Bank Negara Indonesia dan Gudang Garam Group meraih penghargaan Red Hat APAC Innovation Awards 2024 berkat penggunaan solusi Red Hat secara inovatif dalam mengatasi tantangan bisnis yang dihadapi saat ini.
Bagaimana kedua perusahaan memanfaatkan solusi open source dari Red Hat?
Transformasi Layanan Perbankan, Tingkatkan Pengalaman Nasabah
Memenangi kategori “Digital Transformation and Hybrid Cloud Infrastructure,” Bank Negara Indonesia (BNI) dinilai berhasil memanfaatkan keahlian dan teknologi Red Hat untuk mengintegrasikan teknologi modern ke dalam solusi perbankan, berupa superapp, yang meningkatkan pengalaman nasabah, misalnya lewat kemampuan transaksi real time yang lebih baik dan dukungan berbasis teknologi artificial intelligence (AI).
Menurut Victor Korompis, Senior Executive Vice President - Information Technology PT. Bank Negara Indonesia, perjalanan BNI dengan teknologi open source sudah berlangsung lama. Dan dalam pengembangan super app Wondr by BNI yang baru dirilis awal Juli lalu, BNI secara ekstensif menerapkan pendekatan microservices dan teknologi containerization yang didukung teknologi open source dari Red Hat.
Victor memaparkan bahwa BNI menggunakan Red Hat OpenShift dalam pengembangan dan deployment superapp Wondr. Salah satu fitur yang krusial dalam mendukung transaksi di super app yang sangat dinamis adalah auto scaling. Menurut Victor, fitur auto scaling tidak hanya memungkinkan BNI melayani transaksi dalam jumlah besar dengan cepat, tapi juga membuat penggunaan infrastruktur lebih efisien dan optimal.
Selain itu, ia juga mengapresiasi fitur automation pada solusi Red Hat. “Dengan OpenShift dan kemampuan automation-nya, kami bisa mengembangkan dan menjaga kualitas serta mendeliver superapp ini tepat waktu dalam proses yang agile dan penerapan keamanan dalam setiap prosesnya,” ujar Victor Korompis yang bersama timnya berhasil menyelesaikan pengembangan aplikasi Wondr dalam waktu satu tahun.
“Dukungan kelas enterprise Red Hat dan ekosistem mitra yang luas memberikan kami sumber daya dan keahlian yang diperlukan untuk menerapkan solusi seperti OpenShift secara efektif. Hal ini memungkinkan kecepatan dan volume pemrosesan transaksi yang lebih tinggi karena sistem lebih siap untuk menangani beban kerja yang meningkat tanpa mengorbankan performa, bahkan dapat meningkat hingga 7.000 pengguna konkuren sekaligus,” jelas Okki Rushartomo, Corporate Secretary, Bank Negara Indonesia.
Cerita menarik lainnya adalah perjalanan menciptakan superapp yang inovatif ini sepenuhnya dilakukan oleh talenta digital lokal.
Sederhanakan Proses, Percepat Pengembangan
Perusahaan Indonesia lainnya yang berhasil memperoleh penghargaan Red Hat APAC Innovation Awards tahun ini adalah Gudang Garam Group yang menang di kategori “Digital Transformation and Cloud-Native Development.”
Dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan ketangguhan infrastruktur teknologinya, Gudang Garam memutuskan untuk menggunakan Red Hat OpenShift. Sebelumnya, proses pembangunan aplikasi memakan banyak waktu dan upaya karena kompleksitas yang terkait dengan implementasi di berbagai lingkungan. Penggunaan OpenShift membantu menyederhanakan proses tersebut sehingga pengembang bisa lebih fokus pada inovasi dan mempercepat pengembangan serta peluncuran fitur-fitur baru.
"Pengadopsian OpenShift telah mendorong pergeseran di Gudang Garam untuk meningkatkan kelincahan, fleksibilitas, produktivitas, dan efisiensi dalam pengembangan aplikasi guna mendukung kebutuhan bisnis, memfasilitasi koordinasi yang lancar, dan mempercepat waktu ke pasar. Pilihan strategis ini meletakkan fondasi untuk perubahan transformatif digital, meningkatkan proses pengembangan aplikasi, ketahanan, efisiensi operasional, dan produktivitas pengembang yang mendorong kami menuju pertumbuhan dan daya saing yang berkelanjutan di industri masing-masing,” jelas Mahendra Ekaputra, Head of Business Solutions, Infrastructure Services, Gudang Garam.
Mengusung tema “Unlock What's Next,” Red Hat APAC Innovation Awards 2024 memberikan penghargaan kepada 31 pemenang dari 11 negara.
Ada lima kategori utama dalam penghargaan ini, yaitu Digital Transformation, Hybrid Cloud Infrastructure, Cloud-Native Development, Automation, dan Resilience.
Kelima kategori ini, menurut Red Hat mencerminkan area-area yang dapat memberdayakan perusahaan dalam mengatasi tantangan bisnis yang dihadapi saat ini.
Penentuan area itu tak lepas dari temuan Red Hat dalam Red Hat 2024 Global Tech Trends, bahwa prioritas utama pendanaan bagi bisnis di seluruh wilayah APAC adalah membangun aplikasi cloud-native, meningkatkan pengalaman pengguna digital, dan mempercepat pengiriman aplikasi/layanan.
“Open source tetap menjadi kunci untuk membantu perusahaan menemukan apa yang akan datang selanjutnya dan membuka jalan menuju kesuksesan dengan tools dan keahlian yang tepat,” tutup Marjet Andriesse, Senior Vice President dan General Manager, APJC, Red Hat.
Baca juga: Super Apps Wondr by BNI, Bukti Kerja Kolaboratif Talenta Digital Lokal
Baca juga: Ini Alasan Red Hat Sarankan Pendekatan Hybrid untuk Pengembangan AI