Find Us On Social Media :

Antisipasi Peran Ganda AI, Trend Micro Sarankan Pendekatan Ini

By Liana Threestayanti, Selasa, 15 Oktober 2024 | 17:37 WIB

Di tengah maraknya ancaman siber yang semakin kompleks dan sulit dideteksi, teknologi artificial intelligence (AI) muncul sebagai kekuatan yang bisa menjadi kawan atau lawan, bergantung pada siapa yang mengendalikannya.

Salah satu langkah awal yang penting adalah membangun keamanan dalam AI dari awal. Agar organisasi dapat berinovasi dengan AI yang aman, integrasi langkah-langkah keamanan perlu dilakukan sejak tahap pengembangan dan penerapan. Dengan mendesain sistem AI yang aman, di mana model dan alat AI dilengkapi dengan tindakan pencegahan untuk meminimalisir kerentanan, organisasi dapat mencegah munculnya celah yang dapat dieksploitasi oleh penjahat dunia maya.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah pemantauan dan adaptasi berkelanjutan. Menurut Laksana, organisasi harus melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap sistem yang didukung AI untuk mendeteksi anomali dan ancaman seiring perkembangan teknologi. Inovasi dalam AI harus terus diuji dan disempurnakan agar keamanan tetap terjaga. 

“Pendekatan adaptif ini sangat penting karena lanskap ancaman yang dinamis, di mana teknologi AI tidak hanya menciptakan peluang baru tetapi juga memperkenalkan vektor serangan yang harus ditangani secara proaktif,” tegasnya.

Penggunaan dan tata kelola AI yang etis juga menjadi fokus penting. Tata kelola AI yang bertanggung jawab sangat diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan teknologi. Hal ini mencakup pedoman ketat untuk penggunaan AI yang etis dalam organisasi, memastikan transparansi dalam proses pengambilan keputusan, serta menerapkan kebijakan untuk mencegah penyalahgunaan AI untuk tujuan merugikan seperti penipuan, penyebaran informasi yang menyesatkan, atau penggunaan deepfake.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kesadaran dan pelatihan bagi para pemangku kepentingan. Organisasi perlu mendidik tim tentang dualitas penggunaan AI, yaitu bagaimana teknologi ini dapat digunakan untuk inovasi dan bagaimana ia bisa disalahgunakan. Dengan melatih tim keamanan dan pengambil keputusan tentang risiko serta praktik terbaik untuk AI, organisasi dapat mengelola keseimbangan antara inovasi dan keamanan dengan lebih baik.

Terakhir, organisasi dapat menerapkan kerangka kerja perlindungan AI yang komprehensif. “Organisasi juga dapat melawan api dengan api, menggunakan solusi keamanan siber yang didukung AI untuk memerangi ancaman AI,” jelas Laksana. Misalnya, penerapan teknologi deteksi ancaman canggih yang dapat mengenali ancaman siber yang semakin kompleks. 

“Dengan cara ini, organisasi dapat mengambil pendekatan yang lebih proaktif dan adaptif terhadap keamanan siber, meningkatkan mekanisme pertahanan mereka agar tetap unggul dari penjahat siber,” pungkasnya.

Baca juga: AI Lawan atau Kawan Keamanan Siber? Ini Panduan Trend Micro untuk CISO

Baca juga: Layani 10k Enterprise, Platform Trend Micro Kini Diperluas untuk UKM