China mengembangkan platform artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan Supermind yang kemampuan berpikirnya mampu mengalahkan 130 juta ilmuwan. Platform AI itu memungkinkan China mengakses dan mempelajari penelitian dari ratusan juta ilmuwan di seluruh dunia untuk membuat terobosan dalam sektor industri dan militer.
Tak hanya itu, Supermind membuka akses ke 300 juta makalah penelitian sains dan teknologi global, 120 juta paten, serta profil 130 juta ilmuwan global untuk analisis mendalam. Proyek pengembangan platform AI itu langsung didanai oleh pemerintah China dan dibangun di pusat informasi dan intelijen baru di Shenzhen, pusat teknologi yang penting di China.
China telah menginvestasikan sekitar USD280 juta dalam proyek ini dan pembangunan data centernya di berbagai lokasi. Hal itu merupakan bagian dari strategi China untuk memenangkan persaingan teknologi mutakhir seperti AI, quantum computing, dan semikonduktor. Platform AI itu akan mencakup kota-kota tetangga seperti Hong Kong dan Makau, tetapi hanya pengguna dengan alamat IP Shenzhen yang dapat mengaksesnya. Shenzhen sendiri adalah basis untuk merek-merek teknologi global seperti Huawei, ZTE, dan Tencent.
Meskipun beberapa merek teknologi China tengah dihadapi sanksi dari pemerintah AS, China terus melanjutkan inisiatifnya dalam teknologi, termasuk peluncuran satelit orbit tinggi pertamanya untuk menyediakan layanan internet domestik, sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (B&R) seperti dilansir Newsweek.
Peluncuran satelit tersebut, yang diumumkan berhasil oleh China Aerospace Science and Technology Corporation, menandai langkah penting dalam ambisi China untuk meningkatkan konektivitas internet di dalam negeri dan di beberapa wilayah di sekitarnya. Namun, informasi lebih lanjut terkait jumlah dan kapasitas satelit yang diluncurkan belum tersedia.
Robot Petani AI
China terus menggenjot penggunaan teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di setiap lapisan industri tak terkecuali pertanian. Pemerintah China mendorong revolusi pertanian yang didukung oleh kehadiran robot canggih berbasis AI.
Diantian Farm mengembangkan 60 jenis robot yang mampu melakukan berbagai tugas mulai dari penanaman hingga pemanenan dengan bantuan otak AI yang kompleks. Hebatnya, para petani dapat mengoperasikan robot AI itu dengan menggunakan smartphone, yang memungkinkan para robot bekerja secara efisien tanpa perlu istirahat.
Robot AI itu mampu menavigasi ladang dan membuat keputusan sendiri dalam mengelola tanaman, bahkan mampu membedakan antara tanaman yang diinginkan dengan gulma berkat sistem navigasi BeiDou Tiongkok.
Nantinya, teknologi itu tidak hanya diterapkan di Diantian Farm, tetapi juga di seluruh Tiongkok, seperti di Hanzhong, Provinsi Shaanxi, di mana peralatan pintar dengan AI telah meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban kerja petani dalam bercocok tanam.
Para robot AI itu akan berjejer di lapangan dan bekerja secara efisien dan tanpa perlu beristirahat. Dengan adanya robot AI, pekerjaan manual yang melelahkan bagi petani sudah menjadi sejarah seperti dikutip Gizmochina.
Jepang Pakai AI
Teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah memasuki setiap lapisan industri tak terkecuali pertanian. Di Jepang, teknologi AI digunakan di bidang agraris untuk mempermudah petani di Jepang mendapatkan panen berlimpah.
Sebuah perusahaan startup di Jepang mengembangkan robot berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk membantu sektor pertanian. Inovasi itu bertujuan mempermudah petani mendapat hasil panen yang signifikan di tengah peningkatan pekerjaan dan kekurangan tenaga kerja yang signifikan.
Robot AI itu memiliki dengan empat roda lengkap dengan sensor kamera dan teknologi AI untuk membantu petani dalam memanen mentimun di Hanyu, Prefektur Saitama, Jepang timur. Robot itu memiliki kemampuan untuk membedakan mentimun yang sudah matang dan dapat dipanen dari mentimun yang belum matang.
Perusahaan Takamiya Co, yang mengelola rumah kaca pertanian dan fasilitas pertanian lainnya, berkolaborasi dengan startup bernama Agrist Inc. untuk mengembangkan robot ini. Agrist menggunakan kamera dan AI untuk menentukan waktu yang tepat untuk memanen tanaman.
Peternakan Takamiya No Aisai adalah yang pertama kali menyewa mesin pemanen mentimun otomatis dari Agrist. Robot AI itu memeriksa ukuran mentimun dengan menggunakan gambar dari kamera yang terpasang, mengenali buah yang sudah matang, dan memotongnya dengan presisi.
"Awalnya kami takut robot itu akan memotong batang mentimun, tapi robot itu bergerak dengan akurat. Kami berharap banyak dari robot ini karena pasokan tenaga kerja sangat terbatas," kata kata Takeshi Yoshida, kepala pertanian bernama Takamiya No Aisai seperti dilansir Japan Today.
Selain itu, startup lain dari Jepang, Inaho Inc., yang berfokus di bidang pertanian di Kamakura, Prefektur Kanagawa, telah menyewakan robot AI ke peternakan di Belanda. Robot dari Inaho mampu secara otomatis memetik tomat ceri yang berdekatan dengan daun dan batang, mengurangi biaya pengembangan untuk robot yang mampu menangani seluruh proses panen yang kompleks. Para startup ini berharap bahwa lebih banyak peternakan dan perkebunan mengadopsi teknologi AI di masa depan.
Baca Juga: Bikin Negara Defisit, Inggris Bakal Gantikan PNS dengan Teknologi AI
Baca Juga: Apple Resmi Luncurkan MacBook Air Baru dengan Chip M3, Harganya?
Source | : | newsweek |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR