Saat ini, aplikasi menjadi bagian penting dalam mendukung transformasi digital di perusahaan atau organisasi.
Aplikasi mampu menggantikan banyak prosedur manual dengan fitur yang terotomatisasi, memungkinkan perusahaan untuk melakukan segala kebutuhannya dengan lebih cepat dan efisien.
Mulai dari manajemen inventaris hingga administrasi keuangan, aplikasi dapat mengoptimalkan setiap aspek operasional di perusahaan.
Berbicara mengenai aplikasi di perusahaan, menurut data Productive, rata-rata sebuah perusahaan memiliki sekitar 300 aplikasi yang dikelola untuk mendukung operasional bisnisnya.
Ketika menjalankan aplikasi yang banyak tersebut, tentunya perusahaan mengalami tantangan tersendiri dalam mengelolanya.
“Mengutip dari hasil survei McKinsey, disebutkan bahwa 70 persen responden setuju bahwa salah satu tantangan dalam mengimplementasikan transformasi digital adalah bagaimana mengelola aplikasi supaya bisa berjalan dengan baik dan terhindar dari masalah downtime,” jelas Wisnu Nugroho, Managing Editor InfoKomputer, dalam acara InfoKomputer Deep Dive yang digelar beberapa waktu lalu.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tentunya perusahaan memerlukan solusi yang mumpuni untuk membantu mengelola seluruh aplikasi yang dimiliki.
Salah satu solusi yang dibahas dalam ajang InfoKomputer Deep Dive tersebut yakni IBM Instana.
Ini merupakan solusi observability yang menyediakan visibilitas menyeluruh dan real-time untuk mempermudah perusahaan mengelola aplikasi dan infrastruktur TI (teknologi informasi).
Solusi ini dapat membantu perusahaan untuk mencegah insiden, meningkatkan kinerja aplikasi, dan meningkatkan efisiensi operasi TI.
Hansen Panjaitan, Senior Software Engineer and Consultant, PT Multipolar Technology Tbk, menjelaskan “Instana sebenarnya bagian dari solusi IBM AIOps Solutions. Instana ini ada pada bagian atau komponen observability, utamanya dari observability aplikasi. Jadi bukan cuma hanya sekadar monitoring aplikasi saja, melihat atau memantau, tapi juga ada otomatisasi di sana sehingga aplikasi bisa berjalan secara autopilot.”
Selain kemampuannya dalam pemantauan aplikasi, IBM Instana juga dapat melakukan intelligent action.
“Kita punya ini (IBM Instana), tidak cuma sekadar melihat, mengerti, tapi juga ada guided troubleshooting,” cetus Hansen.
Adanya kemampuan ini tentunya akan mempercepat tim IT di perusahaan dalam mencari sumber masalah pada aplikasi jika suatu saat terjadi insiden.
“Jadi misalnya terjadi suatu insiden pada aplikasi, itu biasanya seringkali yang kita lakukan adalah kumpulkan semua tim IT, suruh semua tim IT tarik log, tarik semua data-data yang bisa ditarik begitu, kemudian kita lakukan secara runut, kita runut kejadian-kejadiannya. Ini ada kejadian per masing-masing komponen dan ini biasanya lama sekali, itu bahkan bisa satu harian, dua harian gitu ya. Akhirnya baru bisa ketahuan, oh sebenarnya root cause-nya itu ada di sini, gitu,” papar Hensen.
“Nah Instana itu bisa secara otomatis, karena Instana juga punya machine learning ya, machine learning engine di dalamnya, itu akan secara otomatis mengambil semua event, mengambil semua data dari semua komponen dan kemudian merunutkannya. Jadi kita bisa lihat secara kronologis ini apa yang terjadi, follow up to incident event. Nah ini akan membantu kita untuk melakukan analisa root cause,” tambahnya.