Find Us On Social Media :

Adopsi Otomatisasi Ritel Bisa Kurangi Masalah TPA dan Limbah Makanan

By Rafki Fachrizal, Senin, 18 Maret 2024 | 18:15 WIB

Otomatisasi Ritel

1. Prediksi permintaan produk dapat membantu peritel untuk memprediksi permintaan konsumen, menyesuaikan tingkat persediaan, dan memastikan tingkat stok sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Dengan memanfaatkan analisis data dan pembelajaran mesin, peritel dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan, meminimalkan kelebihan stok, dan mengurangi jumlah makanan berlebih yang terbuang percuma, sehingga dapat mengurangi limbah makanan secara signifikan.

2. Pelacakan tanggal kedaluwarsa otomatis dapat meningkatkan pengelolaan persediaan dengan merotasi stok secara efektif dan secara akurat melacak serta mengelola masa simpan produk untuk mengurangi kemungkinan kelebihan stok dan secara bertahap mencegah produk kedaluwarsa terbuang percuma.

Sistem ini menyederhanakan operasi, meminimalkan penanganan secara manual, dan membuat keputusan yang lebih tepat untuk mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan rotasi produk.

3. Sistem pengelolaan persediaan pintar memiliki fitur peringatan otomatis untuk tiap produk yang memiliki tingkat persediaan rendah, penundaan pengiriman untuk produk yang masih tersedia, dan apabila terjadi kelebihan stok.

Sistem ini memantau dan menganalisis data persediaan untuk mengidentifikasi barang yang jarang terjual atau yang sudah kedaluwarsa, menggunakan perangkat lunak pelacakan otomatis untuk memastikan persediaan secara akurat.

Memiliki strategi pemasokan produk yang berbasis data akan meminimalkan risiko kelebihan stok, sehingga mengurangi kerugian akibat limbah produk busuk dan kedaluwarsa.

Onni menjelaskan, menerapkan solusi otomatisasi ritel dapat memberikan beberapa manfaat bagi lingkungan.

Selain mengurangi limbah makanan, otomatisasi secara signifikan dapat membantu mengurangi konsumsi energi dan mengoptimalkan rute transportasi untuk menurunkan emisi.

“Perlu diperhatikan bahwa tren pelanggan Indonesia mulai bergerak ke praktik-praktik yang ramah lingkungan dan memiliki misi keberlanjutan. Tren ini telah menyebabkan segmen konsumen ramah lingkungan di Indonesia terus  meningkat, sehingga mendorong peritel untuk menyesuaikan produk dan menjalankan praktik dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk memenuhi permintaan ini,” jelas Onni.

Dijekaskannya lagi, bahwa tanpa adopsi otomatisasi, bisnis dapat mengalami inefisiensi dan menghadapi potensi kerugian finansial yang signifikan karena ketidakmampuan untuk menganalisis data secara real-time.

“Selain itu, otomatisasi tugas-tugas rutin memungkinkan karyawan untuk fokus pada kegiatan yang lebih penting, yang berkontribusi pada pengurangan biaya secara keseluruhan," pungkas Onni.

Baca Juga: Tingkatkan Keuntungan, Google Gantikan Karyawan Penjualan dengan AI

Baca Juga: Perkuat Perlindungan Data dan Ketahanan Siber, Solusi Atasi Tantangan Industri Keuangan Modern