Find Us On Social Media :

Hasil Gambar AI Gemini Tak Akurat, CEO Google Dituntut Mundur

By Adam Rizal, Rabu, 6 Maret 2024 | 11:00 WIB

Ilustrasi Google Gemini.

Google menghadapi tekanan hebat akibat model AI Gemini memberikan gambar yang tidak akurat berbau rasis dan membuat kecewa semua orang termasuk investor. Sebagai langkah antisipasi, Google pun langsung  menangguhkan sementara operasional AI Gemini. Pada akhir Februari, pengguna media sosial mengkritik AI Gemini karena menghasilkan gambar tokoh sejarah, termasuk para Founding Fathers AS, dalam penampilan kulit hitam yang tidak sesuai.

Akibat kekacauan ini, saham Google mengalami penurunan. Para investor ragu dengan kemampuan Google mengembangkan model AI, menyusul model AI para kompetitor seperti OpenAI dan Microsoft lebih menjanjikan. 

Tak hanya itu, CEO Alphabet Sundar Pichai juga mendapat tekanan untuk mundur dari jabatannya. Ben Thompson, seorang analis dan penulis newsletter 'Stratechery', menyarankan bahwa Google perlu melakukan transformasi organisasional.  Perubahan diperlukan termasuk pergantian kepemimpinan, termasuk CEO Sundar Pichai.

"Google harus melakukan pergantian kepemimpinan. Kejadian ini memunculkan pertanyaan dan keraguan tentang kemampuan manajemen membawa Google ke masa depan," katanya.

"Google terlihat kurang 'sat-set' menangani permasalahan AI secara cepat. Terlihat dari berbagai model AI Google yang selalu bermasalah masalah, mulai dari Bard hingga Gemini," ujarnya seperti dilansir Business Insider.

Google mengakui AI Gemini masih belum sempurna dan memerlukan perbaikan. Google berjanji akan meningkatkan alat AI itu dan memutuskan untuk menutup layanannya sementara waktu. Sundar Pichai telah menjabat sebagai CEO Google sejak 2015 dan Alphabet sejak 2019. Meskipun Google tumbuh di bawah kepemimpinannya, tantangan baru dalam era AI memerlukan kepemimpinan yang lebih kuat.

Beberapa mantan petinggi Google, termasuk Marissa Mayer, menyoroti debat seputar Pichai. Mayer, meskipun mengakui bahwa Google menghadapi masalah yang sulit, tampaknya membela Pichai dan berharap Google bisa mengatasi tantangan tersebut.

Hentikan Sementara

Raksasa teknologi Google menghentikan sementara fitur pembuat gambar berbasis AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan di aplikasi Gemini AI setelah mengungkapkan bahwa fitur tersebut memiliki masalah "ketidakakuratan" dalam menghasilkan gambar-gambar terkait sejarah.

Mengutip dari laman web CNBC International, para pengguna di media sosial telah mengeluhkan bahwa Gemini AI menghasilkan gambar tokoh-tokoh bersejarah - seperti para founding father (bapak bangsa) Amerika Serikat – dengan warna kulit yang tidak sesuai dan menggambarkannya secara tidak akurat.

Google mengatakan dalam sebuah postingan di X pada hari Rabu (21/02/2024), bahwa fitur AI dapat "menghasilkan berbagai macam orang. Dan itu umumnya merupakan hal yang baik karena orang-orang di seluruh dunia menggunakannya."

Namun dikatakan bahwa fitur di Gemini AI tersebut "meleset dari sasaran di sini (menghasilkan) gambar sejarah)," dan menambahkan bahwa Google "sedang berupaya untuk memperbaiki penggambaran semacam ini dengan segera."

Google memposting pernyataan terbaru pada hari Kamis (22/02/2024), mengatakan bahwa mereka akan menghentikan sementara fitur Gemini AI untuk menghasilkan gambar orang dan akan segera merilis kembali versi yang lebih baik.

“Konteks sejarah memiliki lebih banyak nuansa dan kami akan menyesuaikannya lebih lanjut untuk mengakomodasi hal tersebut,” kata Jack Krawczyk, Direktur Senior Produk Gemini AI di Google.

Fitur penghasil gambar dengan AI diluncurkan Google pada awal Februari melalui Gemini AI, yang sebelumnya bernama Bard. Gemini AI menghadapi tantangan di saat Google berusaha mengejar ketertinggalannya dari OpenAI yang didukung oleh Microsoft.

Sementara Google menghadapi masalah dengan pembuatan gambar Gemini, OpenAI baru-baru ini telah meluncurkan Sora, model AI generatif barunya yang mampu menghasilkan video berdasarkan teks yang dimasukkan penggunanya.

Baca Juga: Bikin Negara Defisit, Inggris Bakal Gantikan PNS dengan Teknologi AI

 Baca Juga: Platform AI China ini Kalahkan Kemampuan Berpikir Ratusan Ilmuwan