Facebook akan segera merealisasikannya mimpinya untuk menghadirkan iklan di aplikasi pesan WhatsApp pada tahun ini.
VP WhatsApp Chris Daniels memastikan iklan di WhatsApp akan hadir dalam waktu dekat dan akan tampil di tab Status di aplikasi. Status di WhatsApp memiliki kemampuan yang sama dengan Stories di Instagram dan Facebook.
"Iklan menjadi cara monetisasi utama WhatsApp. Iklan ini juga membuka kesempatan bagi pebisnis menjangkau lebih banyak orang," katanya.
Kabar mengenai kehadiran iklan di layanan WhatsApp sudah terdengar sejak beberapa waktu lalu. Salah satunya berasal dari WABetaInfo yang menyebut Facebook tengah bersiap membawa iklan untuk pengguna iOS.
Meskipun iklan sudah mulai membanjir WhatsApp, WhatsApp tetap mempertahankan sistem keamanan enkripsi pada fitur pesannya. Jadi, Facebook tidak akan memanfaatkan data para pengguna.
Namun, WhatsApp akan memanfaatkan nomor telepon yang terhubung dengan profil Facebook sehingga Facebook dapat menerapkan iklan yang lebih spesifik berdasarkan aktivitas pengguna.
Melenceng dari Misi Awal
Kehadiran iklan di WhatsApp itu sebenarnya bertentangan dengan misi awal saat Whatsapp didirikan. Kala itu, pendiri Whatsapp Brian Acton menyebut layanan Whatsapp akan selalu gratis dan tidak memunculkan iklan.
Namun setelah Facebook membeli Whatsapp senilai US$19 miliar, misi tersebut menjadi tidak relevan lagi. Bagaimana pun, Facebook tentu ingin mendapatkan hasil dari akuisisi dengan nilai dahsyat tersebut. Hal inilah menyebabkan Brian Acton memutuskan untuk mundur dari perusahaan.
Acton bahkan mundur dari WhatsApp dan Facebook sebelum kontrak kerjanya habis. Hal ini menyebabkan Acton tidak mendapatkan "uang pisah" senilai US$ 850 juta dari saham yang dimilikinya.
Namun uang sebesar itu tidak menyurutkan niatnya untuk keluar karena tidak setuju dengan rencana Facebook.
Acton menuturkan, Facebook memiliki rencana memonetisasi WhatsApp dengan memanfaatkan iklan tertarget. Jadi, perusahaan harus memiliki data spesifik dari para pengguna.
Tidak hanya itu, Facebook juga berencana untuk menyediakan piranti bisnis agar perusahaan dapat menjangkau langsung pengguna WhatsApp.
Namun, piranti ini membuat fitur end-to-end encryption di aplikasi tersebut harus dimatikan. Acton pun menyesal dengan keputusannya bergabung dengan Facebook.
"Saya menjual privasi pengguna untuk keuntungan lebih besar. Saya sudah membuat keputusan dan berkompromi, dan saya hidup dengan [rasa bersalah] itu setiap hari," tuturnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR