Find Us On Social Media :

Cara Universitas Pelita Harapan Menata Ulang Konsep e-Learning

By Wisnu Nugroho, Senin, 6 Agustus 2018 | 11:25 WIB

Pola interaksi antar dosen dan mahasiswa pun kini mulai menemukan bentuknya. Saat ini, UPH menggunakan model forum digital untuk menampung interaksi tersebut. “Awalnya kami takut format forum akan berkembang tak terkontrol, topiknya aneh-aneh” ungkap Prijanto. Namun setelah diimplementasikan, kekhawatiran itu tidak terbukti. “Ternyata mahasiswa dan dosen bisa belajar saling percaya dengan interaksi digital” tambah Rijanto.

Manfaat e-learning juga dirasakan para dosen. “Kini beban kita lepas separuh, karena kita bisa lebih fokus ke materi pembelajaran” ungkap Kusno Prasetya, Ph.D. Department Chair of Information Systems SISTech UPH. Dengan e-learning, materi pembelajaran bisa beragam, mulai dari presentasi, artikel, sampai tautan ke berita terkait bahan pelajaran. “Transformasinya luar biasa, karena mengubah proses ajar-mengajar tradisional” ungkap Kusno sambil menyebut antusiasme tinggi di jajaran dosen UPH dalam memanfaatkan e-learning.

Manfaatkan Cloud

Selain ke dosen dan mahasiswa, pembelajaran juga dijalani tim operasional TI UPH. Hal ini dikarenakan sistem e-learning UPH beralih dari data center on-premise beralih ke cloud. Ada skillset baru yang kini harus dipelajari tim operasional. “Dari sebelumnya hanya menjadi “petugas” yang menjaga server supaya hidup, kini tugas mereka melakukan optimasi sistem” tambah Rijanto.

Pemanfaatan cloud sendiri didorong kebutuhan untuk menciptakan sistem e-learning yang andal. Saat masih menggunakan on-premise, banyak tantangan yang harus dihadapi. Contohnya ketika mahasiswa mengakses materi e-learning dari Labuan Bajo, tim TI harus mengatur routing dari Flores sampai ke Karawaci. “Jadi security dan bandwidth-nya harus diatur” tambah Rijanto. Kini setelah menggunakan cloud Microsoft Azure, hal teknis seperti itu tak perlu dilakukan lagi.

Penggunaan cloud juga berefek pada biaya. “Sekarang lebih ringan, karena lisence-nya kita bayar bulanan” ungkap Rijanto. Apalagi penggunaan cloud bisa disesuaikan dengan pola utilisasi sistem e-learning yang fluktuatif. “Di malam hari, satu server kami matikan untuk optimalisasi” ungkap Rijanto mencontohkan.

Pemanfaatan teknologi digital pun terus diakselerasi tim UPH. Salah satunya adalah meningkatkan learning experience bagi mahasiswa UPH. “Contohnya mendeteksi mahasiswa yang tidak belajar” ungkap Rijanto. Dengan memanfaatkan data yang diproduksi sistem yang ada saat ini, insight seperti itu bisa didapat. “Jadi kita bisa menginformasikan dosen, orang tua, maupun academic support-nya agar masalah anak tersebut bisa segera ditangani” tambah Rijanto.

Perkembangan teknologi memang akan mengubah dunia pendidikan secara signifikan. Namun Jonathan Parapak menyakini peran kampus akan tetap dibutuhkan. “Kalau kita melihat peran kampus hanya sebagai transfer information, itu tidak dibutuhkan lagi” ungkap Jonathan. Namun kampus sebenarnya berperan sangat penting untuk pembinaan karakter dan spiritual.

“Sebesar-besarnya kita memanfaatkan teknologi digital, interaksi antar manusia tetap mutlak dibutuhkan” tambah Jonathan.