Find Us On Social Media :

Menakar Peluang Go-Jek ketika Beroperasi di Vietnam dan Thailand

By Wisnu Nugroho, Rabu, 1 Agustus 2018 | 18:17 WIB

Gambaran driver Grab yang sedang beroperasi di Vietnam

Dengan beberapa kekurangan tersebut, peluang Go-Jek di Vietnam sebenarnya terbuka meski harus bersiap dengan beratnya tantangan. “Layanan Grab sudah mencapai critical mass yang akan sulit ditembus pemain baru” ujar Matthew mengungkapkan keraguannya.

Untuk berhasil, Matthew melihat langkah paling krusial adalah membujuk driver bergabung ke platform Go-Jek. “Karena meski berhasil menarik perhatian saat dirilis, namun kemudian pengguna kesulitan menemukan driver, layanan baru ini tidak akan dilirik” tambah Matthew.

Untung bagi Go-Jek, saat ini peluang itu ada. “Karena saya perkirakan, masih ada di driver yang siap kembali bekerja [setelah mundur akibat proses merger]” tambah Matthew. 

Sedangkan Kengo Kurokawa, CEO lembaga riset Vietnam, Asia Plus, melihat faktor harga bisa menjadi penentu. “Konsumen Vietnam boleh dibilang price-oriented. Mereka dulu memilih Grab dibanding Uber karena Grab banyak memberikan promo” ungkap Kengo. Karena itu, Kengo menkankan pentingnya Go-Jek menawarkan promo dan tarif kompetitif di awal kehadirannya.

Kengo juga melihat, user experience menjadi faktor yang bisa disasar Go-Jek. “Banyak mantan pengguna Uber yang tidak puas dengan user interface dari aplikasi Grab” tambah Kengo. Beberapa kasus juga menunjukkan, sikap oknum driver Grab yang buruk mulai menimbulkan ketidakpuasan di mata pengguna.

Thailand: Tiga Faktor

Tantangan Go-Jek di Thailand mungkin agak lebih berat, setidaknya jika berkaca pada penuturan Nattamon Bantarng. Karyawati perusahaan multinasional yang rutin menggunakan taksi online ini mengaku pelayanan Grab justru meningkat setelah proses merger dengan Uber. “Driver sangat mudah ditemukan dan banyak promo yang saya tertarik gunakan” ungkap wanita yang akrab dipanggil Yok ini.

Karena sering bepergian ke berbagai negara, Yok sebenarnya juga sering menggunakan Uber. Akan tetapi, Yok melihat Grab memiliki banyak kelebihan. Selain pilihan yang beragam (mulai dari motor sampai mobil), harganya pun lebih transparan. “Harganya sudah tertera sebelum kita memesan kendaraan” ungkap Yok menggambarkan kelebihan Grab.

Ketika ditanya apa yang harus dilakukan agar Go-Jek bisa menjadi pesaing serius Grab di Thailand, Yok menyarankan beberapa hal. “Yang pertama adalah awareness, karena Grab saat ini sudah tersedia di mana-mana” ungkap wanita ramah ini. Merebut perhatian dari pemimpin pasar seperti Grab menuntut Go-Jek harus bisa menunjukkan eksistensinya di mata pengguna Thailand.

Selain itu, Go-Jek juga harus memainkan faktor tarif dan promosi. “Saya sebenarnya tidak terlalu concern dengan tarif, namun terkadang tarif akan menjadi salah satu alasan untuk pindah layanan” tambah Yok. Yang tak kalah penting adalah ketersediaan armada. “Pengguna seharusnya bisa mendapatkan kendaraan dengan cepat dengan pengemudi yang terampil” tambah Yok.

Jika  semua faktor tersebut dipenuhi, bukan tidak mungkin Go-Jek bisa menyaingi Grab dan merebut pasar Asia Tenggara.