digital dan mengimplementasikan layanan yang berpusat pada pelanggan.

Hal tersebut terungkap dalam studi Kearney "Regenerasi melalui PULSE rumah sakit digital: mencapai keunggulan operasional untuk memberikan perawatan berbasis nilai.”

Shirley Santoso, Partner dan Direktur Utama Kearney, mengapresiasi komitmen dan inisiatif Pemerintah Indonesia dalam mengubah fasilitas kesehatan, khususnya rumah sakit, sehingga akses masyarakat terhadap layanan kesehatan meningkat.

Sebagai contoh, pada bulan Maret 2023, Pemerintah memperkenalkan Satu Sehat Mobile untuk memperluas manfaat aplikasi PeduliLindungi di luar tujuan awalnya untuk mengelola COVID-19, termasuk sentralisasi rekam medis nasional. Inisiatif ini, menurut Shirley,  mencerminkan komitmen pemerintah untuk memodernisasi rumah sakit dan meningkatkan akses publik ke data kesehatan pribadi.

Studi Kearney menunjukkan bahwa sangat penting untuk mempercepat kemajuan menuju transformasi saat ini. Shirley menambahkan bahwa dengan menggabungkan teknologi digital yang mutakhir dapat mendekatkan akses pasien ke perawatan berbasis nilai tambah. 

Salah satu teknologi yang dimanfaatkan adalah artificial intelligence (AI). Memanfaatkan AI dapat membantu rumah sakit mengembangkan layanan, termasuk chatbot yang melibatkan pasien, bantuan keputusan klinis, penerjemahan bahasa, pemeriksa interaksi obat, dan penanganan pasien.

Berdasarkan temuan Kearney diketahui teknologi AI sudah digunakan oleh rumah sakit di Indonesia, dengan aplikasi mulai dari prediksi rantai pasokan rumah sakit hingga bot WhatsApp untuk interaksi dengan pasien. Teknologi AI membantu mengotomatisasi pengumpulan data menggunakan WhatsApp, mengirimkan informasi dan pemberitahuan otomatis kepada pasien di Indonesia. 

"Namun, penggunaan teknologi tersebut perlu ditingkatkan agar dapat beroperasi dengan sistem yang lebih berpusat pada pasien, serta efektif dan efisien," ujar Sanath Kumar, Partner Kearney.

Laporan tersebut menyoroti bahwa rumah sakit seringkali menghadapi berbagai rintangan yang menghambat perjalanan transformasi digitalnya, seperti pendanaan yang tidak memadai, prioritas bisnis yang saling bertentangan, kurangnya tenaga kerja yang berkualitas, dan terbatasnya kapasitas untuk menerjemahkan data ke dalam wawasan yang praktis.

Model PULSE Rumah Sakit Digital dari Kearney - Prioritize (Prioritaskan), Upgrade (Perbarui), Leverage (Manfaatkan), Set up and Scale (Atur dan Ukur), dan Elevate (Tingkatkan) - merekomendasikan lima tindakan yang dapat dilakukan untuk mempercepat transformasi digital rumah sakit di Indonesia:

a) Prioritaskan inisiatif digital secara strategis: Untuk memaksimalkan digitalisasi, rumah sakit harus memiliki strategi investasi yang memberi keuntungan kepada penyedia dan juga pasien. Rumah sakit sebaiknya mengidentifikasi mitra yang tepat untuk merancang strategi dan juga investasi, serta memprioritaskan investasi berdasarkan potensi nilai tambah bagi pasien, pembeli, dan penyedia layanan. Menggambarkan visi strategis dengan rincian sub-prioritas dapat membantu rumah sakit penyesuain dengan semua pemangku kepentingan.

b)  Tingkatkan dan integrasikan sistem-sistem agar sejalan dengan tata kelola data : Rumah sakit harus menyelaraskan strategi organisasi dengan digitalisasi yang diprioritaskan melalui platform teknologi yang telah terintegrasi. Hal ini memerlukan kerjasama antara para pemangku kepentingan (pasien digital, pembayar, penyedia, dan manajer praktik, perusahaan farmasi, dan lembaga kesehatan publik), data dan analitika (visualisasi data, kemampuan AI dan ML, kembaran digital , dan saluran), integrasi (rekayasa data, tempat penyimpanan data, katalog data, lapisan API), dasar (agil, manajemen layanan, dan hosting), dan tata kelola data dalam ekosistem untuk mendorong transformasi digital. Penting bagi rumah sakit untuk menyadari bahwa para pemangku kepentingan memiliki pola konsumsi data yang berbeda dan strategi pengiriman omnichannel tunggal tidak akan cukup untuk melayani berbagai kasus penggunaan ekosistem.

c) Memanfaatkan potensi penuh dari kemitraan ekosistem: Dengan bekerja sama dengan start-up dan perusahaan kesehatan digital lainnya, rumah sakit dapat memanfaatkan keahlian dan pengetahuan mereka, memungkinkan mereka untuk berkembang dengan cepat dan efektif. Pihak eksternal ini juga dapat memberikan akses teknologi terkini yang mungkin tidak dimiliki rumah sakit untuk dikembangkan atau diimplementasikan secara mandiri.

d) Buat dan tingkatkan laboratorium digital: Untuk mencapai keunggulan operasional digital, rumah sakit sebaiknya mendirikan dan meningkatkan laboratorium digital. Laboratorium ini dapat membantu merencanakan, membangun, dan menguji solusi digital sambil menyediakan lingkungan yang aman untuk bereksperimen dengan teknologi baru. Laboratorium seharusnya memiliki mandat yang jelas dan dipimpin oleh tim yang berdedikasi dengan pendekatan terstruktur terhadap inovasi digital.

e) Menaikkan Standar dari Metrik Tradisional ke Metrik Berbasis Nilai: Sekarang adalah waktu yang tepat bagi rumah sakit untuk beralih dari metrik tradisional ke metrik berbasis nilai tambah yang lebih menekankan pada hasil yang bermanfaat bagi  pasien. Dengan mengukur perkembangan dalam metrik yang berfokus pada pasien, rumah sakit dapat mencapai perawatan berbasis nilai tambah dan memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien.

Menurut penemuan studi Kearney, transformasi digital sistem kesehatan di Asia masih berada dalam tahap awal yang hanya memprioritaskan peningkatan proses, manajemen permintaan, kesehatan preventif, dan pemberdayaan teknologi. Transformasi ini masih dikategorikan tertinggal dibandingkan dengan industri lain yang telah mencapai tahap kematangan digital, seperti telekomunikasi dan ritel. Oleh karena itu, menurut Kearney, ada permintaan mendesak untuk layanan kesehatan digital yang membutuhkan penyesuaian dan otonom.

“Harapannya, rumah sakit dapat memanfaatkan model digital PULSE sebagai panduan untuk mempercepat perjalanan transformasi digital-nya. Maka dari itu, mereka dapat menyediakan layanan kesehatan publik yang terintegrasi, mudah, dan juga efektif," kata Sanath Kumar.

Baca juga: Alibaba Gunakan Teknologi AI untuk Deteksi Dini Kanker Pankreas