Find Us On Social Media :

Prediksi 2024, Cloudera Sebut Kemampuan Antirapuh Bagi Perusahaan

By Liana Threestayanti, Kamis, 7 Desember 2023 | 14:37 WIB

Menjelang tahun 2024, Cloudera mengingatkan berbagai organisasi dan perusahaan untuk memiliki kemampuan antifragile alias antirapuh. Apa saja? (Foto ki-ka: Fajar Muharandy, Principal Solution Engineer, Cloudera, dan Remus Lim, Vice President, APAC & Japan, Cloudera)

Menjelang tahun 2024, Cloudera mengingatkan berbagai organisasi dan perusahaan untuk memiliki kemampuan antifragile alias antirapuh. Apa saja?

“Antifragility” menurut penulis Nassim Nicholas Taleb adalah kemampuan untuk bertahan, berevolusi dan berkembang di lingkungan yang tidak pasti atau kacau. Hal inilah yang dilihat Cloudera sedang terjadi, yaitu saat perekonomian global mengalami berbagai pergolakan besar, seperti peningkatan inflasi, naiknya suku bunga dan harga minyak yang tidak stabil. Dann saat ini, menurut Remus Lim, Vice President APAC & Jepang, Cloudera, “angin kencang” sedang berhembus ke arah Asia Pasifik (APAC). “Oleh karena itu para pemimpin bisnis APAC harus berfokus pada resiliensi dan manajemen risiko,” ujarnya.

Remus mengatakan, belajar dari hal-hal yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, perusahaan-perusahaan harus menjadi antifragile. Untuk menjadi antirapuh, Cloudera melihat ada beberapa hal yang dapat dilakukan organisasi, termasuk memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI).

Penghematan Biaya dan Efisiensi Operasional 

Di tengah keresahan terkait dengan prediksi ekonomi pada tahun depan, pasar transformasi digital diharapkan akan menembus US$4.617,78 miliar sampai tahun 2030. Angka ini mengindikasikan bahwa meskipun bisnis akan terus berinvestasi di transformasi digital, tantangan ekonomi mungkin akan membuat organisasi semakin meningkatkan inisiatif yang mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan sumber daya yang ada.  

Menanggapi tren ini, Cloudera menyarankan perusahaan untuk melihat hal-hal di luar pekonomian yang bergejolak ini untuk mencegah keputusan-keputusan bisnis dengan pandangan sempit. 

“Mengadopsi strategi bisnis jangka panjang mengharuskan berbagai perusahaan untuk mendedikasikan sumber daya untuk infrastruktur dan keahlian. Dengan mempersiapkan teknologi, manusia dan prosesnya untuk masa depan, sebuah organisasi bisa dengan mudah bertumpu pada inovasi, untuk menjadi antifragile di masa ekonomi baik dan buruk,” ujar Remus Lim.

Salah satu pengguna teknologi Cloudera yang berhasil meningkatkan kinerja dan efisiensi biaya secara keseluruhn adalah Telkomsel. 

“Mengingat besarnya jumlah aliran data yang masuk dan pertumbuhan besaran data yang masif, Telkomsel memutuskan untuk beralih dari solusi lama yang bersifat proprietary ke Cloudera Flow Management dan Cloudera Stream Analytics yang dibangun dengan kerangka arsitektur yang bersifat terbuka untuk pengumpulan dan pemrosesan data,” jelas Tina Lusiana, VP IT Business Intelligence and Analytics, Telkomsel.

Menurut Tina, hal ini berdampak cukup besar bagi bisnis terutama dalam hal beradaptasi dengan lebih cepat terhadap berbagai kebutuhan baru serta proses waktu yang lebih singkat dengan menggunakan teknologi dari Cloudera.

Monetisasi Data untuk Antifragility

Remus Lim memprediksi, semakin banyak perusahaan yang mulai memperlakukan data sebagai komoditas yang bisa dimonetisasi untuk aliran pendapatan baru dan untuk mendorong inovasi lebih dari sekedar penghematan biaya.