Nilai saham Facebook yang merosot dan skandal data pengguna yang menimpa Facebook membuat posisi Mark Zuckerberg (CEO Facebook) sungguh terancam.
Bahkan, beberapa investor Facabook mendesak Zuckerberg untuk mundur dari posisinya sebagai chairman Facebook dan hanya menjabat sebagai CEO saja.
Para investor menilai Zuckerberg tidak sigap mengatasi berbagai skandal Facebook seperti skandal Cambridge Analytica dan campur tangan Rusia di Pilpres Amerika Serikat.
Sayangnya, desakan para investor itu ditampik oleh Zuckerberg karena Zuckerberg mempunyai kekuasaan sangat besar di Facebook.
"Saya pikir desakan ini sangat tidak masuk akal," kata Zuckerberg seperti dikutip Fox.
Dan memang, seorang pendiri Facebook Mark Zuckerberg mustahil dilengserkan oleh siapapun dari posisinya sekarang. Hal itu karena struktur saham Facebook yang berupa dual class, yaitu Class A dan Class B.
Saham kelas A bisa diakses investor umum dengan disertai kemampuan voting untuk berbagai keputusan penting perusahaan. Nah, saham kelas B dikontrol penuh oleh Zuck dan sekelompok kecil orang dalam.
"Perusahaan seperti Facebook pada dasarnya punya struktur saham yang menjadi benteng terhadap perubahan manajemen," kata Amy Borrus (Council of Institutional Investors (CII).
Jadi, apapun yang disarankan pemegang saham melalui voting untuk menlengserkannya, Zuckerberg akan selalu menang. Para pemegang saham memiliki jatah voting sebesar 70 persen dan 60 persen dipegang oleh Zuckerberg sendiri.
Sisanya, 10 persen dipegang oleh para pemegang saham.
"Semua hal tentang keputusan voting para pemegang saham, pada akhirnya, Zuckerberg yang akan memutuskan apakah akan menjadi mayoritas atau tidak. Ini sangat jelas," kata Jonas Kron dari Trillium Asset Management seperti dikutip Vox.
Source | : | Fox News |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR