Find Us On Social Media :

IBM Resmi Buka RFP untuk Program IBM Sustainability Accelerator

By Rafki Fachrizal, Kamis, 4 April 2024 | 14:15 WIB

Ilustrasi IBM

IBM secara resmi membuka request for proposal (RFP) dari pemerintah dan organisasi nirlaba untuk IBM Sustainability Accelerator, yang berfokus pada proyek-proyek berbasis teknologi untuk memajukan ketahanan kota.

Program tersebut diklaim sejalan dengan Sustainable Development Goals 11 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Diluncurkan pada tahun 2022, IBM Sustainability Accelerator adalah program untuk mengatasi ancaman lingkungan pada komunitas rentan di seluruh dunia.

Hingga saat ini, IBM Sustainability Accelerator telah mendukung berbagai proyek, dengan fokus pada pertanian berkelanjutan, energi terbarukan, dan pengelolaan air.

IBM juga mengumumkan peningkatan investasi pada program pro-bono ini sebesar 50%, berkomitmen sampai $45 juta dalam bentuk tunai, sumbangan teknologi dan layanan lainnya yang tersedia lima tahun ke depan.

IBM Sustainability Accelerator menerapkan teknologi IBM, termasuk IBM watsonx, platform AI dan data serta asisten AI, untuk mendukung populasi yang rentan terhadap ancaman lingkungan di seluruh dunia, dengan RFP baru dan topik keberlanjutan diumumkan setiap tahun.

"Kami harap organisasi keberlanjutan, LSM, startup, dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia dapat mengajukan proposal untuk membantu mempercepat ketahanan kota menghadapi tantangan lingkungan dengan menggunakan AI dan otomatisasi," kata Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia.

"Teknologi bisa mengolah data guna meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, serta memantau limbah dan emisi untuk membantu organisasi menjadi lebih efisien," tambah Roy.

UN Habitat memperkirakan bahwa dunia akan terus mengalami urbanisasi selama tiga dekade ke depan, dengan penduduk yang tinggal di daerah perkotaan meningkat dari 56 persen pada tahun 2021 menjadi 68 persen pada tahun 2050.

Dampak perubahan iklim yang tidak proporsional dapat menantang kapasitas pembangunan dan perencanaan kota yang berkelanjutan, karena kota-kota di seluruh dunia bekerja untuk mengatasi prioritas seperti tingkat emisi, mengintensifkan risiko iklim, keadilan lingkungan, dan lain-lain.

"Setelah tiga tahun bekerja untuk meningkatkan kehidupan dan mengangkat komunitas rentan di seluruh dunia, kami bangga melihat keberhasilan IBM Sustainability Accelerator dengan memperkuat dampak dan investasi kami dalam program ini," kata Justina Nixon-Saintil, Vice President dan Chief Impact Officer IBM.

"Kami berharap dapat bekerja dengan mitra baru untuk mengubah kota-kota tempat kita tinggal, dan menyebarkan solusi yang memanfaatkan potensi kecerdasan buatan untuk membangun masa depan yang lebih tangguh," lanjutnya.

Di tahun 2024, program ini akan memperkenalkan kolaborasi strategis baru dengan EY untuk memperkuat pengalaman peserta dan memperkuat dampak IBM Sustainability Accelerator.

EY akan berkontribusi pada kelompok kota tangguh dengan memberikan dukungan selama proses seleksi RFP, membina pengembangan organisasi dari tim EY, dan mengadakan lokakarya untuk meningkatkan kepemimpinan dan peluang mentoring profesional bagi peserta program.

Kriteria evaluasi dan seleksi untuk RFP global ini akan mempertimbangkan tingkat dukungan kepada masyarakat yang sangat rentan terhadap ancaman lingkungan perkotaan; kelayakan dan keberlanjutan solusi teknologi yang diusulkan untuk mitigasi perubahan iklim; transparansi mengenai pengukuran dan pelaporan; serta pertimbangan lainnya.

Inisiatif nirlaba dan pemerintah yang berfokus pada ketahanan kota dan adaptasi iklim perkotaan dapat mengirim proposal hingga tanggal 30 April 2024. Peserta terpilih akan diumumkan akhir tahun ini.

Baca Juga: Tanggulangi Deepfake, IBM: Atur Risiko, Bukan Atur Algoritma AI