Penulis: Djoko Setyanto, VP Innovation & Technology, Hypernet Technologies
Bagi Anda yang menjadi wirausahawan, pastinya mengerti bahwa menjalankan bisnis sendiri itu bukan hal yang mudah sama sekali.
Banyak sekali hal yang harus dipikirkan, mulai dari menyusun anggaran, mempekerjakan karyawan, hingga mencari pelanggan.
Akibatnya, seringkali urusan teknologi tidak diprioritaskan. Di tengah segala kesibukannya, Anda pun membutuhkan teknologi yang dapat diskalakan dan mudah dikelola guna mendorong pertumbuhan bisnis.
Anda mungkin pernah mendengar tentang cloud computing alias komputasi awan sebagai teknologi yang banyak diadopsi oleh segmen korporasi hingga startup pada saat ini.
Meski demikian, ada beberapa kesalahpahaman tentang cloud. Salah satunya adalah cloud hanya digunakan untuk penyimpanan data; dalam kehidupan sehari-hari, kita seharusnya sudah akrab dengan penggunaan aplikasi cloud untuk menyimpan berbagai dokumen hingga foto-foto.
Kesalahpahaman kedua, cloud hanya digunakan oleh segmen korporasi hingga startup.
Namun, pada kenyataannya, cloud bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan di luar penyimpanan data saja, dan yang lebih penting, cloud pun bisa digunakan oleh siapa saja, termasuk pengusaha UMKM maupun bisnis yang baru dirintis.
Ada beberapa keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi cloud. Berbeda dengan infrastruktur on-premises yang mengharuskan investasi besar-besaran pada data center (pusat data) milik sendiri, cloud memampukan pelaku usaha untuk menggunakan infrastruktur yang dioperasikan oleh penyedia layanan.
Secara otomatis, bisnis hanya perlu mengeluarkan beban operasional (opex) demi pertumbuhan bisnis ke depannya, yang akan jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan investasi sejak awal (capex).
Terlebih, dengan cloud, kekuatan komputasi dapat dihadirkan sesuai kebutuhan dalam hitungan detik saja, sehingga sangat mengurangi latensi dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Sebelum memilih untuk menggunakan cloud, ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan. Pertimbangan pertama adalah model cloud yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Secara garis besar, ada tiga model cloud yang umum digunakan, yakni public cloud, private cloud, dan hybrid cloud.
Public cloud merupakan model cloud yang paling tradisional dan banyak digunakan. Sebuah statistik menyebutkan, sekitar 60% dari data pelaku usaha di seluruh dunia tersimpan di public cloud.
Mayoritas pelaku pasar public cloud global terkonsentrasi di antara beberapa merek terkemuka, termasuk Amazon Web Services (AWS), Google Cloud Platform, Microsoft Azure, Alibaba Cloud, dan Huawei Cloud.
Selain itu, jika memang diperlukan, pelaku usaha dapat menggunakan lebih dari satu penyedia cloud. Public cloud dapat menjadi pilihan ketika Anda membutuhkan komputasi yang fleksibel dan tidak terikat kebijakan yang mewajibkan agar data berada di dalam lingkungan perusahaan.
Berbicara tentang kebijakan data, ada pula opsi private cloud menawarkan tingkat kontrol dan kepemilikan yang lebih tinggi atas data perusahaan.
Hal ini karena private cloud disediakan di sebuah lingkungan khusus yang dioperasikan oleh penyedia layanan, namun digunakan seorang diri oleh satu perusahaan saja.
Untuk Anda yang menginginkan manfaat dari public maupun private cloud, model hybrid cloud menggabungkan
Hal lain yang patut diperhatikan adalah biaya. Walaupun tidak lagi perlu mengeluarkan biaya investasi yang besar di muka, Anda juga harus memerhatikan biaya pemakaian cloud yang terakumulasi; menurut riset Gartner, sekitar 77% perusahaan dikagetkan oleh tagihan yang tiba-tiba naik tajam.
Anda dapat menggunakan tools manajemen biaya, dan yang terpenting, membuat rencana serta strategi cloud yang tepat.
Jika Anda menjalankan bisnis UMKM, Anda harus mengidentifikasi apa saja kebutuhan bisnis Anda yang paling esensial dan dapat ditunjang oleh cloud.
Di tengah pembicaraan yang hangat tentang keamanan siber, bagaimana dengan keamanan cloud? Selain dua kesalahpahaman tadi, sebenarnya ada satu lagi kesalahpahaman, yakni cloud – terutama public cloud – tidak aman, karena data tidak disimpan dalam infrastruktur maupun lingkungan fisik perusahaan.
Di sisi lain, cloud memberikan tingkat interoperabilitas serta otomatisasi yang jauh lebih tinggi, sehingga Anda tidak lagi perlu mengelola semua komponen keamanan seorang diri, baik itu hardware, software, jaringan, hingga firewall.
Untuk keamanan cloud, yang perlu diperhatikan adalah shared responsibility atau tanggung jawab bersama.
Dengan kata lain, penyedia layanan bertanggung jawab atas keamanan infrastruktur mereka, tetapi Anda sebagai pengendali data tetap memiliki tanggung jawab atas keamanan data sendiri, termasuk data pelanggan.
Pastikan bahwa semua data Anda telah terenkripsi sesuai dengan rekomendasi dari penyedia layanan, dan manfaatkan pula solusi identity access management yang memampukan Anda untuk menyediakan akses hanya kepada orang-orang yang dipercaya.
Semua ini terdengar begitu rumit, tetapi urusan cloud tidak harus sulit, apalagi memakan biaya besar. Ada jasa yang disebut dengan managed services provider atau MSP yang menyediakan semua layanan teknologi dan konsultasi yang dibutuhkan pelaku usaha, termasuk yang berkaitan dengan cloud.
Hypernet Technologies merupakan salah satu MSP di Indonesia saat ini yang didukung tim yang andal dan bersertifikasi, serta bermitra dengan sejumlah penyedia cloud terkemuka.
Baca Juga: Dorong Inovasi, Axiata Memilih AWS Sebagai Penyedia Cloud Utama
Baca Juga: Tips Adopsi Teknologi untuk Pelaku Industri MICE, Apa Saja Itu?