Find Us On Social Media :

Demi Pengembangan Linux, Microsoft akan Gratiskan 60.000 Patennya

By Adam Rizal, Jumat, 12 Oktober 2018 | 12:00 WIB

Ilustrasi Microsoft Linux

Setelah sempat melancarkan perang paten terhadap sistem operasi mobile Android yang berbasis Linux, Microsoft mendadak berbalik arah dengan bergabung ke komunitas Open Invention Network (OIN).

Sekitar 60.000 paten teknologinya ikut dibawa dan dibebaskan dari royalti untuk cross-licensing sesama anggota komunitas OIN, yang jumlahnya mencapai hampir 2.700 perusahaan, termasuk Google dan IBM.

CEO OIN, Keith Bergelt menyambut baik keputusan Microsoft untuk bergabung.

“Ini mencakup semua (paten) terkait yang dimiliki Microsoft, termasuk semua hal berkaitan dengan teknologi open source lama seperti Android, kernel Linux, dan OpenStack,” ujar Bergelt.

“Termasuk juga teknologi yang lebih baru seperti LG Energy dan HyperLedger, berikut versi terdahulu dan selanjutnya,” ujarnya seperti dikutip ZDNet.

Dengan kata lain, Microsoft tak bakal lagi menarik royalti dari paten-paten teknologinya yang digunakan oleh Linux dan sistem operasi mobile Android yang berbasis sistem tersebut, misalnya terkait file sistem FAT 32 Windows yang banyak dipakai.

Langkah ini terbilang mengejutkan, karena Microsoft sebelumnya dikenal gigih mempertahankan dan menarik royalti dari paten-paten teknologi yang dimilikinya.

Pada 2014 misalnya, Microsoft mendulang pendapatan 3,4 miliar dollar AS dari paten-patennya yang digunakan oleh sistem operasi dan perangkat Android.

Dari salah satu pabrikan saja, Samsung, Microsoft diketahui menarik biaya lisensi 1 miliar dollar AS pada 2013.

Beralih mendukung open source Dengan membuat 60.000 patennya bebas royalti, Microsoft pun tak lagi menarik biaya lisensi dari penggunaan puluhan ribu properti intelektual tersebut.

Padahal jumlahnya bisa sangat besar seperti tersebut di atas.

“Kami menyadari bahwa keputusan Microsoft bergabung dengan OIN mungkin mengejutkan buat beberapa pihak. Bukan rahasia bahwa Microsoft bersinggungan dengan komunitas open-source terkait masalah paten di masa lalu,” tulis Corporate VP Microsoft, Erich Andersen dalam sebuah posting di situs perusahaan.