Find Us On Social Media :

Sambut Era AI, Cisco Rilis Keamanan Pusat Data a la Hyperscaler

By Liana Threestayanti, Rabu, 24 April 2024 | 14:00 WIB

Cisco meluncurkan Cisco Hypershield, solusi yang dirancang untuk melindungi data center dan cloud di era artificial intelligence (AI).

Cisco meluncurkan Cisco Hypershield, sebuah solusi yang dirancang untuk melindungi pusat data (data center) dan cloud di era artificial intelligence (AI). 

Dirancang untuk hyperscale public cloud, Hypershield disebut Cisco dapat diimplementasikan di semua lingkungan TI. Dideskripsikan ibarat kain ketimbang pagar, solusi dengan arsitektur keamanan baru ini memberikan perlindungan di seluruh layanan aplikasi, klaster Kubernetes, container, dan VM. 

Hypershield dibekali Cisco dengan kemampuan mengamankan setiap port jaringan agar dapat mencegah eksploitasi aplikasi dalam hitungan menit dan menghentikan pergerakan lateral. Hal ini disebut Cisco membawa keamanan yang baru ke cloud, pusat data, pabrik, dan bahkan ruang pemeriksaan imaging di rumah sakit. 

Jeetu Patel, Executive Vice President dan General Manager for Security and Collaboration, Cisco,  menyatakan bahwa AI memiliki potensi untuk memberdayakan populasi global dan hal ini menuntut penataan kembali peran pusat data. Jeetu menekankan kekuatan Ciscy Hypershield dalam melakukan pengamanan di berbagai lapisan infrastruktur TI, mulai dari software, server, sampai switch jaringan masa depan.

Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan yang sederhana dan efisien di lingkungan terdistribusi dengan fokus pada kemandirian dan biaya yang lebih rendah.

Hypershield meningkatkan keamanan dengan fokus pada tiga lapisan yang berbeda: perangkat lunak, mesin virtual, dan infrastruktur jaringan dan server. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan akselerator hardware kuat yang umumnya digunakan dalam komputasi berperforma tinggi dan hyperscale public cloud.

Hypershield didasarkan pada tiga pilar utama:

AI-Native: Dirancang untuk menjadi mandiri dan prediktif, memungkinkan pendekatan yang sangat terdistribusi dalam skala besar setelah mendapatkan kepercayaan.

Cloud-Native: Menggunakan open source eBPF untuk menghubungkan dan melindungi beban kerja cloud native di hyperscale cloud. Sebelumnya, Cisco mengakuisisi penyedia eBPF terkemuka, Isovalent.

Sangat terdistribusi: Membenamkan pengendalian keamanan ke dalam server dan jaringan sendiri, mencakup semua cloud, dan memanfaatkan akselerasi hardware seperti Data Processing Units (DPU).

Solusi ini juga memanfaatkan akselerator konvergensi NVidia untuk memperkuat keamanan dari cloud hingga edge. Cisco dan NVidia telah berkomitmen untuk mengembangkan solusi keamanan AI-native yang bertujuan untuk melindungi dan mengembangkan pusat data masa depan. 

Menurut Cisco, Hypershield dikembangkan untuk menjawab tiga tantangan utama keamanan:

  1. Perlindungan eksploitasi terdistribusi: Melindungi dari serangan terhadap kerentanan baru dengan menguji dan menerapkan kontrol kompensasi secara otomatis dalam hitungan menit.
  2. Segmentasi secara otonom: Menghentikan pergerakan lateral penyerang dengan melakukan pengawasan dan segmentasi jaringan secara mandiri dalam lingkungan besar dan kompleks.
  3. Upgrade kualitas secara mandiri: Mengotomatisasi proses pengujian dan implementasi upgrade software tanpa downtime menggunakan digital twin yang menguji updates secara unik.

Cisco Hypershield, yang terintegrasi dalam Security Cloud, dijadwalkan untuk diluncurkan secara luas pada bulan Agustus 2024. Dengan akuisisi baru-baru ini dari Splunk, pelanggan akan mendapat visibilitas dan wawasan yang disebut Cisco “belum pernah terjadi sebelumnya” dari jejak digital mereka, yang akan meningkatkan perlindungan keamanan secara signifikan.

“AI bukan hanya kekuatan untuk melakukan kebaikan, namun juga tools yang digunakan untuk alasan yang jahat, sehingga memungkinkan peretas untuk merekayasa balik patch dan melakukan eksploitasi dalam waktu yang sangat singkat. Cisco ingin mengatasi masalah yang disebabkan AI dengan solusi AI karena Cisco Hypershield menargetkan untuk mendukung para defender dengan melindungi kerentanan baru dari eksploitasi dalam hitungan menit – bukan dalam hitungan hari, minggu atau bahkan bulan saat kita menunggu munculnya patch untuk menambal kerentanan yang ada,” komentar Frank Dickson, Group Vice President, Security & Trust, IDC.

Baca juga: Cisco dkk Bentuk Konsorsium Bantu Korban PHK Akibat Disrupsi AI

Baca juga: Gawat! Banyak Perusahaan Indonesia Tidak Siap Halau Ancaman Siber