Find Us On Social Media :

Belajar dari Pengalaman Transformasi Data Bank Mandiri dan BNI

By Liana Threestayanti, Minggu, 9 Juni 2024 | 19:00 WIB

Saat data menjadi “the new oil,” transformasi data menjadi wawasan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis yang lebih tepat dan cepat adalah langkah penting bagi perusahaan masa kini. Hal inilah yang dilakukan oleh dua bank besar di Indonesia, Bank Mandiri dan BNI.

Saat data menjadi “the new oil,” transformasi data menjadi wawasan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis yang lebih tepat dan cepat adalah langkah penting bagi perusahaan masa kini. Hal inilah yang dilakukan oleh dua bank besar di Indonesia, Bank Mandiri dan BNI.

Diawali dengan Integrasi Data

Transformasi data di Bank Negara Indonesia (BNI) dimulai 5-6 tahun lalu, yang ditandai salah satunya dengan implementasi solusi business intelligence dan advance analytics dari Tableau. Fokus utama dari dari implementasi tersebut adalah integrasi data untuk menghasilkan manajemen pelaporan yang terpusat melalui format dashboard. 

Sebelumnya, dengan 40.000 karyawan yang melayani jutaan pelanggan di seluruh dunia, BNI harus menangani big data sebesar 30 terabyte yang terus bertambah dan tanpa ada gudang data terpusat yang dapat dirujuk oleh manajemen di semua tingkatan.

Sementara para manajer harus bergantung pada laporan yang dikeluarkan dari kantor pusat berupa ringkasan data yang kurang rinci sehingga  sulit untuk membuat keputusan strategis berdasarkan wawasan.

Padahal, menurut Billie Setiawan, SVP, Data Management & Analytics, Bank Negara Indonesia, fleksibilitas, dalam melihat data secara terperinci, misalnya berdasarkan level cabang, segmen, atau produk, dapat membantu bank memahami performa bank secara menyeluruh tanpa perlu menyusun ulang data secara keseluruhan.

Tableau untuk Tingkatkan Kemampuan Analitik

Dalam upaya menyajikan solusi terbaik bagi nasabah, Bank Mandiri menerapkan optimalisasi data, yang mengharuskan setiap keputusan dilandasi oleh analisis data. Artinya setiap orang di perusahaan akan berinteraksi dengan data, menjadikan analisis maupun visualisasi data menjadi hal yang penting. 

Untuk mendukung hal itu, Bank Mandiri bermitra dengan Tableau. Kemitraan ini membantu meningkatkan keterampilan analitik data di antara karyawan dan membuat data lebih mudah diakses. 

Sebagai informasi, sebelum menggunakan Tableau, permintaan informasi dikirim ke kantor pusat yang membutuhkan dua minggu untuk menjalankan query SQL dan mengumpulkan informasi dari berbagai sistem. Setelah itu, mereka menyiapkan laporan dalam format spreadsheet dan mengirimkannya melalui email. Namun, Bank Mandiri menginginkan cara yang lebih cepat dan mudah untuk menganalisis informasi serta menyediakan akses yang lebih aman bagi mereka yang membutuhkannya.

Kurnia Sofya Rosyada, SVP, Enterprise Data Analytics, Bank Mandiri menyebut bahwa visualisasi data akan membantu merumuskan pertanyaan yang tepat untuk memandu pengambilan keputusan bisnis. “Visualisasi memungkinkan untuk menyoroti masalah utama dan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi performa bisnis, serta menyediakan wawasan yang dapat dijadikan dasar untuk tindakan konkret. Dengan visualisasi data, pemangku kepentingan dapat dengan mudah memahami dan merespons informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang strategis dalam pengembangan bisnis,” ujar Kurnia.

Penggunaan Tableau di BNI

Seperti dijelaskan sebelumnya, salah satu penggunaan utama solusi Tableau adalah manajemen pelaporan atau dashboard. Billie menjelaskan bahwa dashboard ini dapat disesuaikan berdasarkan produk, segmen, dan channel. Dashboard tersebut dapat dilihat berdasarkan wilayah dan cabang, memungkinkan para pemangku kepentingan untuk melihat performa di berbagai wilayah dan menentukan strategi yang sesuai. 

Penggunaan lainnya termasuk deteksi fraud, di mana Tableau digunakan untuk visualisasi output dari analisis data yang mendeteksi pola fraud dan memberikan peringatan kepada manajer risiko atau staf terkait. Seluruh indikator dan hasil analisis ini dapat ditampilkan dalam dashboard untuk memudahkan pemantauan dan pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan efektif.

Billie Setiawan memaparkan sejumlah alasan BNI untuk menggunakan Tableau. Pertama adalah fleksibilitas dan kemampuannya dalam memberikan akses terkait dengan data dan alat visualisasi kepada berbagai pihak, bukan hanya tim data analitik. Ini memungkinkan berbagai fungsi di wilayah BNI untuk melakukan analisis sendiri secara mandiri, bukan lagi bergantung pada business intelligence yang disediakan oleh pihak lain. “Tableau salah satu yang paling bagus,” ujarnya.

