Find Us On Social Media :

HPE Akuisisi Juniper Networks Senilai $14 M Demi Percepat Inovasi AI

By Rafki Fachrizal, Rabu, 10 Januari 2024 | 13:45 WIB

Ilustrasi HPE (Hewlett Packard Enterprise) .

HPE (Hewlett Packard Enterprise) dikabarkan ingin mengakuisisi perusahaan pembuat peralatan jaringan, Juniper Networks, senilai $14 miliar.

Akusisi tersebut dilakukan untuk meningkatkan penawaran perusahaan terkait teknologi AI (artificial intelligence) ke para mitranya.

HPE menawarkan $40 per saham kepada pemegang saham Juniper Networks, kata perusahaan itu pada hari Selasa (9/1/2024), dikutip dari Reuters.

Akuisisi ini terjadi di saat teknologi AI telah menyebabkan banyak perusahaan menggelontorkan miliaran dolar untuk meningkatkan dan mengembangkan produk baru dengan dibekali teknologi teranyar tersebut.

Dengan adanya akusisi tersebut, diperkirakan akan melipatgandakan bisnis jaringan HPE.

HPE, yang sedang bergulat dengan lesunya permintaan pada bisnis server tradisionalnya, berupaya memanfaatkan penawaran Juniper Networks seperti keamanan jaringan dan operasi jaringan perusahaan (AIOps) yang didukung teknologi AI.

Lemahnya permintaan dari operator nirkabel dan operator kabel yang dilanda inflasi, serta persaingan yang ketat dari Cisco Systems dan Nvidia di bidang jaringan telah menjadi hambatan bagi Juniper Networks

Saham Juniper Networks sendiri diketahui naik 0,5% dalam perdagangan yang diperpanjang setelah penutupan perdagangan, sementara saham HPE sebagian besar datar.

Kesepakatan ini diharapkan menambah pendapatan non-GAAP dan arus kas bebas HPE pada tahun pertama setelah penyelesaian, kata perusahaan tersebut.

Transaksi ini diperkirakan akan didanai melalui komitmen pembiayaan sebesar $14 miliar dalam bentuk pinjaman berjangka dan kemungkinan akan selesai pada akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025, tergantung pada persetujuan peraturan.

JP Morgan Securities LLC dan Qatalyst Partners akan bertindak sebagai penasihat keuangan HPE dalam akusisi ini.

Baca Juga: HPE ProLiant Gen11 Dioptimalkan untuk Aneka Workload, Termasuk AI

Baca Juga: Survei Ungkap Lima Profesi yang Paling Khawatir dengan Kemajuan AI