Inovasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sedang merevolusi industri media berita dengan membawa inovasi dalam proses produksi, peningkatan pengalaman pengguna, dan potensi perkembangan industri yang menjanjikan. Laporan yang berjudul "Tanggung Jawab dan Misi Media Berita di Era AI" ini dirilis oleh sebuah lembaga di bawah Kantor Berita Xinhua pada Konferensi Tingkat Tinggi Media Dunia yang berlangsung di Urumqi, Xinjiang.
Laporan itu menyoroti kemajuan dalam penerapan AI, seperti algoritme rekomendasi, interaksi suara, dan pembuatan gambar. Banyak media di berbagai negara mulai beralih dari penggunaan AI sebagai alat bantu menjadi komponen inti operasional mereka. AI dinilai mampu meningkatkan produktivitas dengan mempercepat pengumpulan, produksi, distribusi, dan evaluasi konten.
Selain itu, AI membantu dalam pengumpulan data, rekomendasi sumber berita, dan verifikasi informasi, sehingga editor dapat menyajikan berita yang lebih kaya dan beragam. Teknologi AI seperti bot penulisan juga membebaskan pekerja media dari tugas-tugas rutin, memungkinkan fokus pada pekerjaan kreatif.
Teknologi AI juga memungkinkan media untuk lebih memahami audiens mereka melalui analisis data yang terhubung, membangun profil pengguna, dan menciptakan koneksi yang lebih mendalam dengan pemirsa. Laporan tersebut juga menyoroti bahwa media kini memanfaatkan model AI besar untuk menciptakan interaksi dua arah dengan audiens, menggantikan komunikasi satu arah yang tradisional.
Pesatnya perubahan teknologi memaksa berbagai industri terus beradaptasi, termasuk industri media, khususnya bidang jurnalistik. Artificial Intelligence adalah salah satu kekuatan yang tak mungkin diabaikan oleh para pelaku di bidang jurnalistik.
Peran AI di Media
Peranan Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai bidang telah banyak ditemui di sekitar kita. Mulai dari mendeteksi penyalahgunaan kartu kredit, menentukan apa yang akan ditampilkan media sosial kepada penggunanya, dan menampilkan iklan sesuai situasi dan kondisi audiens. Bagaimana penerapan AI oleh organisasi media, khususnya di area jurnalistik?
Contoh penerapan AI kali ini merupakan hasil survei Knight Foundation yang mencoba memotret penerapan AI di organisasi media dengan tujuan memahami lansekap dan mengidentifikasi potensi untuk pendanaan proyek AI bagi organisasi media di masa depan. Pemetaan ini dipandang penting karena Artificial Intelligence bagi jurnalistik ibarat "superfood", seperti diutarakan Paul Cheung, Director for Journalism, Knight Foundation.
Survei ini mengumpulkan 130 proyek AI yang dilakukan organisasi media berskala global maupun lokal dari berbagai negara di dunia. Survei ini difokuskan pada proyek yang diselenggarakan dalam tiga tahun terakhir. Proyek-proyek ini diperoleh dari data Knight Foundation sendiri maupun hasil wawancara, keterlibatan dengan jaringan teknologi jurnalistik, contoh-contoh yang dipaparkan dalam konferensi, riset yang sesuai topik survei ini, dan lain-lain.
Fokus Pada Peningkatan Liputan
Hasil survei mengungkapkan, separuh (47%) dari proyek-proyek tersebut menggunakan AI untuk “meningkatkan kapasitas liputan/reporting”, misalnya memilah informasi dari sejumlah besar dokumen dengan machine learning, mendeteksi breaking news di media sosial, dan mengorek data COVID-19 dari situs web milik pemerintah.
Penerapan AI lainnya yang signifikan di bidang jurnalistik ditujukan untuk mengurangi biaya variabel (27%). Contohnya adalah tool AI untuk mengotomatisasi proses transkripsi, menyematkan tag pada gambar dan video, dan pembuatan cerita.
Di posisi ketiga, contoh penerapan AI yang cukup banyak di jurnalistik adalah recommendation engine, dynamic paywall, dan digitalisasi arsip berita yang bertujuan mengoptimalkan pendapatan (12%).
Penerapan AI untuk Bisnis Belum Signifikan
Tidak hanya mengamati tujuan utama dari proyek-proyek AI tersebut. Survei ini juga mencoba memotret posisi AI dalam news pipeline atau proses produksi berita. Secara keseluruhan, contoh penerapan AI dalam proses pembuatan berita ditemui di banyak titik, mulai dari news gathering (pengumpulan berita), hingga pengembangan produk, akuisisi dan retensi pelanggan (subscriber).
Namun survei membuktikan, contoh penerapan AI paling signifikan di newsroom masih difokuskan di sisi news gathering (39%), automatic story generation (13%), dan news production (10%).
Sementara peran AI di sisi produk dan bisnis dalam ekosistem jurnalistik belum cukup signifikan, dengan persentase proyek AI yang menyentuh product development hanya sebesar 6%. Demikian pula dengan persentase AI untuk keperluan pengelolaan pelanggan (subscriber management) dan optimalisasi paywall (paywall optimization).
Dari survei tersebut, ada empat area utama contoh penerapan AI di bidang jurnalistik dan organisasi media:
- Meningkatkan produksi berita (misalnya dengan mengotomatisasi proses pembuatan berita atau auto journalism, kurasi konten, monitoring media sosial, dan transkripsi).
- Melakukan mining data pelanggan guna meningkatkan interaksi dan monetisasi audiens (misalnya, personalisasi konten dan pengelolaan pelanggan).
- Meningkatkan business intelligence (misalnya, pengurangan biaya infrastruktur dan efisiensi operasional).
- Menciptakan metode baru untuk meningkatkan data dan liputan investigasi (misalnya melalui sentiment analysis, pattern recognition, dan analisis data).
Baca Juga: Penggunaan AI Generatif dalam Kampanye Politik Picu Keraguan Pemilih