Facebook semakin agresif mengumpulkan data lokasi pengguna. Jejaring sosial tersebut telah mendaftarkan beberapa inovasi teknologinya ke Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat.
Salah satu yang baru terkuak adalah “Offline Trajectories”. Teknologi tersebut memungkinkan Facebook memprediksi ke mana pengguna akan pergi dan kapan pengguna bakal offline.
Prediksi itu dibuat berdasarkan rekam jejak lokasi pengguna, serta orang-orang yang berada bersamanya di waktu sama. Dengan kata lain, Offline Trajectories mengorelasikan data lokasi pengguna satu dan lainnya untuk menciptakan probabilitas.
“Probabilitas transisi diprediksi berdasarkan data lokasi sebelumnya, dengan pluralitas pengguna yang berada di lokasi tersebut,” begitu deskripsi dokumen paten Offline Trajectories.
Mekanisme sederhananya bisa dilihat melalui tabel paten yang didemonstrasikan Facebook. Sang raksasa mula-mula mendeteksi lokasi pengguna, lalu mengkalkulasikan probabilitas transisi.
Selanjutnya, Facebook menghimpun metadata yang terasosiasi dengan pengguna untuk mengkalkulasi kemungkinan offline berdasarkan lokasi geografis. Terakhir, prediksi-prediksi itu dianalisis dan menjadi data yang siap hidang ke depan layar.
Pada 2016, Google Maps untuk Android sempat menguji fitur “Driving Mode” yang mekanismenya serupa, yakni meramalkan destinasi pengguna di masa depan berdasarkan rekam jejak.
Fitur itu memicu kontroversi karena dianggap terlalu dalam menghimpun data personal pengguna. Google lalu meredakan pro dan kontra dengan memastikan bahwa fitur tersebut hanya untuk membuat pemrograman lokasi ke “rumah” dan “tempat kerja”.
Data lokasi bisa dibilang sangat penting untuk para pengiklan. Aplikasi semacam Facebook dan Google pun menjembatani kebutuhan tersebut dan memonetisasi penggunanya setiap kali membuat perpindahan.
Secara kasat mata, memberikan akses lokasi ke aplikasi memberikan kemudahan bagi pengguna. Pengguna bisa diarahkan untuk ke destinasi tertentu, melihat data kemacetan, mencari restoran atau tempat-tempat terdekat, dan sebagainya.
Namun, jika Anda tak rela "diperalat" demi pengiklan, ada hal-hal yang bisa dilakukan di Facebook. Pertama, matikan layanan lokasi di aplikasi mobile. Instruksi detilnya bisa dicek di sini.
Untuk bentuk ekstrim, sebaiknya hapus aplikasi mobile Facebook dari ponsel. Anda bisa mengakses Facebook dari desktop saja ketika berada di rumah atau kantor saja, sebagaimana dihimpun BuzzFeedNews.
Jika Anda pengguna iPhone, ruang gerak iklan bisa dibatasi melalui “Limit Ad Tracking”. Cukup ke Settings, Privacy, Advertising, lalu aktifkan pembatasan pendeteksian iklan. Untuk pengguna Android, mekanismenya cukup ke Settings, Google, Ads, lalu aktifkan opsi “opt out of ads personalization”. Selamat mencoba!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR