Find Us On Social Media :

VIDA: 100% Bisnis di Indonesia Khawatirkan Penipuan Berbasis AI

By Liana Threestayanti, Rabu, 11 September 2024 | 13:30 WIB

Pemanfaatan AI atau kecerdasan buatan untuk penipuan terus meningkat. Menurut laporan VIDA, 100% pelaku bisnis di Indonesia mengkhawatirkan tren ancaman berbasis AI ini, seperti deepfake. (Foto ki-ka: Niki Luhur, Founder dan Group CEO VIDA; Adrian Anwar, Managing Director dan Group Chief Revenue Officer VIDA)

Ada berbagai jenis penipuan rekayasa sosial di Indonesia, seperti phishing, smishing, dan vishing, yang telah mempengaruhi banyak pelaku bisnis. Phishing telah menjangkiti 67%, smishing 51%, dan vishing 47% pelaku bisnis. Hal ini menekankan pentingnya sistem keamanan siber dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap ancaman tersebut.

3. Pengambilalihan akun (account takeovers) 

Peretasan akun (account takeovers) terjadi akibat kata sandi yang lemah dan kurangnya autentikasi multi-faktor, seringkali dilakukan melalui serangan credential stuffing dan phishing. Sebanyak 97% pelaku bisnis melaporkan upaya peretasan akun, dengan industri keuangan, fintech, dan e-commerce menjadi yang paling rentan karena menyimpan data pribadi yang berharga.

4. Pemalsuan dokumen dan tanda tangan (document and signature forgery) 

Pemalsuan dokumen dan tanda tangan dapat merusak keabsahan dokumen, reputasi perusahaan, dan kepercayaan nasabah, serta menyebabkan kerugian finansial signifikan. Sebanyak 96% pelaku bisnis melaporkan mengalami kasus pemalsuan ini.

Untuk menjawab tantangan ini, VIDA menawarkan Identity Stack, yaitu sebuah solusi komprehensif yang dirancang untuk mengatasi penipuan, terutama dalam transaksi digital di Indonesia. Solusi ini diklaim VIDA mampu menurunkan tingkat penipuan identitas hingga 99,9%, memberikan perlindungan yang lebih baik bagi proses bisnis dan memastikan pengalaman pengguna yang lancar.

Baca juga: Penipuan Digital Marak dan Canggih, VIDA Luncurkan Identity Stack