Find Us On Social Media :

Cara Universitas Pelita Harapan Menata Ulang Konsep e-Learning

By Wisnu Nugroho, Senin, 6 Agustus 2018 | 11:25 WIB

Empat belas tahun lalu, Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH), Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, mengajak timnya ke Singapura. Selang tak berapa lama, giliran tim dari Jepang yang diundang ke UPH untuk berbagi pengalaman. Semua usaha tersebut memiliki satu tujuan: mewujudkan e-learning terbaik di UPH.

Inisiatif ini pun melahirkan berbagai program. Contohnya adalah membekali tiap mahasiswa/i baru dengan notebook, serta jaringan WiFi yang tersebar di seluruh kampus. Namun seiring perjalanan waktu, UPH menyadari dunia pendidikan Indonesia memiliki karakteristik tersendiri. Standar pelajar dan pengajarnya beragam, materi dari luar pun tidak bisa langsung diterapkan di sini.

“Kami pun mengambil sikap: jangan dipaksakan. Yang lebih penting adalah manusia yang datang [menimba ilmu di UPH] mengalami transformasi dan karakternya terbina untuk mengabdi sebagai profesional di masyarakat” ungkap Jonathan dengan semangat yang masih menyala.

Menata Ulang

Kesadaran itulah yang mendorong UPH menata ulang program e-learning-nya. Kini fokus perhatian mengarah ke nilai pendidikan (seperti kurikulum dan konten) yang bisa dioptimalkan dengan teknologi. “Kita cari terus bentuknya, karena tiap fakultas memiliki karakteristik dan keperluan yang berbeda” ungkap Rijanto Purbojo, Ph.D., e-Learning Manager di UPH.

Saat ini, mayoritas materi pengajaran menggunakan metode hybrid yang menggabungkan e-learning dan tatap muka. “Yang bersifat informasi, diarahkan ke online. Sementara yang bersifat interaktif dan pembentukan karakter, dilakukan secara langsung” ungkap Jonathan.

Akan tetapi, ada tiga jurusan yang memiliki bobot pembelajaran e-learning yang lebih dominan. Ketiga jurusan itu adalah Pendidikan, Keperawatan, dan Komunikasi. Hal ini tidak lepas dari karakteristik ketiga jurusan tersebut yang sesuai dengan sistem pembelajaran e-learning. “Pertama karena kesiapan dosen, kedua karena kebutuhan” ungkap Jonathan mengungkapkan alasannya.

Untuk Jurusan Komunikasi, hampir 90% materi kuliah diberikan secara online. Sementara untuk Pendidikan dan Keperawatan, sistem pembelajaran online dilakukan saat mahasiswa menjalani kerja praktek di berbagai daerah di Indonesia. Sambil melakukan kerja praktek, calon guru dan perawat ini tetap mendapat materi pembelajaran dan mengerjakan tugas dengan memanfaatkan sistem e-learning UPH.

Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak (Rektor UPH, tengah) diapit Rijanto Purbojo, Ph.D. (e-Learning Manager UPH, kanan) dan Kusno Prasetya, Ph.D. (Department Chair of Information Systems SISTech UPH)

Pada konteks inilah, manfaat e-learning menjadi relevan bagi UPH yang memiliki misi memberikan sumbangsih bagi bangsa ini. “Meski UPH berada di Jakarta, tapi sesungguhnya hati UPH untuk seluruh Indonesia” tambah Jonathan. Berkat e-learning, UPH tetap bisa memberikan pembelajaran ke calon guru di Pegunungan Papua maupun calon perawat yang mengabdi di Labuan Bajo. “Untuk bisa melakukan dengan efisien dan optimal, kita harus memanfaatkan teknologi” tambah Jonathan.

Sarana Belajar

Pengembangan konsep e-learning di UPH ternyata juga menjadi sarana belajar bagi semua pihak yang terlibat, baik itu dosen, mahasiswa, maupun manajemen. Salah satu pelajaran berharga yang didapat UPH adalah metode pembelajaran e-learning bukan sekadar memindahkan ruang kelas ke ranah digital. “Dosen tidak bisa cuma membaca [materi pengajaran], namun harus menerangkan” ungkap Rijanto mencontohkan.