Beberapa hari lalu, Asus mengumumkan pengunduran diri Jerry Shen dari kursi CEO Asus. Shen yang memangku jabatan tersebut selama 11 tahun, akan resmi mundur per 1 Januari 2019.
Perubahan struktur dan pergeseran fokus perusahaan ke pasar ponsel gaming disebut menjadi alasan mundurnya Shen.
Kabar ini menghembuskan rumor bahwa Asus akan menyetop produksi lini Zenfone demi fokus memenuhi kebutuhan ponsel gaming kelas high-end.
Namun, Asus segera membantah isu tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Asus mengatakan tetap akan melanjutkan produksi lini Zenfone, meski Shen telah mundur sebagai CEO.
"Di tengah kabar keraguan yang meningkat terkait kelanjutan lini Zenfone, kami mengonfirmasi bahwa kami akan melakukan terus mengembangkan seri Zenfone, sekaligus memperluas pasar ponsel gaming," jelas perwakilan Asus.
Asus sempat mengumumkan rencana transformasi mobile saat Shen mundur. Rencana tersebut diyakini menjadi langkah Asus untuk mengubah fokusnya dari smartphone "murah" di lini Zenfone ke smartphone gaming premium sekelas Republic of Gamers (ROG).
Shen sepakat akan rencana tersebut. Ia mengatakan bahwa strategi itu cukup tepat untuk mendongkrak divisi mobile dalam bersaing di industri smartphone. Asus menyadari masih kesulitan menggaet konsumen dan bersaing dengan vendor lain lantaran belum menemukan strategi yang cocok.
Perangkat gaming besutan Asus, termasuk ROG diklaim cukup sukses di pasar Asia. Asus juga disebut akan menelurkan semua lini ponsel ROG ke depannya dan menargetkan pasar berkembang untuk mobile esport seperti dikutip Gizmo China.
Perusahaan asal Taiwan itu akan meningkatkan investasinya dalam teknologi AI, IoT, dan wilayah komersil untuk memperkaya portofolionya yang selama ini hanya fokus pada perangkat pengguna.
Sebagai pengganti Shen, Asus saat ini dipimpin oleh dua CEO, yakni Sy Shu yang mengepalai divisi PC dan Samsun Hu, kepala bagian Global Customer Service. Keduanya menjabat sebagai co-CEO.
Sebagai restrukturisasi perusahaan, Asus disebut mengambil pinjaman sebesar 6,2 miliar dollar Taiwan (sekitar Rp 2,9 triliun), untuk menutup kerugian dari pembayaran royalti, invetaris, dan berbagai anggaran belanja termasuk dari perubahan strategi ini.
Asus juga disebut berencana melakukan merger dan akuisisi hingga 10 miliar dollar Taiwan (sekitar Rp 4,7 triliun) serta membangun bisnis AIoT untuk investasi dalam tiga tahun mendatang.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR