Find Us On Social Media :

Evolusi Jaringan Kabel Bawah Laut agar Menjadi Lebih Sustainability

By Rafki Fachrizal, Selasa, 30 Juli 2024 | 18:45 WIB

Ilustrasi Kabel Bawah Laut.

Dengan tidak adanya rencana lain untuk menggantikan jaringan kabel bawah laut, industri ini harus terus berinovasi guna menghadapi tantangan unik jaringan bawah laut dan jarak yang jauh lebih panjang.

Jejak karbon dari jaringan kabel bawah laut yang menjadi jawaban atas pertumbuhan permintaan bandwidth yang sedang berlangsung ini tidak dapat diukur secara linier dalam hal konsumsi listrik dari segi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Sehingga, bandwidth harus melebihi permintaan energi – artinya setiap kabel bawah laut harus menyediakan kapasitas jauh lebih besar daripada energi yang dikonsumsi.

Untuk industri telekomunikasi, ada tiga aspek yang dapat mengatasi permasalahan ini: efisiensi energi, jejak karbon, dan siklus hidup.

Efisiensi Energi

Pelaku industri harus melakukan “bend the curve” guna memastikan pertumbuhan bandwidth global tidak meningkat secara linier dengan energi listrik yang diperlukan untuk menggerakkan jaringan bawah laut yang membawa lalu lintas telekomunikasi.

Sehingga, jejak karbon yang ditimbulkan tumbuh pada tingkat yang lebih lambat dibandingkan bandwidth terkait.

Namun, sekadar “bending the curve” mungkin tidak cukup jika tujuannya adalah mengurangi total energi yang dikonsumsi oleh jaringan kabel bawah laut.

Jika kurva konsumsi energi tidak dilengkungkan pada tingkat yang lebih tinggi daripada pertumbuhan total bandwidth, jejak karbon akan terus meningkat dari waktu ke waktu, meskipun pada laju yang lebih lambat.

Kemajuan SLTE dan teknologi perangkat bawah laut terus berlanjut tanpa henti dengan setiap generasi baru yang menyediakan efisiensi energi yang lebih baik bersamaan dengan peningkatan bandwidth untuk mengatasi pertumbuhan permintaan yang terus berlanjut.

Kabel bawah laut baru yang didasarkan pada Spatial Division Multiplexing (SDM) sedang diterapkan, menawarkan peningkatan signifikan dalam konsumsi energi listrik per bit yang ditransmisikan dengan memungkinkan kapasitas total kabel yang mengangkut informasi mencapai ratusan terabit per detik.

Kapasitas ini berkali-kali lipat lebih besar daripada kabel bawah laut pertama yang didasarkan pada amplifikasi optik EDFA dan teknologi DWDM.