Ia juga menyebut kemampuan Tableau yang memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis seperti slice and dice serta deskriptif untuk melihat kinerja bisnis dari berbagai sudut pandang, semua dalam satu platform yang menggunakan sumber data yang sama, sehingga konsisten dan representatif. 

Kemudahan penggunaan Tableau juga ditekankan, membuatnya dapat diakses dan digunakan oleh berbagai tingkatan manajemen hingga level teknis. Hal ini, menurut Billie, menjadikan Tableau sebagai salah satu alat yang terbaik, karena representatif, mudah digunakan, dan memfasilitasi pengambilan keputusan dengan memberikan wawasan yang diperlukan.

Bisa Digunakan Beragam Pengguna

Kurnia menjelaskan bahwa Tableau merupakan salah satu tool visualisasi data yang digunakan di Bank Mandiri yang salah satu penggunaan utamanya adalah melacak dan menganalisis kinerja dari berbagai cabang, unit bisnis, dan segmen. 

Selain itu penggunaan ini tidak terbatas pada departemen tertentu. Kurnia menjelaskan, Tableau tidak hanya untuk business user yang ada di sisi produk atau segmen, tapi juga misalnya untuk pengguna yang ada di kantor di cabang, bahkan unit operasional. 

Ia mencontohkan, operasional menggunakan Tableau untuk melacak jumlah keluhan pelanggan yang masuk, melalui saluran apa keluhan tersebut datang, dan tingkat keparahan keluhan tersebut. Hal ini memungkinkan Bank Mandiri untuk memahami masalah-masalah yang dihadapi pelanggan dan memberikan tanggapan yang sesuai.

Mengenai alasan menggunakan Tableau, Kurnia Sofya menyebut kemampuan untuk memberikan wawasan secara cepat kepada pengguna bisnis yang relevan sehingga mempercepat time-to-market.

Selain itu, Tableau juga dianggap cukup fleksibel dan serbaguna dalam menyediakan berbagai kasus penggunaan (use case), baik untuk kebutuhan real-time maupun pengiriman data dalam jangka waktu tertentu. Hal ini membuatnya mudah disesuaikan untuk berbagai tingkatan manajemen, dari manajemen tingkat atas hingga personil yang berinteraksi langsung dengan pelanggan. 

Eksplorasi AI untuk Kebutuhan Bisnis

Bagi sektor perbankan, AI bukan teknologi yang benar-benar baru, tapi menurut Billie, sekarang pembicaraan tentang AI lebih cenderung terfokus pada teknologi AI yang lebih maju, seperti AI generatif.

Terlepas dari hal itu, Billie menegaskan  bahwa pada akhirnya, implementasi AI haruslah sesuai dengan kebutuhan bisnis, seperti optimalisasi biaya. Dan organisasi, termasuk bank, terus mencari kasus penggunaan AI yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan. 

Untuk penggunaan artificial intelligence (AI), khususnya melalui fitur seperti Tableau Pulse, menurut Billie akan memungkinkan pelacakan dan pemantauan secara real-time dengan kemampuan akses melalui perangkat mobile.

Billie menambahkan bahwa  fitur ini memungkinkan mereka untuk bertanya dan mendapatkan jawaban dalam bentuk visualisasi, terutama untuk pertanyaan-pertanyaan yang sederhana terkait kinerja penjualan, seperti penjualan tertinggi dan terendah. Meskipun belum sampai pada pertanyaan yang kompleks atau format bebas, namun fitur ini diharapkan BNI dapat membantu dalam sistem manajemen kinerja. 

“Kita sedang mengeksplorasi dan melakukan piloting. Dan mudah-mudahan bisa kita cari use case-nya. Tapi pastinya lebih untuk performance management system,” ujar Billie Setiawan.

Memilih Cermat Use Case AI

Mengenai kapabilitas artificial intelligence (AI) yang ditawarkan Tableau, baik melalui Tableau Pulse maupun Einstein Copilot for Tableau, Kurnia menjawab bahwa pihaknya masih mengeksplorasi penggunaan kecerdasan buatan secara umum, termasuk yang ada di Tableau.

Menurutnya, penggunaan data AI menarik perhatian Bank Mandiri terutama dalam hal percepatan atau peningkatan time-to-market terkait wawasan yang dihasilkan dari AI tersebut. Selain itu, bank juga tertarik pada kemungkinan menyisipkan sebagian wawasan tersebut ke dalam proses bisnis yang dapat mendapat manfaat dari keberadaan AI tersebut.

Kurnia juga menjelaskan bahwa Bank Mandiri mengakui bahwa AI bukan sekadar tren semata, dan telah menggunakannya untuk berbagai keperluan seperti pemodelan, skoring, dan sebagainya.

“Perhatian Bank saat ini terfokus pada mengidentifikasi masalah bisnis atau pilar-pilar tertentu di mana penggunaan AI dapat memberikan dampak yang paling berharga,” ucapnya. Pasalnya, menurut Kurnia, sumber daya perusahaan terbatas, sehingga Bank Mandiri perlu memilih dengan cermat di mana AI dapat memberikan dampak yang signifikan. 

Baca juga: CEO Tableau Ungkap Strategi Tingkatkan Visual Analytics dengan AI

Baca juga: Unjuk Kekuatan AI untuk Analisis Data, Ini 3 Inovasi Terbaru Salesforce