Find Us On Social Media :

Inilah 12 Akuisisi Perusahaan Teknologi Paling Besar dan Bernilai

By Adam Rizal, Rabu, 31 Oktober 2018 | 06:00 WIB

IBM akuisisi Red Hat

11. Oracle - PeopleSoft

Perusahaan komputer, Oracle yang berbasis di Redwood, California, AS membeli perusahaan PeopleSoft senilai 10,3 miliar AS. Merger ini mengahiri perselisihan perkara pengambil-alihan yang berlangsung selama 18 bulan.

Dengan akuisisi ini, Oracle sempat berharap untuk pepet Microsoft sebagai perusahaan software terbesar di dunia. Jika Microsoft mendominasi komputasi desktop dengan menawarkan program word dan spreadsheet di sistem operasi Windows-nya, maka Oracle berharap bisa melapisi software yang terikat dengan sistem database besutannya.

12. HP - Autonomy

Dalam satu dekade, setidaknya ada tiga akuisisi yang dilakukan HP. Setelah mengakuisisi EDS (meski menujualnya lagi), HP membeli Autonomy Corporation PLC, perusahaan software yang didirikan di Cambridge, Inggris pada tahun 2012. Nilai akuisisinya saat itu berkisar 11,1 miliar dollar AS.

Setelah akuisisi, CEO Autonomy, Mike Lynch seketika mundur dari jabatannya karena penurunan drastis yang dialami perusahaan tersebut dalam kuartal terakhir saat itu. Senasib dengan EDS, HPE akhirnya menjual bisnis software ke Micro Focus seharga 8,8 miliar dollar AS di tahun yang sama saat menjual EDS. HPE mengungkapkan alasan nilai jual yang merosot jauh dari harga beli dikarenakan adanya keganjilan serius dalam sistem akuntansi perusahaan Autonomy.

Di luar 12 akuisisi di atas, sebenarnya masih ada dua akuisisi yang potensial menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Pertama adalah penawaran akuisisi Qualcomm terhadap perusahaan semikonduktir NXP.

Tahun 2016, Qualcomm menyodorkan mahar sebesar 38 miliar dollar AS, dan naik lagi ke angka 44 miliar dollar AS. Sayangnya, setelah melalui tahap review oleh badan regulasi China, proses akuisisi ini harus berhenti di tengah jalan.

Sebab, Qualcomm tak kunjung mendapat ijin dari regulator China, di mana negara tersebut menjadi wilayah pasar produk system-on-chip Qualcomm. Ada dugaan pula, kegagalan akuisisi ini diakibatkan oleh perang dagang AS-China yang diserukan Presiden Donald Trump awal tahun 2018.

Selain rencana Qualcomm sebagai subyek pembeli, Qualcomm juga sempat menjadi target akuisisi Broadcom. Broadcom beberapa kali mengajukan pinangan ke Qualcomm dengan harga yang fantastis, hingga mencapai 103 miliar dollar AS.

Jika saja akuisisi itu terjadi, bisa dipastikan menjadi akuisisi paling besar sepanjang sejarah, mengalahkan Dell-EMC. Namun hal itu gagal terwujud setelah titah Presiden Trump yang mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang akuisisi tersebut.

Alasannya, Trump khawatir jika akuisisi Qualcomm-Broadcom terwujud, maka keamanan nasional AS terancam.